1. Abang kesayangan

3.2K 102 2
                                    

Happy Reading Pren (~_^)


Seorang pemuda 20 tahun membuka pintu berwarna coklat yang berada di hadapannya.

Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah adiknya dengan lelapnya tertidur dibalik selimut tebal bergambar kucing.

Ia berjalan masuk perlahan dan membuka tirai sedikit. Kemudian menuju kasur sang adik dan duduk dipinggirnya.

Diusapnya kepala sang adik dengan lembut.

"adek abangg ayo bangun. Udah pagi. Waktunya sekolah nih" ucapnya lembut.

Gadis tersebut tak terganggu. Bahkan ia merasa nyaman dengan elusan dirambutnya.

"Ara..."

"emm.. iya abang lima menit lagi..." gumam gadis tersebut.

Reygan, abang dari gadis bernama Ara tersebut menggeleng cepat.

"gak ada lima menit dek. Ayo bangun. Abang anter ke sekolah hari ini"

Ara langsung membuka matanya. Menatap Reygan yang juga menatapnya.

"bener bang??!!" tanyanya cepat.

Reygan mengangguk.

Ara tersenyum sumringah. Abangnya sangat jarang mengantarnya ke sekolah. Makanya ia begitu bahagia mendengar abangnya akan mengantar nya kali ini.

"ayo bangun. Mandi"

Ara mengangguk cepat. Ia lalu bangkit dan menyambar handuk.

"eitss,, ada yang lupa" tegur Reygan begitu Ara baru akan bergegas ke kamar mandi.

Ara menoleh melihat Reygan dan menyengir.

"hehe lupa"

Ia mendekat ke abangnya yang masih duduk dipinggir kasurnya.

Ara lalu mengecup pipi kiri dan kanan Reygan bergantian. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas setiap pagi. Kadang juga Reygan yang mencium pipi dan juga keningnya.

"Ara mandi dulu abangg" ucap gadis itu sembari melangkah riang ke kamar mandi.

Reygan tersenyum senang melihat adik kecil nya itu.

Setelah Ara masuk dan mandi, ia berdiri dan merapikan tempat tidur Ara lalu keluar dari kamar adiknya. Ia juga harus bersiap-siap untuk mengantar Ara sekaligus menuju kampusnya.

_______

Ara menuruni tangga dan berjalan menuju meja makan. Disana sudah terlihat abangnya yang tengah mengaduk segelas susu coklat miliknya.

Ara mendekat ke arah Reygan "abangg ara udah selesai"

Reygan mengangguk. Ia lalu menarik kursi meja makan tempat Ara biasanya duduk. Ara lalu duduk di kursi tersebut.

"ini susunya" Reygan menyodorkan segelas susu coklat tersebut ke Ara.

Ara menerimanya dengan senyum lebar.
"makasih abangg"

Reygan tersenyum dan mengangguk. Ia mengelus rambut Ara sebentar lalu duduk dikursinya juga.

"ini den, non nasi gorengnya" ucap bik Suti, asisten rumah tangga mereka.

Reygan dan Ara kompak mengangguk.

"terima kasih bik"

Bik Suti mengangguk. Ia lalu pamit ke belakang untuk mencuci baju.
Bik Suti sudah ikut dalam keluarga mereka sejak mereka belum lahir. Jadi mereka sudah menganggap bik Suti sebagai keluarga sendiri.

Dengan hikmat, kedua saudara itu sarapan dengan lahap. Nasi goreng buatan bik Suti benar-benar tak ada duanya.

10 menit sarapan, kedua telah selesai dan siap berangkat.

Reygan dan Ara segera menuju ke garasi.

"tumben abang pake mobil" heran Ara saat melihat sedan hitam peninggalan orang tuanya dalam kondisi menyala. Sepertinya Reygan tengah memanasi mesinnya tadi sebelum sarapan.

"iya gak papa. Sekali-kali. Sekalian manasin mesinnya juga" jawab Reygan.

"ayo"

Ara mengangguk. Ia lalu masuk dan duduk dikursi samping kemudi.

"pasang sabuk pengaman nya jangan lupa" peringat Reygan.

"iya abang"

Ara lalu memasang sabuk pengamannya. Begitu juga dengan Reygan.

"siap!"

Reygan mengangguk. Ia lalu menjalankan mobilnya keluar garasi dan juga keluar halaman lalu menyusuri jalanan kompleks perumahan menuju jalan raya.

Jalanan kota mulai terlihat ramai. Lalu lalang kendaraan bersileweran. Alunan lagu One Direction - Night Changes terdengar pelan di dalam mobil Reygan.

Ara tak hentinya tersenyum bahagia. Rasanya hatinya sedang dalam keadaan senang. Reygan, abangnya mengantarnya ke sekolah setelah sekian lama.

"seneng banget" ledek Reygan.

Ara menyengir.

"abang kan jarang anterin Ara. Jarang banget malah. Makanya Ara seneng banget dianterin. Besok-besok gini lagi ya bang" ucap Ara sembari menatap Reygan.

Reygan tersenyum lembut. Tangan kirinya mengusap lembut rambut adiknya.

"iyaaa. Abang usahain ya" ucapnya lembut

"harusss. Harus diusahain" tekan Ara.

Semenjak kepergian orang tua mereka, Ara berubah menjadi lebih manja dan kekanakan pada Reygan. Mungkin karena hanya Reygan satu-satunya keluarga yang ia punya. Begitupun dengan Reygan. Ia menjadi lebih ketat menjaga Ara. Semakin posesif karena Ara adalah orang yang paling ia sayang setelah kedua orangtuanya.

Reygan mengangguk.

"abang gak bisa bayangin Ra kalo suatu saat nanti kamu pergi atau abang yang pergi. Maaf abang gak bisa jujur tentang semua hal tentang abang" batin Reygan sendu.
Tangan kirinya menggenggam telapak tangan kecil Ara. Sementara tangan kanannya memegang setir.

Sementara fokus menyetir, pikirannya melayang tentang dirinya saat ini. Tentang sebuah rahasia yang ia sembunyikan dari Ara. Ia hanya belum siap memberitahu Ara. Karena ia yakin, Ara pasti akan benci pada dirinya jika tau yang sebenarnya.

Tak terasa mobil sedan hitam tersebut berhenti tepat didepan gerbang SMA Nusa Bangsa. Reygan melepaskan genggaman tangannya dan menatap Ara yang juga menatap nya.

"Ara masuk dulu ya bang. Abang hati-hati dijalan ke kampusnya" pamit Ara.

Reygan mengangguk.

Ara meraih tangan Reygan untuk menyaliminya. Setelah itu Reygan mengecup kening Ara singkat.

"Dahh abangg" ucap Ara sembari membuka pintu mobil.

"Dahh. Yang bener sekolahnya"

"iyaa"

Ara lalu menutup pintu mobil dan mundur dua langkah dengan posisi menghadap mobil.

Tangannya melambai-lambai begitu mobil abangnya perlahan pergi meninggalkan depan gerbang SMA Nusa Bangsa.

Setelah mobil Reygan hilang dari pandangannya, Ara melangkah masuk kedalam gerbang dengan langkah ringan sarat akan keceriaan.

Tanpa disadari keduanya, seseorang telah memperhatikan keduanya semenjak mobil Reygan berhenti tadi.

"halo,, leader Arzeus baru saja berangkat setelah mengantar adiknya" lapornya pada seseorang di panggilan telepon seberang sana.

"bagus. Awasi terus. Biar kita bisa menjalankan rencana secepatnya" perintah seseorang disana dengan suara angkuh.

- to be continue -

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang