🌟 nya jangan lupa yaa
Follow ig @are_.el
@kiraya.qoratuadilla
@rafka.galensi
14. Lebih mengancam
Pagi ini, Raya terlihat sudah segar lagi. Ia terlihat semangat hari ini. Raya merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan lalu berdiri dari duduknya. Ia, Rafka dan beberapa murid kelas lain dipanggil ke ruang guru untuk membicarakan tentang olimpiade yang akan mereka ikuti.
Raya terpilih untuk mengikuti OSN dan begitu juga dengan Rafka. Keduanya sangat menguasai bidang itu.
"Semangat, Ray," ucap Grey menyemangati Raya. Padahal hanya dipanggil ke ruang guru saja.
"Apa sih? Belum juga Olimpiade-nya," ucap Raya dengan terkekeh ringan lalu pergi meninggalkan kelas bersama Rafka.
Tatapan tajam terlontar pada keduanya. "Akan ada yang namanya perpisahan," batin orang itu.
Merasa bahwa dirinya sedang ditatap, Grey sedikit menoleh pada orang itu. Ini semua membuat Grey semakin takut bahwa orang itu tidak main-main dengan ucapannya.
Grey tidak menceritakan tentang ini pada siapapun. Ia tak mau masalah ini merembet kemana-mana. Hanya ia dan orang itu yang mengetahuinya, dan tugasnya untuk menyelesaikan masalah ini, hanya dengan mengikuti arah permainan orang itu.
Pintu kelas yang terbuka setengah itu terdobrak kencang dan sontak membuat manusia di dalam kelas terkejut. Zizan dan Arlano lah pelakunya. Mereka saling merangkul satu sama lain lalu masuk dengan jalan sempoyongan seperti orang yang sedang mabuk.
"Kalian berdua kenapa?" tanya Aufa heran. Zizan dan Arlano menjulurkan tangannya kepada seluruh anggota kelas yang berada di kelas.
Masih saling merangkul, mereka kompak menjawab. "Umur nggak ada yang tau," ucap keduanya. Hal itu membuat beberapa di antara teman-teman kelasnya bergumam bingung tak mengerti maksud keduanya.
"Tumben berteori yang lo berdua omongin," ucap Zeco sembari menyunggingkan senyum miris pada kedua temannya itu. Biasanya keduanya berkata asal ceplos saja, tapi, kali ini ucapan mereka seperti memiliki makna.
"Kita minta maaf ya, kalo ada dosa," ujar Arlano menyalami satu persatu tangan teman sekelasnya dan begitu juga dengan Zizan.
"Gila," ucap Dilon di saat kedua temannya itu ingin menyalami tangannya. Bukannya membalas, justru Dilon malah menatap tajam keduanya.
"Bos, tinggal lo doang, nih, yang belum," kata Zizan yang masih menjulurkan tangannya.
Arlano mengangguk. "Kita dari tadi keliling sekolah, nggak ada yang nolak," pungkasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/293434054-288-k404065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR [ON GOING]
Teen Fiction⚠️ DILARANG KERAS PLAGIAT!! *** Aku salah memilih tempat untuk bahagia. Bahagiaku bukan di sini, bukan di sana, dan bukan di mana-mana. Kiraya Qoratu Adilla, sang pemilik paru-paru tidak normal ini harus menjalani hidupnya yang sulit. Mulai dari hub...