Happy Reading Pren (~_^)•
Brugh!
Ara langsung menubruk tubuh Reygan begitu masuk ke ruang rawat lelaki itu. Dengan erat ia memeluk tubuh tak berdaya Reygan.
Masih terngiang jelas apa kata dokter tadi."Hiksss abanggg kenapaaa?? Hikss abang kenapa gini lagi sihh" racau Ara pilu.
Sesekali ia mengguncang tubuh Reygan. Berharap pemuda itu sadar dan balik memeluk dirinya.
"Ara gak mauu. Ara gak mau sendiri lagii hikss. Abang bangunnn"
Reta dan Bik Suti tak kuasa menahan tangis melihat begitu terpuruknya Ara. Reta hanya bisa menutup mulutnya dengan telapak tangan begitu isaknya akan keluar.
"Non.." panggil bik Suti.
Wanita paruh baya itu mendekat dan mengusap bahu Ara pelan.
"Non jangan gini ya. Nanti den Reygan sedih. Yang bisa kita lakuin sekarang hanya berdoa. Minta kesembuhan untuk den Reygan" tutur Bik Suti. Ia tidak tega melihat Ara menangis kacau seperti itu.
Ara menggeleng.
"Abang udah janji tetep sama sama Ara hikss. Abang bilang bakal jagain Ara sejak mama sama papa hikss gak ada.. Tapi...malah abang yang gak bisa jaga diri hiksss Ara harus sendiri lagiii. Abang jahatttt" kesal Ara sembari memukul pelan bahu Reygan.
"Nonn jangan gitu. Ini semua bukan kemauan kita" ucap bik Suti. Ia berusaha melepaskan Ara yang memegang erat Reygan. Takutnya pemuda itu mengalami sakit meski sedang koma.
Ara menggeleng lagi. Ia masih belum percaya dengan ini semua. Ia masih belum siap untuk menjalani hari-hari tanpa adanya Reygan mengingat ucapan dokter bahwa Reygan koma untuk waktu yang lama.
Gadis itu kembali bersua.
"Nggakk..aku gak bisaaa.. Abanggg pleaseee bangunnn" sembari mengguncang pelan tubuh Reygan.Bruk
Ara menjatuhkan dirinya ke lantai rumah sakit. Ia sudah lelah memeluk erat Reygan berharap pemuda itu sadar. Ia semakin menangis dengan keadaan duduk bersimpuh disamping brankar Reygan. Jiwanya seketika hilang saat ini. Benar-benar hancur.
Reta dengan sigap mendekat dan mendekap sahabatnya itu. Ara tak menolak. Ia menangis sejadi jadinya disana. Ruang rawat Reygan bising akan tangisan keras Ara.
Sementara tanpa ketiganya sadari, sedari tadi Arga sudah berdiri diambang pintu ruang rawat. Menyaksikan semua yang terjadi didalam sana.
Hatinya ikut sakit mendengar ucapan dokter ditambah ia melihat Reygan secara langsung. Terbesit rasa kasihan dalam hatinya pada Ara. Gadis itu seakan tak bisa menerima keadaan ini semua.
Pasti. Siapa yang tidak merasa kosong saat keluarga satu-satu yang kita punya harus sakit dan mengalami koma. Sedangkan, kita sudah terbiasa dan terlanjur biasa akan kehadirannya selama ini. Semua orang pasti merasakan apa yang Ara rasakan jika berada di posisi gadis itu.
Bik Suti berbalik untuk keluar memanggil suster agar memperbaiki alat alat medis Reygan karena berantakan disebabkan oleh ulah Ara. Ia kemudian melihat Arga yang menatap sendu kedalam ruangan itu.
"Kamu siapa?" tanya bik Suti.
Arga tersadar sebentar. Lalu dengan sigap ia menyalimi tangan bik Suti. Ia tau bahwa wanita didepannya itu adalan asisten rumah tangga Reygan.
"Saya Arga bik. Sahabat bang Reygan" jawab Arga memperkenalkan diri. Ya, sahabat. Itu yang Reygan minta kemarin.
Bik suti mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARARGA [SELESAI]
Teen FictionAra itu manis dan kekanakan. Berbanding terbalik dengan Arga yang badboy ketua geng motor. Tapi Arga harus menjaga Ara karena wasiat sang abang Ara sebelum koma. Tidak bisa menolak, karena abang Ara adalah leader dari geng motor ARZEUS, geng motor...