19. Musuh bebuyutan

1.1K 47 0
                                    


Happy Reading Pren (~_^)

Arga memutar kunci motornya untuk mematikan mesin motornya. Tangannya ia ulurkann untuk Ara genggam agar gadis itu mudah untuk turun.

"Makasih Arga" ucap Ara begitu turun dan kini berdiri disamping motor Arga.

Arga mengangguk.

"Sama-sama. Kalau gitu gue duluan. Lu langsung masuk dan tunggu bik Suti pulang" titah Arga.

Ara mengangguk kecil. Gadis itu lalu berjalan menuju  teras rumah dan membuka pintu rumah dengan kunci. Ia lalu masuk dan sebelum menutup pintu, ia melihat Arga sebentar. Arga lalu menghidupkan kembali motornya. Begitu ia mengangguk, Ara kemudian menutup pintu rumah. Setelah itu Arga melajukan motornya meninggalkan halaman rumah Ara.

Arga memang mulai sekarang membiasakan Ara masuk terlebih dahulu kedalam rumah baru ia pergi.

Selesai mengunci pintu, Ara langsung menuju kamarnya di lantai dua. Kemudian mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai.

Hari ini ia tidak singgah untuk menjenguk Reygan. Dikarenakan ia harus menyelesaikan tugas sekolah yang lumayan banyak.

.
.
.

Pintu apartemen terbuka menampilkan sosok tampan yang masuk kedalamnya.

Lelaki itu lalu celingukan mencari seseorang.

"Bundaaa" panggil Arga. Lelaki itu.

Hening. Tak ada suara sahutan.

Kening Arga mengerut. Heran di jam segini bundanya tidak ada dirumah.

Ia kemudian berjalan ke dapur. Tidak ada seorang pun disana. Ia kemudian membuka lemari pendingin. Semua bahan masakan full didalam kulkas tersebut. Berarti Arini tidak mungkin pergi belanja.

"Bunda mana sih?"

"Bundaa" panggil Arga lagi begitu membuka kamar Arini. Kosong juga.

Hatinya mulai risau. Bayang-bayang bahwa Ayahnya datang menemui Arini kembali berputar di kepalanya.

"Nggak. Gak boleh!" geleng Arga cepat.

Ia lalu merogoh kantong celana seragamnya guna mengambil ponselnya lalu mendial nomor Arini.

Panggilan tersambung.

"Hal-"

"Bunda dimana??" potong Arga begitu Arini menyapanya.

"Kenapa Ga?" tanya Arini heran karena nada suara Arga yang panik.

"Bunda dimanaa??" tanya Arga sekali lagi dengan risau.

Arini yang tau Arga khawatir langsung menenangkam anak semata wayangnya.

"Hey, tenang Ga. Bunda gak kenapa-napa. Bunda lagi di tempat laundry. Ngambil baju kita yang abis di laundry" jawab Arini.

Arga menghela nafas lega. Meski begitu kekhawatirannya masih ada.

"Bunda masih disana kan? Arga segera jemput" putus Arga.

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang