#1

1K 67 4
                                    

Diruangan dengan nuansa jepang klasik dan dengan katana warisan turun temurun yang diletakkan di tembok serta sarung tinju yang telah dipakai kakek tua itu,mereka juga telah menggunakan pakaian bela diri sama seperti orang yang berdiri dihadapannya kini.

Itu karena hari ini adalah jadwal latihan bela diri mereka

Kakek tua itu menatap tajam ketiga anak didepannya kini.

"MANJIRO"

"SHINICHIRO"

"EMMA"

"MULAI SEKARANG KALIAN ADALAH SAUDARA",kakek tua itu berkata kepada mereka bertiga.

Lantas itu membuat anak pirang yang sedang mengemut permennya itu bingung.

"Tunggu tunggu siapa dia",tanyanya bingung.

Anak perempuan dengan rambut pirang sebahu itu terus menunduk menangis tak tahu apa yang harus dilakukannya,dia berusaha beradaptasi di rumah barunya kini.Dia sedang berusaha menerima kenyataan

"Berhentilah menangis dan lihatlah kakakmu yang tampan ini",ucap laki laki yang menggunakan seragam sekolah.

"Tampan apanya,rambutmu sangat aneh",perkataan anak rambut pirang disampingnya terlalu jujur.

Shinichiro menatap adiknya itu dengan tatapan membunuh.

Jujur hanya Shinichiro seorang yang tidak memakai pakaian bela diri,dia masih menggunakan seragam sekolah dan tas yang dia letakkan di sudut ruangan.

Emma terus saja menangis menenggelamkan kepalanya di pergelangan tangannya.

"Bisakah aku berbicara dengan Jichan sebentar",usulnya meminta ijin kepada laki laki pendek tua itu.

Shinichiro mengekori laki laki tua yang lebih pendek darinya itu menuju suatu ruangan yang didalamnya terdapat meja dan kursi.

"Duduklah",titahnya.

Shinichiro kemudian duduk dan menuangkan teh hijau untuk kakeknya itu.

"Ada hal yang ingin kau sampaikan",tanyanya sambil menyesap teh hijau matcha yang disodorkan oleh cucunya itu.

"Ini tentang Emma"

"Darimana kau menemukan anak itu",tanyanya itu sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

"Dia adalah anak pelacur yang ottousan sewa,sebelum kembali ke Amerika dia menyerahkan Emma kepadaku",wajah Shinichiro tertunduk

"Ayahmu memang tidak pernah berubah",laki laki tua itu menghembuskan napasnya pelan.

"Aku menemukan Emma di bandara"

"Apa kau tahu dimana ibunya ?"

"Wanita itu pernah tinggal di Shibuya,dia adalah seorang kriminal menengah penjual Heroin"

"Jadi begitu",Kakek Sano berpikir sejenak sambil memejamkan matanya.

Dia melepaskan sarung tinju yang dari tadi masih menempel di tangan dan kepalanya.

"Semua keputusan berada di tanganmu sendiri",dia mengatakan hal itu.

Shinichiro hanya terduduk sambil menundukkan wajahnya yang masam.

"Jadi apa kau sering bertemu dengan wanita itu ?"

"Aku telah bertemu dengannya beberapa kali",yakinnya sambil mengepalkan tangannya.

"Aku tidak mengetahui apa yang dipikirkan oleh ayahmu itu"

"Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan agar dia tersenyum",ucap Shinichiro yang baru berusia 14 tahun itu.

"Aku mengerti perasaanmu"

"Aku sudah berusaha untuk menjadi kakaknya"

"Dia terus saja menangis karena ibunya meninggalkannya"

"Aku telah bernegosiasi dengan Ottousan di bandara bahwa akulah yang akan merawat Emma"

Manjiro mendengar percakapan mereka berdua dibalik pintu,dengan mengemut permennya dia terus berpikir.

"Apa yang sebenarnya mereka bicarakan",Manjiro menyenderkan punggungnya di tembok kayu itu sembari melihat Emma yang terus menangis dari tadi.

Dia berjalan ke arah Emma yang masih saja menangis di pojokan.

"Hei apakah kau menangis karena namamu berbeda dari kami ?"

Emma dengan mata berair itu mengangguk.

"Mulai sekarang panggilah aku Mikey",hiburnya

"Bukankah namamu adalah Manjiro ?",katanya sambil mengucek matanya.

"Aku ingin kau terlihat sama karena kita bertiga adalah saudara"

Emma mengangguk mendengar perkataan Manjiro dan tersenyum.

"Jangan menangis lagi ya ?,pintanya sambil memegang puncak kepala Emma.

Emma menyeka air matanya yang masih tersisa di sudut matanya itu.

Shinichiro hanya tersenyum tipis melihat mereka berdua dari kejauhan.

Dari mereka bertiga memang hanyalah Emma yang memiliki nama seperti orang barat.Ayah Sano selama bertahun tahun memang bekerja di luar negeri dan Manjiro,Shinichiro,Emma lahir tanpa diketahui siapa identitas ibu mereka.

Tidak diketahui apa pekerjaan yang ditekuni oleh Ayahnya itu,akan tetapi garis keturunan Sano adalah keturunan Samurai,dan semua anggota keluarganya pandai berkelahi tak terkecuali seharusnya.

Ayah mereka diketahui tidak pernah pulang ke jepang,dia hanya mengirimkan uang lewat rekening untuk memenuhi kebutuhan anak anaknya itu.

Selama mereka tumbuh,Manjiro dan Shinichiro diasuh oleh Kakek Sano dan Nenek Sano selama bertahun tahun,namun neneknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu

Kini anggota keluarga mereka bertambah satu orang,walaupun dia lahir dari ibu yang berbeda itu tidak dapat mengubah fakta bahwa mereka adalah bersaudara,walaupun latar belakangnya tidak diketahui pasti.

Manjiro melihat kakaknya itu yang berdiri dibelakangnya,sambil yang mendengarkan percakapan dari mereka berdua.

"Oi Shinichiro temui aku dibelakang halaman",perintahnya sambil berjalan.

Shinichiro mengikutinya begitu saja,
Emma yang terduduk hanya menatap bingung kedua kakaknya itu.

"Jadi apakah kau bertemu dengannya ?"

"Aku bertemu dengannya di bandara"

"Apa yang dikatakan oleh bajingan itu"

Shinichiro menggertak kepala Manjiro,cukup frontal bagi anak sepertinya mengatakan kata kata itu  selama ini Shinichiro sudah mendidiknya dengan benar.

"Dimana sopan santunmu bodoh,walaupun dia bajingan tapi dia adalah orang tua kita"

"Sama saja aku tetap akan membencinya sampai kapanpun"

Shinichiro menyandarkan punggungnya di tembok belakang rumah yang sangat usang itu dan menghembuskan napasnya kasar.

Dia berjongkok menyamai tinggi Manjiro yang 115 cm itu.

"Aku tidak tahu sebenarnya apa yang Ottousan lakukan,akan tetapi dia tetap menyayangi kita semua

Mereka berdua diam sejenak,

"Hey dengar Manjiro,semua orang yang terlihat jahat bukan berarti jahat sepenuhnya,aku yakin untuk hal itu",ucapnya lagi.

"Hey dengar Manjiro,semua orang yang terlihat jahat bukan berarti jahat sepenuhnya,aku yakin untuk hal itu",ucapnya lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(失) 𝐆𝐈𝐑𝐋 𝐅𝐑𝐎𝐌 𝐓𝐎𝐊𝐘𝐎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang