#9

265 33 4
                                    

"Aku mohon jadilah pacarku",perempuan bertinggi 160 cm itu memohon di depan Wakasa.

Laki laki didepannya itu membuka mulutnya kaget,

"Apakah kau sudah gila ?",timpal Wakasa

Perempuan itu masih saja membungkukkan badannya sambil menunggu jawaban dari sang laki laki.

"Aku menyukaimu",kata itu perempuan sekali lagi.

Wakasa yang pipinya diperban dan wajahnya penuh dengan plester menyisakan kelebaman biru disana hanya bisa berbicara terbatas.

"Tapi maaf sebelumnya aku tidak suka",jawab Wakasa.

Perempuan yang bernama Chizue Nanako masih berdiri didepan Wakasa.Dari kejauhan y/n melihatnya dari balik pohon sembari membenarkan topi dan maskernya.

"Bodoh",umpat perempuan sedikit gemuk itu.

"Maaf sebelumnya,kau tidak penting bagiku",Wakasa meninggalkan Chizue begitu saja.

Chizue hanya terdiam mematung setelah mendengar itu,

"Ayo kita pergi",ajak Chiharu yang sedari tadi duduk di bangku taman sembari berpura pura menjadi pengunjung taman.

Kedua perempuan itu melesat jauh,sedangkan y/n masih mengepalkan tangannya sembari melihat mereka berdua yang tertawa satu sama lain.

"Jangan y/n",ucap hikari sembari menepuk bahu y/n.

"Bisa bisanya kalian masih tertawa,aku kesusahan selama ini dan kalian bahagia sungguh tidak adil",y/n mengindahkan ucapan kakaknya itu.

Y/n mencoba berlari dan menendang bokong mereka berdua,

Namun belum sempat menyentuh kaki mereka ada yang membungkam mulutnya dan membawanya ke sudut gang.

"Apakah kau merasa ada yang mengikuti kita ?",tanya Chizue sambil menengok ke wajah anak perempuan berambut karamel itu.

Chiharu menoleh ke belakang tapi tak ada siapa siapa disana.

"Mungkin hanya perasaanku saja",Chizue membenarkan rambut panjangnya sembari berjalan lagi.

"Dimana otakmu bodoh",Wakasa menepuk topi y/n.

"Sialan kau Waka",Y/n memukul ulu hati laki laki itu,namun ditahan olehnya dengan tangan kanannya.

"Apa yang kau lakukan disini bocah gila",tanyanya.

"Lalu kau sendiri apa yang kau lakukan disini ?",tanya Y/n.

"Tidak ada"

"Dasar penguntit",y/n menepuk punggung Wakasa dan itu membuat sang pemilik punggung mengerang kesakitan.

"Hei apa yang kau lakukan!,punggungku belum sembuh",teriaknya sinis.

"Persetan",Y/n menaruh tangannya di saku dan Wakasa berjalan beriringan disampingnya.

Wakasa memasang wajah kesalnya,

"Ini tentang wanita yang berbicara denganmu tadi",Y/n memasang wajah murungnya.

"Jadi kau melihat kejadian tadi ?",tanyanya

"Tentu saja bodoh",y/n tertawa terbahak bahak.

"Jadi kau cemburu ?",Wakasa menahan tawa.

Y/n mengeluarkan judonya dan berhasil menjatuhkan Wakasa ke tanah hanya dalam waktu 2 detik saja.

"Aku memiliki urusan dengan wanita itu dan kau malah menghalangiku DASAR SIALAN!!",Y/n murka sembari menendang nendang kerikil di depannya.

Wakasa memasang wajah sweatdropnya sembari ketakutan,kini rasa sakit itu sudah tidak terasa lagi digantikan dengan ketakutan Wakasa terhadap tatapan Y/n yang tajam.

"Jalang itu harus aku singkirkan secepatnya",kata Y/n sembari meninggalkan Wakasa yang masih tersungkur.

"Perempuan itu bodoh",Wakasa menghembuskan napasnya dengan kasar.

Y/n berlari meninggalkan Wakasa yang masih posisi terlentang sembari menghirup napas perlahan lahan.

Wakasa masih lelah,jadi dia membiarkan y/n pergi begitu saja.

"Oi babi tunggu aku!!",teriaknya sembari mengangkat tangannya keatas.

Sesampainya di trotoar perkotaan y/n kehilangan jejak Chizue,banyak sekali orang yang berlalu lalang disana.Karena ini adalah waktu jam kerja makanya banyak sekali orang kantoran yang lewat dan itu membuat y/n kesal.

"Sial",umpat y/n.

Kehilangan jejak mereka berdua sama saja kehilangan kesempatan untuk balas dendamnya.

"Bukankah sudah kubilang jangan gegabah"

"Akulah yang akan membunuh mereka"

"Jadi buanglah pisau lipat yang selama ini kau bawa di saku celanamu itu"

"Apakah kau ingat kesepakatan kita minggu lalu ?"

"Kubilang jagalah Shinichiro Sano,jangan sampai dia mati"

"Sebagai gantinya aku akan membunuh mereka jika kau berhasil melakukan tugasmu!"

Hikari mengoceh tak henti hentinya di samping y/n.

"Sudah kubilang aku tidak mengetahui dimana orang itu berada!"

"Dia menghilang sejak dipukuli oleh Wakasa san",y/n mencoba mencari argumen yang konkret untuk mengelak dari perkataan kakaknya itu.

"Temuilah Akashi dia pasti tahu tentang orang itu"

"Itu tidak semudah membalikkan telapak tangan,keluarga Akashi akhir akhir ini mereka memiliki masalah"

"Semenjak Haruchiyo membuat masalah, Takeomi san tidak pernah menampakkan dirinya di rumah itu lagi"

"Kedua adiknya meninggalkan marga Akashi dan menggunakan nama marga lain",jelasnya lagi

Y/n berbicara seadanya kepada Hikari,

"Takeomi hanya berpihak pada adik perempuannya yaitu Senju"

"Aku yakin dia sedang tinggal bersama Senju sekarang"

"Dan Wakasa pasti tahu dimana Takeomi tinggal,aku yakin untuk itu"

Hikari mencoba menepuk bahu Y/n,

"Mustahil,untuk menanyakan hal tersebut kepada Wakasa san"

Hikari mengernyitkan dahinya bingung,

"Wakasa san adalah orang yang tidak suka diganggu privasinya"

Memang selama ini Wakasa adalah orang yang selalu menjaga informasi masa lalunya dan latar belakang tentang dirinya dengan benar.Dia tidak ingin informasi identitasnya bocor di tangan orang yang salah.

Hikari tersenyum tipis,

"Berjuanglah y/n chan aku akan mendukungmu dari belakang!",kata Hikari sebelum dirinya menghilang menyatu dengan udara.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(失) 𝐆𝐈𝐑𝐋 𝐅𝐑𝐎𝐌 𝐓𝐎𝐊𝐘𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang