20. Tekad Arga

1.2K 49 0
                                    


Happy Reading Pren (~_^)

Ara duduk sembari mengayunkan kakinya dihalte depan sekolah. Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi. Dan gadis itu tengah menunggu Arga menjemputnya. Hari ini mereka berdua akan menjenguk Reygan.

"Arga belum dateng Ra?" tanya Reta yang baru keluar dari gerbang bersama dengan Fino. Reta duduk manis diboncengan Fino.

Ara menggeleng.

"Sebentar lagi kayaknya" jawab gadis itu.

Reta mengangguk.

"Yaudah kalau gitu kita duluan ya. Maaf gak bisa nemenin kamu dulu" pamit Reta. Mereka berdua memang berencana jalan berdua. Ngedate lah istilahnya. Karena mereka sudah agak jarang jalan berdua.

Ara mengangguk sembari mengangkat jempol.

"Iya gapapa Reta, Fino. Have fun yaaa" ujar Ara dengan senyum lebar.

Reta dan Fino sama sama mengangguk. Mereka berdua kemudian berlalu dari hadapan Ara.

Sepanjang kedua sejoli itu pergi, Ara terus memandangi mereka. Senang hubungan melihat mereka yang akur sampai sekarang.

"Kira-kira aku bisa begitu gak ya?" batin Ara bertanya pada dirinya sendiri.

Gadis itu kemudian asik melamun dengan dunianya sendiri hingga tak sadar suara motor berhenti tak jauh dari tempatnya.

"Hai gadis manis" sapa seseorang dengan suara beratnya.

Ara menoleh saat merasa ia mengenal suara itu.

Matanya seketika membulat begitu tau siapa yang berbicara tadi.

Lelaki itu tersenyum miring. Gadis dihadapannya tidak berubah menurutnya. Sama seperti dulu sewaktu ia bertemu dengan musuhnya.

Ara seketika was-was saat lelaki itu berjalan perlahan kearahnya.

"Apa kabar hm? Gimana kabar pacar lo?" tanya laki-laki tersebut sambil terus melangkah.

Ara seketika berdiri cepat dari duduknya.

"M-mau apa kamu?? Kenapa tanya-tanya abang aku segala?!" ketusnya. Gadis itu mencengkram tali tasnya erat.

"Oouuh. Jadi Reygan itu abang lo. Hahaa pas sekali. Kalau abangnya gak bisa gue apa-apain,, maka adiknya pun juga boleh" ucap lelaki tadi dengan senyum miring menakutkan.

Badan Ara seketika bergetar mendengar hal itu. Ia sangat takut sekarang.

"M-maksud kamu a-apa Marvin?? Jangan macam-macam!" teriak Ara. Ia terus melangkah mundur seiring Marvin yang terus berjalan mendekatinya.

"Woww lo tau nama gue ternyata. Ini benar-benar kejutann" lelaki tertawa keras. Ya, lelaki itu adalah Marvin. Musuh bebuyutan Reygan.

Hingga dengan satu gerakan ia berhasil meraih lengan Ara dan mencengkramnya erat.

"Lo harus ikut gue dan bayar semua yang abang lo udah perbuat ke gue!!" bisik Marvin dengan rendah namun tajam.

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang