🌟nya jangan lupa yaa
Follow ig @are_.el
@kiraya.qoratuadilla
@rafka.galensi21. Keberangkatan
"Gue mau minta tolong." Grey melihat ke sekeliling.
Zeco yang peka pun membawa Grey sedikit jauh dari markas agar tidak ada anak Kindynos yang mendengar percakapan mereka.
"Mau minta tolong apa?" tanya Zeco.
"Lo pantau terus Dilon sama Febi. Nyawa harus dibayar nyawa," ucap Grey.
Merasa tidak mengerti, Zeco pun mengerutkan dahinya. "Ada apa sama mereka? Apa maksud lo?"
"Kebenaran akan terungkap. Gue cuma bisa minta tolong sama lo," ujar Grey dengan wajah yang serius.
"Kebenaran?" Zeco mengerutkan dahinya.
Grey tersenyum. "Nanti lo juga tau."
Ditepuknya pundak Grey. "Tenang, lo bisa andelin gue," ucap Zeco dengan senang hati.
Grey mengangguk seolah percaya pada Zeco. "Gue tau lo bisa diandelin, thanks."
"Lo kabarin gue apa aja yang mereka lakuin, ya," sambung Grey.
"Nanti gue kabarin," balas Zeco cepat.
"Thanks sekali lagi, sorry ngerepotin," kata Grey tak enak hati.
"Santai aja," jawab Zeco.
Tanpa menaruh kecurigaan apapun terhadap Grey, Zeco pun melangkahkan kakinya untuk kembali ke markas Kindynos.
Zeco terbangun dari tidurnya. Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul 17.48. Zeco tertidur setelah mandi dan sholat ashar tadi, padahal niatnya ingin menemui Rafka untuk memberi tahu apa yang ia alami tadi. Tapi mengapa Zeco bisa memimpikan hal seperti itu? Apakah ini ada sangkut pautnya dengan teror selama ini?
***
Hari yang melelahkan berlalu dan tiba saatnya bulan menggantikan sinar matahari di langit. Waktunya Raya menyiapkan segala sesuatu untuk keberangkatannya besok.
Raya sedang mengemasi keperluannya selama di luar kota untuk mengikuti olimpiade beberapa hari mendatang.
Malam itu, Raya merasakan dirinya sangat sehat dan hatinya pun sangat bahagia. Padahal tadi siang kondisinya memburuk. Dirinya sangat menanti olimpiade ini. Raya sudah semaksimal mungkin menyiapkan kemampuannya.
Raya merasa optimis bisa memenangkan olimpiade itu dan membuat Fidya bangga padanya. Walau beberapa kali sempat merasakan dadanya sesak, itu tak membuat dirinya kehilangan semangat. Sejenak Raya melupakan penyakit menyiksa yang dideritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR [ON GOING]
Ficção Adolescente⚠️ DILARANG KERAS PLAGIAT!! *** Aku salah memilih tempat untuk bahagia. Bahagiaku bukan di sini, bukan di sana, dan bukan di mana-mana. Kiraya Qoratu Adilla, sang pemilik paru-paru tidak normal ini harus menjalani hidupnya yang sulit. Mulai dari hub...