HALLO BROWH! JANGAN LUPA VOTMEN NYA YAAAWW!!
FOLLOW JUGA YA❤️
Kacamata yang masih tersemat untuk menutupi matanya itu masih berada di tempatnya. Di tangan kiri nya, lelaki itu masih menggenggam erat sebuah wadah kayu rotan yang berisikan bunga-bunga mawar yang baru saja di beli olehnya sebelum memasuki pemakaman umum ini.
Laki-laki itu nampak enggan membuka kaca mata hitamnya sedikitpun, bahkan saat ini tubuhnya bergetar hebat, tangannya pun semakin meremas kuat genggaman wadah kayu rotan tersebut.
Pandangan ia turun, ia pun menghela nafas panjang sebelum akhirnya tubuh tegapnya itu meluruh untuk duduk di sisi makam kecil itu.
Tidak ada suara, Rehan masih nampak kelu untuk berbicara nafasnya pun tidak teratur karena menahan sesak yang sedari tadi menggerogoti dirinya.
Menaruh wadah berisikan bunga itu di sisi makam. Rehan perlahan membuka kacamata hitam yang sedari tadi ia pakai, dan terlihat jelas mata Rehan memerah saat ini.
Rehan memalingkan wajah sebelum ia kembali menatap gundukan tahan coklat legam di hadapannya ini. Dada nya terasa tercelos ribuan panah saat ia menoleh pada batu nisan yang nampak usang itu.
Tak sadar ia menintikkan air matanya saat membaca nama yang terpampang jelas di batu nisan tersebut. Nama orang yang sangat ia cintai, yang selalu ia tunggu kehadirannya saat masih di kandungan, dan ia cintai sampai akhir hayat.
Rehan, sangat merindukan gadis kecilnya.
Perlahan tangan lelaki itu naik mengusap batu nisan yang dipenuhi tanah kering itu, mata nya pun kembali menintikkan air matanya. Tubuh nya kembali bergetar hebat, tak kuasa menahan sesak yang sedari tadi merutuki tubuhnya. Akhirnya tangis Rehan pecah begitu saja.
"Maafkan Papa..., Maaf sayang..., Maaf!" Lirihnya diiringi dengan Isak tangisnya.
Rehan menunduk dengan tangan yang masih berada pada batu nisan itu. Ia menatap tanah coklat itu dengan jarak yang lumayan dekat.
"Sayang? Kamu sama siapa di dalam sana?"
"Takut ya?" Isaknya lagi.
"Papa disini cantik... Papa disini.., Papa kembali untuk kamu setelah 16 tahun lamanya Papa ninggalin kamu sendirian..,"
"Kamu marah sama Papa?" Rehan mencengkram kuat tanah kuburan itu, urat-urat tangannya pun kian menonjol.
"Semoga kamu engga marah sama Papa yang bodoh ini."
Kelopak mata Rehan tertutup sebentar, cairan bening itu menetes pada tanah.
Rehan mengangkat pandangannya. Ia mengusap air matanya dengan tangan kotor akibat tanah yang ia cengkram.
Perlahan tangan kekar itu meraih wadah rotan yang berisikan bunga-bunga mawar itu, dia tersenyum saat menaburkan bunga-bunga mawar itu pada kuburan kecil itu.
"Kamu mau tau Mama kamu?"
"Mama kamu cantik banget, wajahnya mirip seperti kamu. Cantik, hidungnya mancung banget mirip sama kamu."
Rehan menghela nafas. "Kamu pasti pengen ketemu Mama ya, sayang?"
"Sebelumnya papa minta maaf, identitas kamu masih papa rahasiakan sejak dulu. Maaf... Papa masih butuh waktu untuk ungkap semua yang terjadi di masa lalu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
GIBRAN ALGHAFRI
Teen FictionGibran, Seorang pria bernama 'Gibran, dengan nama panjang Alghafri. Sosok Kaka laki-laki yang sangat menyayangi adiknya, selalu ada untuk adiknya, over protective, dan tidak mudah membiarkan pria mana pun bisa dengan mudah menyantuhnya. Kedekatan me...