Semakin ketat

59 3 2
                                    

I'm back!

How are you?

Part ini sangat panjang: Khusus untuk kalian pren!! 🤗🤗

Aku minta support dengan cara vote dan commet di bagian part yang kalian suka ya?

Itu aja, boleh ya?

"HAPPY READING"

•••

Flashback

“Terima kasih Mbak,” setelah mengucapkan kalimat tersebut kepada seorang penjual mangga — Tiara membalikkan badannya, maniknya yang indah berpendar pada jalanan yang kian padat oleh kendaraan yang berlalu lalang.

Saat ini Tiara sedang berada di sebrang jalan SMA Panglima Bangsa — dengan inisiatifnya sendiri Tiara membelikan beberapa buah mangga untuk sahabatnya yang sedang datang bulan itu. Sebenarnya Tiara tidak tahu apa manfaat buah mangga untuk orang yang sedang datang bulan, tapi yang pasti buah mangga itu kesukaannya dan tentunya sehat.

Sebenarnya Alesha itu suka sekali makanan pedas, terutama saat datang bulan seperti sekarang. Tapi Tiara tidak berniat membelikannya makanan itu. Bisa-bisa saja sih, kalau dia masih punya banyak nyawa untuk menghadapi kakak posesif dari sahabatnya itu! Dan jangan harap dia akan selamat kalau melakukan hal nekat itu.

Di trotoar — Dengan posisi berdiri, Tiara  meremat kuat kantung keresek berisikan buah mangga. Bibirnya yang ranum dia ulum — wajahnya kian memucat karena gugup. Oh, Tiara hampir lupa kalau dia itu termasuk orang yang tidak bisa menyebrang. 

Lalu bagaimana cara dia bisa menyebrang untuk membeli buah mangga? Tentu saja di bantu oleh satpam sekolah. Dan sekarang, justru Tiara tidak menemukan keberadaan satpam sekolah itu.

Sial! Bahkan kakinya mulai gemetaran sekarang. Tiara berharap tidak ada orang yang menyadari hal itu.

Dia celingak-celinguk, berharap ada seseorang yang bisa dia mintai bantuan. Sialnya lagi, tidak ada seorangpun yang peduli dengan cewek itu, mereka bahkan tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Lebih tepatnya, tidak ada yang menyadari bahwa Tiara kesulitan menyebrang, karena sedari tadi jalanan memang padat, dan mereka mungkin saja mengira cewek itu tengah menunggu jalanan sepi untuk menyebrang.

“Dasar manusia gak ada yang peka!” Gerutu Tiara dalam hatinya.

Salah Tiara juga sih, kenapa tidak berinisiatif langsung minta tolong. Duh, memang jadi cewek maunya di mengerti aja sih?

“Apa gue beraniin diri aja ya?”

“Tapi gue engga berani.” cicitnya.

Sa, andai lo tau perjuangan sahabat lo ini!”  lanjutnya dalam hati.

Bukannya mencari solusi untuk masalahnya sekarang, dia malah mengambil ponselnya — memotret dirinya sediri yang tengah dilanda kesulitan, lalu mengirimkannya pada Alesha.

Ceklis satu. Tiara menghela nafas lelah. Memasukan kembali ponselnya pada saku.

Nyaris lima menit Tiara berdiri di sana bak anak yang tengah hilang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang