"Neesan ?",Chifuyu membulatkan matanya tatkala melihat y/n penuh dengan darah terjatuh itu.Dia berlari ke tubuh setengah bernyawa itu.
Shinichiro menoleh ke asal suara anak kecil itu,tatapannya menunjukkan kesedihan.Di genggamannya terdapat arumanis lalu dia menjatuhkannya begitu saja.
Tepat sebelum Shinichiro membawa y/n pergi,datanglah Wakasa yang terengah engah mencoba mengatur deru napasnya,bajunya penuh dengan bercak darah.Wajah tampannya penuh dengan lebam.Netra hitamnya tak percaya apa yang ada didepannya ini.
Sungguh hari yang sial,Wakasa hari ini dia berkelahi dengan orang yang cukup banyak.Namun dengan kemampuannya itu dia bisa mengatasinya sendirian tanpa bantuan orang lain.
Wakasa menatap sinis Shinichiro dan menghampiri tubuh y/n yang sudah bernapas pendek itu.Wakasa kemudian memegang pergelangan tangan gadis itu.
"Dia masih hidup",katanya sembari mengembuskan napas kasar.Sepertinya Wakasa bersyukur akan hal itu dia dapat bernapas sedikit lega.
Shinichiro dengan cepat menekan nomor ambulance,namun tak segera diangkat oleh pihak rumah sakit.Pusat kota sedang keadaan macet akibat festival musim panas jadi itu adalah hal yang wajar.
"Hei berapa lama lagi mereka akan datang ?",Wakasa mencoba bertanya kepada Shinichiro.
"Jalanan sedang macet,sangat sulit kendaraan untuk lewat karena semua akses jalan telah ditutup",keluhnya.
Wakasa berdecih kesal,bisa bisanya mereka datang begitu lama.
Emma dan Mikey kemudian datang membawa bungkusan kertas berwarna coklat dan menyodorkannya kepada Wakasa.
"Darimana saja kalian!",gertak Shin.
"Apakah Aniki sudah lupa ? Emma sangat takut melihat darah",Mikey mencoba mencari alasan yang tepat untuk mengelak.
Emma bersembunyi dibalik punggung Mikey sembari memegang tangannya sangat erat.Dia melihat ekspresi kakaknya yang sedikit kesal tentang itu.
"Kau tahu kan ?,bahwa anak kecil tidak boleh berjalan sendirian tanpa pengawasan orang dewasa",Shin mencoba menasehati kedua adiknya itu.
"Dan lagipula aku juga kasihan pada kakak itu,dia sepertinya mengalami hal sulit kali ini",jelas Mikey sekali lagi.
Wakasa membuka bungkusan itu,isinya adalah perban,plester dan cairan pembersih luka.Cukup sementara untuk memberikan pertolongan kepada y/n.
Chifuyu sedari tadi terduduk disamping y/n.Perasaan kosong dan shock menghampirinya bukannya rasa takut ataupun sedih.
Ia tak tahu mengapa hari ini harus terjadi.
Wakasa sangat merasa geram dan sedang badmood,dia ingin sekali menonjok wajah pelaku yang membuat y/n seperti ini.
"Hei apakah kau memukulnya ?",tanyanya kepada Shinichiro dengan sedikit penekanan.
"Aku sungguh tidak paham masalah perempuan",ujarnya sambil memasang wajah sweatdrop
Hikari menghilang entah kemana,bak ditelan bumi.Tidak ada yang tahu kemana kakak y/n pergi.Mungkin karena Shinichiro berada disitu Hikari merasa malu untuk menampakkan dirinya.
"Yang memukuli mereka adalah perempuan bukan laki laki,aku melihat kakak perempuan tinggi menghajar kakak itu",ucap Emma dengan polosnya.
"Apa ?",Wakasa tidak percaya dengan perkataan Emma barusan.
"Aniki tidak mampu berkelahi jadi selama ini dia hanya bisa diam terpojok"
"Sungguh payah",ejek Mikey.
KAMU SEDANG MEMBACA
(失) 𝐆𝐈𝐑𝐋 𝐅𝐑𝐎𝐌 𝐓𝐎𝐊𝐘𝐎
FanfictionY/n sedang berjuang melawan masa lalunya yang kelam dengan berbagai macam cara akan tetapi dia sulit untuk menghadapinya sendirian walau terkadang kakak angkatnya mencoba memberinya semangat dan dorongan untuk itu Highest rank 17 in Tokyo Revengers...