🌟 nya jangan lupa yaa
Follow ig @are_.el
@kiraya.qoratuadilla
@rafka.galensi
19. Malam dengan pertanyaan
"Erga masih hidup."
Tubuh Grey mematung saat itu juga. Mendengar Erga masih hidup adalah suatu hal yang mustahil karna ia melihat sendiri proses pemakaman Erga berlangsung beberapa tahun silam. Grey benar-benar melihatnya di depan matanya sendiri.
Raya pun terkejut dengan berita yang tiba-tiba dibawakan Rafka tersebut. Bagaimana mungkin Erga bisa hidup kembali? Itu sangat tidak mungkin.
"Erga?" Abim yang tak mengenalnya pun hanya bisa memasang wajah bingung.
Grey mencoba untuk menetralkan ekspresi wajahnya. "Masih hidup gimana?"
Rafka segera menunjukkan riwayat panggilan pada ponselnya. Terdapat nomor tidak dikenal di sana. "Nomor ini, Erga telfon pakai nomor ini, jelas itu suaranya Erga," jelas Rafka.
"Mungkin kamu salah denger, Raf." Raya yang tak percaya itu meyakinkan Rafka.
"Iya, 'kan lo juga lihat sendiri waktu pemakaman Erga." Grey setuju dengan ucapan Raya.
Rafka meremas rambutnya frustasi. Wajahnya memerah. "Gue beneran denger itu suara Erga, Erga masih hidup," ujar Rafka penuh dengan keyakinan.
"Mungkin lo kecapekan makanya jadi nggak konsentrasi," kini Abim yang berbicara.
"Jadi, maksud lo gue halusinasi?" kesal Rafka. Siapa yang tak kesal jika tidak ada yang mempercayai?
Raya menyentuh lengan Rafka untuk menenangkannya. "Tapi itu nggak mungkin banget, Rafka. Erga udah meninggal."
"Coba telfon lagi aja," saran Abim agar bisa membuktikan bahwa Rafka hanya halusinasi saja.
Grey mencoba bersikap normal, namun detak jantungnya sekarang berpacu sangat cepat. Rasa takut dan cemas melanda hatinya. Otaknya tak bisa menerima kejadian hari ini dengan tiba-tiba seperti sekarang.
Rafka mencoba menelepon kembali pada nomor itu dan hasilnya nihil, nomor itu tidak dapat tersambung yang artinya bahwa nomor itu sudah tidak aktif.
Raya menyadari sesuatu yang janggal. Diambilnya foto Rafka yang berada di tangan Grey, berpikir lebih jauh mencoba menjawab semua teka-teki ini.
"Apa semua teror ini berhubungan sama Erga?" Raya menatap Rafka, Grey, dan Abim secara bergantian.
Rafka mencoba mencerna perkataan Raya. "Gue nggak yakin," ucap Rafka.
"Nggak yakin kenapa?" Raya mengerutkaan dahinya.
"Kalau cuma gue, lo, dan Grey yang diteror, gue bisa aja yakin semua teror ini berhubungan sama Erga, tapi Kindynos juga diteror, Ray," pikir Rafka.
![](https://img.wattpad.com/cover/293434054-288-k404065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GUGUR [ON GOING]
Dla nastolatków⚠️ DILARANG KERAS PLAGIAT!! *** Aku salah memilih tempat untuk bahagia. Bahagiaku bukan di sini, bukan di sana, dan bukan di mana-mana. Kiraya Qoratu Adilla, sang pemilik paru-paru tidak normal ini harus menjalani hidupnya yang sulit. Mulai dari hub...