Happy reading.
-
-Perjalanan yang cukup panjang menurutnya, setelah beberapa minggu dirinya tak habis-habisnya mengisi waktu dengan kesibukan belakangan ini. Mulai dari Kampanye, pemilihan ketua Osis, hingga pelantikan. Gadis itu benar-benar tidak percaya bahwa dirinyalah ternyata yang terpilih menjadi ketua Osis, dan tentunya atas dukungan mereka semua.
Benar-benar kerja keras sampai saat ini. Tapi perjalanan belum selesai. Dirinya juga belum diberi jabatan resmi dan baru saja selesai pelantikan beberapa hari yang lalu.
Alesha tak tahu kedepannya akan seperti apa, yang jelas dia akan selalu belajar. Belajar menjadi pemimpin yang baik seiring berjalannya waktu. Tentunya diiringi dengan dukungan teman-teman yang lain, dan juga bimbingan senior yang tentu saja sudah profesional.
Beberapa hari ini guru sedang mengadakan rapat, jadi sekolah diliburkan sementara dan tentu saja serah terima jabatan pun belum dilaksanakan secara resmi.
Alesha sedang berkutat dengan laptopnya sekarang ini, entah libur begini saja dirinya tetap saja banyak kesibukan.
Sesekali mengelus perutnya yang terasa keroncongan. Alesha beranjak dari sofa berjalan sempoyongan ke arah dapur, membuka tutup saji ternyata tidak ada satupun makanan. dirinya beralih pada kulkas, nihil, stok sudah menipis dan dirinya lupa berbelanja.
Alesha kembali menghampiri laptopnya yang tergeletak pada meja di ruang tengah, mengotak-atiknya kemudian mengsave file yang baru stengah dia kerjakan. Gadis itu kembali merapikan laptopnya, berjalan menaiki tangga berniat menaruh laptopnya di kamar.
Alesha menghampiri Mama Dania yang sedang menyirami tanaman di belakang rumah.
"Mama,"
Mama Dania menoleh, tersenyum manis ke arah putrinya.
"Kenapa sayang?"
"Stok di kulkas udah pada abis. Alesha mau belanja, Mama mau nitip apa?"
"Stok udah abis? Ya Allah, maaf ya mama lupa belanja sayang."
"Gak papa Ma, ini Alesha mau belanja. Mama mau nitip sesuatu? Biar Alesha beliin sekalian,"
Mama Dania menghentikan keran. "Mama enggak mau nitip apa-apa deh kayaknya. Kamu tolong beli aja bahan-bahan yang udah abis di kulkas ya? Ini uangnya." Mama Dania meronggah saku celananya, kemudian memberikan beberapa uang kertas berwarna merah kepada Alesha.
"Enggak usah Ma, pake uang Alesha aja cukup ko."
Mama Dania berdecak kecil, memaksa Alesha untuk menerimanya.
"Buat jaga-jaga aja takutnya kurang,"
Alesha menghela nafas. Sebenernya uang yang di berikan Gibran pun masih cukup, cukup banget malah untuk uang belanja. Tapi yoweess gapapa lah.
"Yaudah kalo gitu. Alesha pamit dulu ya." Alesha mencium punggung tangan Mama Dania.
"Mau naik apa kesana? Sama Gibran aja,"
"Gibran belum pulang Ma, Alesha bawa motor Scoopy aja sendiri."
"Yaudah kalo gitu. Hati-hati bawanya, jangan ngebut-ngebutan."
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN ALGHAFRI
Fiksi RemajaGibran, Seorang pria bernama 'Gibran, dengan nama panjang Alghafri. Sosok Kaka laki-laki yang sangat menyayangi adiknya, selalu ada untuk adiknya, over protective, dan tidak mudah membiarkan pria mana pun bisa dengan mudah menyantuhnya. Kedekatan me...