11 | Apa yang terjadi?

499 197 101
                                    

🌟nya jangan lupa yaa

Follow ig @are_.el
                 @kiraya.qoratuadilla
                 @rafka.galensi

11. Apa yang terjadi?

Dua hari berlalu, teror yang akhir-akhir ini datang sudah tidak muncul lagi. Tapi, walaupun begitu, Rafka harus tetap waspada. Rafka benar-benar mencurigai bahwa penerornya adalah salah satu dari anggota Kindynos.

Rafka memijat pangkal hidungnya yang terasa pusing. Di ruangan OSIS yang hening ini, ia duduk sendirian sembari mendata beberapa nama siswa yang bermasalah. Karna teror itu, ia jadi lalai menjalankan tugasnya sebagai ketua OSIS.

Walaupun sudah kelas XII, tetap Rafka yang menjadi ketua OSIS SMA Thunder. Padahal Rafka pun sudah mengundurkan diri, tapi, dilarang oleh kepala sekolah karena belum menemukan yang bisa sedisiplin Rafka, maka dari itu Rafka menjabat sebagai ketua OSIS selama dua tahun.

Seminggu belakangan ini, jumlah siswa yang bermasalah semakin banyak dan kegiatan ekstrakurikuler juga beberapa ada yang tidak terlaksana dengan baik.

"Mati lo sekarang!"

Rafka tersentak kaget, lalu mengalihkan pandangannya ke arah pintu yang sedikit terbuka. Suara riuh siswa-siswi SMA Thunder pun langsung terdengar.

Dari sela-sela pintu yang terbuka itu, terlihat siswa-siswi yang berlarian.

Dengan langkah lunglai, Rafka menuju pintu untuk melihat apa yang terjadi. Dari lantai dua, matanya langsung terfokus pada Dilon yang menghajar habis-habisan Danu-teman seangkatannya.

Rafka membuang napas lelah. Ia harus turun tangan saat Dilon seperti ini, karna jika guru yang mencampurinya, maka masalah ini tidak akan selesai, Dilon juga akan melawan guru yang mencampuri pertarungannya. Maka dari itu, tidak ada satu guru pun yang ingin mencampurinya karna sudah tidak tahu harus bagaimana menangani Dilon. Dilon tidak akan mengampuni lawan tarungnya sebelum ia puas.

Rafka berjalan dengan penuh wibawa menuju kerumunan siswa-siswi yang hanya bisa menonton perkelahian antara Dilon dan Danu di tengah lapangan di bawah teriknya matahari siang ini.

"Dilon," tegur Rafka.

Seketika tangan kekar Dilon yang tergenggam erat yang beberapa senti lagi akan mengenai rahang kokoh Danu terhenti. Wajahnya dipenuhi keringat dengan napasnya yang turun naik. Ia terlihat begitu naik darah hingga wajahnya pun memerah.

"Mau bunuh dia?" tunjuk Rafka pada Danu yang sudah tumbang dengan memar di beberapa titik wajahnya dan darah dari sudut bibirnya.

Dilon menatap tajam Danu yang sudah tak berdaya, lalu menyunggingkan senyum remeh. Danu salah mencari lawan. Sekeras apapun dia melawan dan menghindar, ia tak akan bisa menang dari Dilon.

GUGUR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang