18 | Masih hidup?

440 119 291
                                    

🌟nya jangan lupa yaa

Follow ig @are_.el
                 @kiraya.qoratuadilla
                 @rafka.galensi

18. Masih hidup?

Tepat hari Senin Raya kembali masuk ke sekolah setelah beberapa hari di rumah sakit. Bendera merah putih telah berkibar dengan apik di puncak tiang bendera. Rutinitas upacara pagi Senin pun telah usai.

Raya yang tidak mengikuti upacara itu hanya bisa berdiam diri di kelas sembari menunggu teman sekelasnya masuk.

Rafka yang menjabat sebagai ketua OSIS itu terlihat sangat sibuk mengatur murid yang menggunakan atribut tidak lengkap dan juga yang terlambat.

Raya melihat Rafka dari jendela kelasnya, Raya membatin iba melihat Rafka yang seperti itu. Sudah seharusnya Rafka melepaskan jabatannya sebagai ketua OSIS, namun mengapa banyak guru yang melarangnya? Padahal Rafka sudah kelas 12 dan harus fokus pada pelajaran agar bisa lulus ke universitas bagus nantinya.

Satu persatu siswa kelas XII IPA 4 masuk dengan berbagai keluhan yang keluar dari lisan masing-masing. Tak heran karena cuaca yang panas.

"Gila, lama banget ceramahnya," ucap Grey yang duduk ke bangkunya sembari mengipasi wajahnya menggunakan topi upacara.

"Aaaaa muka gue kebakaran, spf sunscreen gue cuma 30," rengek Febi lalu mengeluarkan kipas angin portable dari dalam tasnya begitu juga dengan Aufa yang selalu membuntuti Febi kemana-mana.

Raya menghampiri Grey yang terlihat kepanasan itu. "Panas, ya? tanya Raya.

"Panas, gerah, haus, Ray." Begitulah jawaban dari Grey.

"Ice cream, chillin', chillin', ice cream, chillin', ice cream, chillin', chillin' ice cream, chillin." Arlano datang dengan nyanyian random keluar dari mulutnya.

Lagu dengan judul Ice cream dari Blackpink itu sepertinya adalah kode darinya yang ingin makan es krim saat ini atau apakah Arlano menjadi blink dadakan?

Zizan berlari menghampiri Arlano yang terlihat santai berjalan menuju mejanya itu. "Sekarang jualan es krim? Udah pensiun jualan jagoan neon?" Pertanyaan itu seketika muncul dari mulut berdosa Zizan.

"Oh tidak, jagoan neon is number one," balas Arlano dengan mengeluarkan jari telunjuknya yang digoyangkan.

"Woy, setan!" Dilon datang dengan memasukkan satu tangannya pada saku celana dan satu lagi memegang ponsel yang ditatapnya.

Arlano dan Zizan yang merasa terpanggil dengan sebutan 'setan' itu memalingkan wajahnya ke arah Dilon yang baru datang.

"Lo dicari Rafka," ucap Dilon sembari menuju ke mejanya.

GUGUR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang