🌟nya jangan lupa yaa
Follow ig @are_.el
@kiraya.qoratuadilla
@rafka.galensi7. Bimbang
Raya bangun awal, seperti biasanya. Jam menunjukkan pukul 06.30, ia sudah siap berangkat ke sekolah. Raya keluar kamarnya dan menuruni anak tangga, ia berjalan menuju area meja makan yang sudah dipenuhi berbagai makanan untuk sarapan. Terlihat Radit dan Fidya yang sudah duduk di sana dengan sarapan mereka.
"Pagi, sayang," sapa Radit yang menyadari kehadiran putrinya.
"Pagi juga, Pa, Ma," balas Raya.
Fidya tak menggubrisnya. Raya yang sudah terbiasa seperti ini, memilih untuk duduk saja, bersiap untuk sarapan. Tak lama kemudian, Rafka datang dan ikut serta sarapan pagi ini.
Beberapa menit berlalu, Raya berpamitan untuk berangkat ke sekolah. Sementara Rafka, masih belum menghabiskan roti selai melon favoritnya, ia sibuk dengan sarapannya dan juga ponselnya.
Raya selalu berangkat lebih dulu dari Rafka, karna Raya berangkat menggunakan angkutan umum bersama Grey dan Abim, sementara Rafka menggunakan motornya.
"Rafka, nggak bisa makan aja dulu?" Tegur Radit risih dengan putranya yang sibuk mengunyah, namun menatap ke layar ponsel.
Rafka mendongak, mengalihkan pandangannya dari layar ponsel di tangannya.
"Raya udah berangkat, kamu sarapan aja belum habis," ucap Radit.
"Iya, Pa, maaf," ujar Rafka. Ia meletakkan ponselnya lalu menghabiskan sarapannya dengan cepat. Setelah itu, Rafka langsung berpamitan dan pergi menggunakan motor sport hitamnya menuju sekolah.
***
Raya saat ini berada di angkutan umum bersama Grey dan Abim. Sekitar lima belas menit lagi bel masuk berbunyi, namun, kendaraan yang mereka tumpangi masih belum keluar dari macet yang lumayan panjang.
"Nanti malem, lo nggak jadi ikut 'kan, Ray?" Tanya Grey mengungkit topik semalam.
"Nggak. Setelah aku pikir-pikir, bener juga kata kamu," ucap Raya.
Abim yang tak mengerti, langsung mengeluarkan suaranya. "Emang lo mau kemana, Ray?"
"Perusahaan Papa menang tender, jadi nanti malem mau ada party," jelas Raya.
"Kenapa lo nggak ikut?" Tanya Abim mengerutkan keningnya lalu menoleh ke Grey. "Ohh, lo jin yang bisikin," tunjuknya pada Grey.
"Gue tau apa yang bakal terjadi, jadi mending Raya nggak usah ikut," ucap Grey terlihat meyakinkan.
"Sok tau lo. Lo nggak akan tau apa yang terjadi kalau lo nggak lakuin itu," balas Abim tidak setuju dengan Grey.
Raut wajah Raya seketika berubah. Benar apa yang dikatakan Abim, tapi, Raya tidak ingin mengambil resiko. Namun, hati kecilnya sangat menolak ini, ia ingin sekali merasakan hangatnya kebahagiaan orang-orang di party nanti. Raya kembali bimbang saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR [ON GOING]
Teen Fiction⚠️ DILARANG KERAS PLAGIAT!! *** Aku salah memilih tempat untuk bahagia. Bahagiaku bukan di sini, bukan di sana, dan bukan di mana-mana. Kiraya Qoratu Adilla, sang pemilik paru-paru tidak normal ini harus menjalani hidupnya yang sulit. Mulai dari hub...