22. Cerita Arga & Ziarah

1.2K 41 0
                                    


Happy Reading Pren (~_^)

Selesai menemani Arini berbelanja hari ini, Ara kini berada dalam perjalanan pulang bersama Arga dengan mobil keluarga Ara. Nantinya begitu selesai mengantar Ara, Arga akan pulang dengan motor miliknya yang ia titipkan di rumah Ara sewaktu mengambil mobil.

Sepanjang perjalanan tak ada percakapan yang tercipta. Ara maupun Arga sama-sama memilih diam. Ara yang masih ragu mengajak Arga berbicara sejak kejadian di supermarket tadi siang dan Arga yang bingung apakah harus memberitahu Ara atau tidak karena ia yakin gadis itu pasti bingung dengan kejadian tadi siang. Jadilah keduanya hanya diam membisu.

Mobil berhenti perlahan begitu lampu lalu lintas menampilkan warna merah.

Sungguh, suasana didalam mobil itu begitu sunyi. Dan itu menimbulkan hal yang canggung bagi keduanya.

Sepanjang diam itu, mata Arga tertuju melihat sepasang suami istri dengan anak mereka yang ikut berhenti di sebelah mobil. Mereka mengendarai sebuah motor matic. Arga memandangi dengan lekat kedua pasangan itu dari balik kaca mobil.

Nampak samar-samar Arga mendengar percakapan ketiganya.

"Adek ngantuk gak?" tanya sang ayah pada anak perempuan mereka yang duduk ditengah-tengah ia dan istrinya. Kepalanya menoleh menatap anaknya.

Sang anak menggeleng sembari ikut menatap ayahnya.

"Ndak kok yah. Adek kuat. Kan mau ke pasar malam" jawab sang anak sembari tersenyum lebar.

Suami istri itu sama-sama terkekeh mendengar jawaban anak mereka.

Sang ibu lalu memperbaiki jaket yang membalut tubuh anak perempuannya sambil berkata "Dieratin nak jaketnya. Biar gak dingin"

Sang anak mengangguk patuh. Ia lebih mengeratkan jaket kainnya itu pada tubuhnya.

Hati Arga mencelos melihat betapa harmonisnya pasangan suami istri tersebut dengan anak mereka. Sangat jauh berbeda dengan nasibnya yang mempunyai ayah pengkhianat. Tak sadar pemuda itu menghela nafasnya pelan.

Tanpa Arga sadari, Ara sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya yang mengamati pasutri tersebut dari kaca jendela mobil.

Bahkan sampai motor yang dikendarai pasutri tersebut perlahan bergerak maju, Arga belum mengalihkan pandangannya memandangi mereka. Lampu lalu lintas telah berubah warna dan Arga belum sadar.

"Arga" panggil Ara pelan.

Arga tak mendengar panggilan Ara.

"Ar-"

Tin tinn!!

Bunyi klakson kendaraan di belakang mereka yang akhirnya menyadarkan Arga. Lelaki itu nampak tersentak hingga gelagapan.

"Arga, udah lampu hijau" beritahu Ara.

"Ah iya. Maaf" Arga kemudian melajukan mobil perlahan. Lelaki itu memijat keningnya pelan begitu mereka sudah meninggalkan lampu lalu lintas.

Keduanya masih saja betah dengan keterdiaman mereka.

Sampai akhirnya Arga membuka suara.

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang