Dasar posesif!

590 44 104
                                    

HAPPY READING!
-
-


Gadis dengan seragam sekolah lengkap beserta almamater biru tua. Gadis itu menatap wajahnya dari pantulan kaca seraya membenarkan hijabnya yang sedikit berantakan, memoleskan sedikit sunscreen pada wajahnya agar sedikit lembab, memoleskan sedikit liptint pada bibir mungilnya guna membuat bibirnya tidak terlihat pucat.

Menyaut tas ranselnya yang tergeletak pada rajang. Gadis itu segera keluar dari kamarnya untuk sarapan. Gadis itu menutkan kening saat melihat Dania berjalan menaiki tangga dengan membawa senampan bubur dan air putih. Dania tersenyum kearahnya.

"Ini buat siapa Ma?" Tanya Alesha seraya menunjuk pada nampan yang dibawa Dania.

"Buat Gibran sayang, tadi subuh Mama bangunin dia sholat, tapi dia ngeluh sakit katanya," Balas Dania.

Alesha mengangguk. Dia mengambil alih nampan yang dibawa oleh Dania. "Biar Alesha aja ya Ma."

"Gak usah sayang, kamu sarapan aja, takutnya nanti telat ke sekolahnya," Ucap Dania mencegah.

Alesha menggeleng. "Gakpapa, lagian masih pagi ko."

Dania menghela nafas. "Yaudah kalo gitu, Mama ke bawah dulu ya?" Alesha mengangguk, dan langsung memasuki kamar Gibran yang terletak tidak jauh dari Kamarnya.

Alesha memasuki kamar Gibran dengan hati-hati, dia melihat Gibran yang terbaring di kasur dengan posisi membelakanginya. Selimut tebal pun masih terbalut di tubuhnya dengan lekat.

Alesha menghela nafas, perlahan dia mendekat kearah Gibran dan manaruh nampan tersebut pada nakas. mendudukan dirinya pada tepian ranjang kasur cowok yang masih tidur dengan posisi membelakanginya. Alesha menatap laki-laki itu sedikit ragu, apa benar dia sakit?

Alesha mengulurkan tangannya, menyentuh permukaan kening Gibran dengan punggung tangannya, Alesha berdesis pelan kala merasakan suhu tubuh laki-laki itu sangat tinggi.

Gibran yang merasakan kalau ada seseorang itu membuka matanya secara perlahan, membalikkan badannya, menatap gadis dihadapannya tanpa sepatah kata.

"Eh, Sorry. lo keganggu ya?" Gibran menggeleng lemah.

"Lo mau sekolah ya? Hari ini kayanya gue gak masuk Sa, gue gak enak badan rasanya," Kata Gibran. Suara laki-laki itu terdengar sangat serak.

Alesha mengangguk. "Gapapa, nanti gue naik kendaraan umum aja "

"Lo makan dulu Gib, Mama masakin Lo bubur."

"Suapin ya?" Pinta Gibran sehingga membuat Alesha memutar bola matanya. Kumat deh manjanya.

Terpaksa Alesha mengangguk, lalu membangun laki-laki itu untuk duduk. Setelahnya Alesha menyuapi Gibran dengan telaten. Sesekali mengelap bibir Gibran yang terkena sisa-sisa bubur yang ia makan dengan tisu.

"Makan lagi," Ucap Alesha sambil menyodorkan sesendok bubur kepada Gibran. Gibran tak kunjung membuka mulutnya sehingga membuat Alesha berdecak kesal.

"Kenapa lo mau urusin gue?" Kata Gibran tiba-tiba membuat Alesha mendongak, mengangkat alisnya pertanda tidak mengerti.

"Waktu malem lo bilang, kalo gue sakit, Lo ogah urusin gue?" Kata Gibran dengan alis terangkat sebelah.

"Gak usah bahas itu. gue waktu malem lagi kesel aja sama lo." Ketus Alesha mengingat kejadia kemarin yang membuatnya kesal setengah mati.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang