Happy Reading Pren (~_^)
•
Ara memasuki kelasnya. Kelas 12 Ips 1. Menuju bangkunya dan duduk dengan manis. Menunggu Reta, teman sebangku sekaligus sahabatnya.
Murid mulai berdatangan satu persatu. Semua menuju bangku masing-masing. Ada yang membuka buku untuk mengulang pelajaran, ada yang sibuk bercanda dengan teman sebangkunya, ada yang sibuk dengan ponselnya, tak banyak juga yang keluar untuk sekedar sarapan di kantin.
Ara mengecek ponselnya. Kosong tak ada notif. Memangnya notif siapa yang ia tunggu. Reta, sahabatnya jarang mengiriminya pesan karena keduanya sering bertemu disekolah. Pacar? Itu tidak mungkin terjadi. Ara belum pernah jatuh cinta apalagi punya pacar. Lagipun abangnya pasti melarangnya untuk pacaran. Masih kecil katanya. Huh. Kecil apanya udah kelas 3 SMA.
Ara menghembuskan nafas pelan. Ia merasa gabut sekarang. Tangannya ia letakkan diatas meja. Melipatnya lalu menidurkan kepalanya di atasnya. Menghadap kiri memandangi jendela kelasnya.
"jatuh cinta itu gimana ya?" gumamnya random dengan suara sangat pelan.
Ara ingin juga seperti Reta yang punya pacar kelas sebelah. Sahabatnya itu bahkan terlihat bucin pada pacarnya. Fino namanya.
"bucin itu gimana ya?" gumamnya lagi. Masih dengan suara random.
"huff au dehh" ucapnya lagi. Berbicara sendiri bagai orang gila. Itulah Ara sekarang.
"HWAAA" kaget Ara begitu seseorang menepuk bahunya keras. Ia langsung berjingkat kaget dan langsung mendongak melihat siapa pelaku yang telah membuat jantungnya terpompa cepat.
Terlihat wajah tak berdosa Reta lengkap dengan cengiran lebarnya seolah merasa tak bersalah.
"iihhh Retaaa" teriak Ara kesal.
Reta terkekeh. Ia lalu duduk dibangku sebelah Ara.
"abisnya lu pagi-pagi udah molor aja" ujar Reta sembari meletakkan tasnya di atas mejanya.
Ara masih dalam kondisi kaget. Tangannya masih didepan dada seolah mengatur jantungnya yang masih berpacu.
"aku kaget tau Re. Kirain siapa huh" omel Ara.
Reta terkekeh lagi.
"iya iya maaf. Sebagai tanda maaf,,nih hadiah dari gue" Reta menyodorkan sebuah gantungan kunci bermotif kucing ke Ara.
Mata Ara langsung berbinar. Tangannya segera meraih gantungan kunci tersebut. Tapi Reta menarik nya lagi.
"eitt,, gue dimaafin gak?" tanyanya.
Ara mengangguk cepat.
"iya aku maafin. Sini ihh. Lucu itu"
Reta mendengus. Ia memberikan gantungan kunci tersebut. Ara menerima dengan senang. Dipandanginya dengan lamat.
"makasih Retaaa"
"hmm" dehem Reta sembari membuka ponselnya.
Ara sibuk dengan gantungan kunci barunya itu. Ia langsung memasangnya di tasnya. Mengaitkannya di penarik resleting tasnya.
"lucuuu" ucapnya gemas. Ara memang penyuka semua hal yang berbau kucing. Sebagian besar barang miliknya pasti ada sangkut pautnya dengan binatang berbulu tersebut. Tasnya bahkan bermotif kucing.
Sayangnya ia tak punya hewan peliharaan satu itu. Reygan, abangnya melarang Ara memelihara nya. Karena Reygan alergi bulu kucing dan akan bersin-bersin jika berada di dekat kucing. Ara sebenarnya sangat ingin memelihara kucing. Tapi karena abangnya, ia harus mengalah. Abangnya itu bisa sampai demam jika habis berhadapan dengan bulu kucing. Entah mengapa bisa begitu. Ia juga heran.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARARGA [SELESAI]
Fiksi RemajaAra itu manis dan kekanakan. Berbanding terbalik dengan Arga yang badboy ketua geng motor. Tapi Arga harus menjaga Ara karena wasiat sang abang Ara sebelum koma. Tidak bisa menolak, karena abang Ara adalah leader dari geng motor ARZEUS, geng motor...