Kelakuan Alesha

522 43 39
                                    

Happy reading!

Skrinshoot bagian yang kamu suka!
Share ke temen-temen kamu ya.

-
-


Alesha membuang muka, tidak berani menatap Gibran yang sedari tadi menatapnya tajam. menyantap makanan pagi dengan gugup tanpa melirik cowok itu yang memberengut kesal.

Mama Dania tak henti-hentinya tertawa karena melihat model rambut Gibran yang sama persis seperti Mail pada serial kartun si kembar botak. Alesha lah pelaku dari itu semua. kemarin, niatnya gadis itu akan memotong rambutnya seperti cowok-cowok Korea gitu, yang mempunyai ciri khas poni belah, tetapi nihilnya hasil karya gadis itu diluar ekspektasi.

"Ya Allah nak, ganteng banget kaya Mail," Ujar Dania tak henti-hentinya terkekeh. bahkan tadi sempat terdesak karena melihat wajah murung yang Gibran tunjukkan.

Gibran memutar bola matanya. "Demi Allah. kapok gue Sa," Ucap Gibran dengan wajah lesunya.

Alesha terkekeh kecil. "Ya, Maaf. Gue juga gak niat bikin rambut lo kaya gitu, tapi gue nya kurang profesional hehe," Ujar Alesha merasa tidak berdosa. semalaman ia menertawai hasil karyanya itu, namun melihat wajah Gibran yang sangat terlihat badmood, ia sedikit merasa bersalah.

"Daripada model kaya gini, mending botak gue," Ucap Gibran sambil memasukan nasi pada mulutnya dengan kasar.

"Botakin aja Sa, dia yang minta tuh. keluarkan bakat kamu," Papa Rehan terkekeh mengejek. Salah besar kalau dia tidak ngakak dengan model rambut anak sulungnya.

Gibran menggeser bangkunya. "Jangan macem-macem!" Tukasnya menggelidik.

"Malem kemaren di kasih susu, kemaren rambut gue malah di potong kaya mail gini. Gini amat punya adek," Ucap Gibran sambil memainkan rambut poninya.

Semuanya terkekeh mendengar ocehan Gibran, setelahnya mereka langsung bergegas berangkat sekolah. Gibran sudah sembuh dan sekarang dia bisa sekolah seperti biasa, lagian juga sekarang sedang banyak kegiatan di sekolah.

°°°

Gibran memarkirkan motornya pada parkiran sekolah, sesekali melirik gadisnya yang menahan tawanya.

"Puas lo?" Ucap Gibran berekspresi jutek.

Alesha mengangguk, detik selanjutnya langsung menggeleng kuat. Gibran menepuk kepala Alesha pelan, kemudian mengenggam tangan gadis itu, melangkah pada sekitaran kolidor dengan tangan yang saling menggenggam.

"Belajar yang bener. pulang sekolah masih ada kerjaan, jangan pulang dulu."

Alesha mengangguk mengiyakan, kemudian langsung memasuki kelasnya.

Setelahnya, Gibran melenggang pergi.

Langkah Gibran terhenti kala berada di ambang pintu kelasnya, mula-mula kelas yang begitu suruh itu mendadak diam. Bisikan-bisikan yang samar-samar terdengar pada telinganya. lalu kembali melangkahkan kakinya duduk di bangku miliknya.

Menoleh pada sesisi kelas yang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing, melirik bangku sebelah tempat dimana sahabatnya itu duduk pun masih kosong.

Tak lama, ponselnya berbunyi dentingan menandakan notifikasi masuk. dengan cepat Gibran mengeceknya.

Ricard: 🐐🔪

Gibran mengangkat alisnya, kembali menaruh ponselnya tanpa membalas pesan tersebut.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang