2 | Perjametan

1K 434 856
                                    

🌟nya jangan lupa yaa

Follow ig @are_.el
                 @kiraya.qoratuadilla
                 @rafka.galensi

galensi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Perjametan

Pagi ini lagi-lagi Grey dan Raya datang bersama ke sekolah. Bel sudah berbunyi namun belum ada guru yang masuk. Baru saja mereka mendudukkan diri masing-masing, keributan langsung datang menyapa ketenteraman kelas.

Kindynos yang baru memasuki kelas langsung mendapat sorotan tidak suka dari beberapa siswa-siswi. Mereka tidak mempedulikan sekitar dan terus berjalan menuju ke meja masing-masing.

Sebelum menuju ke mejanya, Rafka tersenyum simpul pada Raya dan dibalas senyuman tipis dari Raya.

"Tu, wa, ga, pat!" Ucap Zizan mengangkat jari-jemarinya menghitung satu sampai empat.

"Meski ku bukan yang pertama, di hatimu tapi, cintaku terbaik untukmu," hantaman bagi pendengar suara cempreng dari mulut Arlano.

Keduanya menggendang meja sembari terus bernyanyi seperti orang ke-jin-an. Dilon, Rafka, dan Zeco sudah sangat muak melihat kedua temannya yang sering menghancurkan hari-hari mereka. Bagaimana kedua hama ini bisa bergabung dengan Kindynos?

Baru saja konser dadakan ini dimulai, seorang guru laki-laki dengan perawakan pendek, gemuk, berkacamata, dan hanya kepala bagian atas saja yang ditumbuhi rambut ini menyapa indera penglihatan seisi kelas.

Namanya Pak Amir, guru galak ini berprofesi sebagai guru fisika. Ntahlah, mungkin rambut Pak Amir rontok saat masih mendalami ilmu fisika yang nyeleneh. Bagaimana tidak nyeleneh, bola jatuh dihitung, roda berputar dihitung, meja bergeser dihitung, hingga orang sedang berjalan pun dihitung, tak tahu apa gunanya.

"Hari ini kita ulangan," kata Pak Amir terlewat santai sambil menuju ke meja guru.

"HAA ULANGAN!" Beo hampir seluruh isi kelas kaget.

Hari masih pagi, namun ucapan Pak Amir membuat hampir seisi kelas XII IPA 4 ini kehilangan tenaga. Hanya Raya dan Rafka yang terlihat biasa saja.

"Kenapa kaget gitu? Ulangan nggak bikin kalian mati. Kalo mati, kita tanam sama-sama," Ucap Pak Amir.

"Gue butuh oksigen," gumam Zizan yang menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi.

"Pak, Ufa nggak mau rambut Ufa jadi kayak rambut bapak kalau mikir jawaban ulangan yang bapak kasih," rengek Aufa yang mendapat anggukan setuju dari beberapa siswa-siswi.

GUGUR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang