Bakso = Baikan

1.2K 84 43
                                    

HAPPY READING!!


Setelah melakukan hal yang memalukan itu di Rooftop sekolah, gadis itu Langsung berlari cepat ke arah parkiran sekolah. Dirinya tidak kuat lagi dengan sorakan anak-anak futsal itu, Apalagi Fahmi. Kapten dari tim futsal itu, laki-laki itu terus melemparkan pertanyaan yang tidak berfaedah dan tentu saja menyebalkan.

Di sepanjang perjalanan pulang dan akhirnya sampai ke rumahpun gadis itu tidak berbicara sedikitpun, sudah bisa di pastikan gadis itu pasti marah.

"Jangan di tekuk gitu mukanya, tambah jelek," Ujar Gibran mengerjai gadis itu, wajah yang tadinya sudah terlihat memerah padam itu jadi lebih merah padam sekarang.

Gibran terkekeh dan menerima uluran helm yang diberikan Alesha dengan kasar. "Gimana? Menikmati hukumannya?" Alis Gibran naik turun.

"Mana ada hukuman yang nikmat. Malah gue ke siksa," Balas Alesha kesal, wajah gadis itu terlihat lebih imut jika sedang marah, sehingga Gibran gemas ingin mencubit pipi gembulnya itu. Namun ia tahan, ia tak ingin membuat gadis itu lebih kesal lagi.

"Yaudah sana masuk. gue izin keluar bentar," Gibran kembali menyalakan mesin motornya, bersiap untuk melesatkan motor kesayangannya itu.

"MAU LAMA PUN, GUE GAK PEDULI!" Kesal Alesha, Gadis itu langsung memasuki rumah dada yang kembang kempis.

"Nanti nangesssssss....," Sahut Gibran, ia terkekeh. lalu dengan cepat laki-laki itu mengendarai motornya.

Alesha berjalan lesu ke arah Dania, "Kenapa sayang? Dania merangkul anak gadisnya untuk duduk bersamanya. Terlihat wajah gadis itu tengah menaham amarah.

"Anak mama ngeselin banget ya," Kata Alesha lesuh, dirinya benar-benar kesal. Sementara Dania menyengirkan keningnya bingung.

"Siapa? Gibran?" Alesha mengangguk, "Oalah kenapa lagi? Berantem Mulu perasaan," Dania terkekeh.

"Dia itu yah, bener-bener bikin aku gregetan pengen makan dia aja sekalian," gerutu Alesha, Dania langsung mengelus pucuk kepala anaknya dengan lembut.

"Jangan asal ngomong, Gibran itu lumayan ganteng, bisa-bisa kamu terpesona sama dia," Ujar Dania menggoda anaknya, sedangkan Alesha, bukannya gadis itu teribur, malah gadis itu semakin kesal.

"Gak banget deh, dia bukan tipe Alesha. Udah deh, Alesha mau ke kamar," Gadis itu beranjak dari sofa, lalu berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

Dania menggelenggkan kepalanya, lalu melanjutkan untuk membaca majalah.

****

Gibran menghantikan motornya, dan langsung memarkirkan motor nya pada parkiran sebuah Restourant. Terlihat nama dari Restourant tersebut, namanya adalah Restourant Cardbark terlihat unik, dan lebih banyak berpenghuni anak muda di dalamnya.

Gibran tertegun melihat Restourant tersebut yang terlihat ramai. Terutama pada malam hari nanti, "Wes, betah aku!" Ujar Gibran tersenyum.

Gibran melangkahkan kakinya masuk ke dalam Restourant, sesekali menyapa pelayan yang sedang bekerja disana. Dirinya celingak celinguk mencari keberadaan seseorang yang tengah ia cari, sudah ia hubungi namun tidak ada balasan dari orang tersebut.

"Cari apa ya, Mas?" Gibran sontak membalikan tubuhnya. "Ah.., Maaf mbak, saya cari Ricard, ada?" Tanyanya pada sang pelayan.

"Mas Gibran?" Tanya sang pelayan.

GIBRAN ALGHAFRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang