10. Untuk sejenak

1.3K 64 0
                                    

Happy Reading Pren (~_^)

"Kenapa gak langsung mati aja sih bangs*t!!!" geram seseorang begitu mengetahui Reygan masih selamat meskipun kini dirawat.

"gak akan gue biarin hidup lu tenang Reygan!!!" pungkasnya berjanji.

.
.
.
.

"non bangun" suara lembut bik Suti terdengar samar di telinga Ara. Gadis itu mengerjapkan matanya demi menyesuaikan cahaya yang ada.

"emm,, kenapa bik?" tanya Ara sembari menegakkan tubuhnya.

"sudah pagi. Non harus sekolah" jawab bik Suti.

Ara terdiam. Ia menoleh menatap Reygan yang masih setia menutup matanya.

"Ara gak mau sekolah. Mau disini aja nemenin abang" ucapnya pelan dengan tak lepas menatap Reygan.

Bik Suti menatap Ara iba.

"tapi non harus sekolah. Biar bibik yang jagain den. Non sekolah aja ya" bujuk bik Suti.

Ara menggeleng. Ia berdiri dari sofa tempat ia tidur tadi dan melangkah menuju kursi samping brankar Reygan. Ia lalu memegang tangan Reygan dan membawanya ke kepalanya.

"abang cepet sadar. Ara kangenn.." bisiknya pilu.

Bik Suti tak kuasa menahan air matanya. Sedih rasanya melihat anak majikannya seperti ini. Dulu wajah sedih Ara selalu terlihat di hari kematian orang tuanya. Sekarang wajah itu terlihat lagi sembari menatap Reygan yang terbaring lemah.

Ia mendekati Ara lalu mengusap bahu kecil gadis itu. Memberinya kekuatan.

"non yang sabar yaa. Den pasti segera sadar" ucap bik Suti menenangkan.

"hikss..takut. Takut abang hikss ninggalin Ara bikk" ucapnya dibalik tangisnya.

"ssutt non gak boleh gitu. Kita berdoa ya semoga Allah beri den Reygan kekuatan"

Ara mengangguk pelan. Ia mengusap tangan Reygan lembut.

"Ara janji sama abang akan selalu doain abang hikss biar kita bisa sama-sama lagi" ucapnya.

Bik Suti perlahan tersenyum. Ia akan selalu menemani Ara dan juga Reygan.

Keadaan diruang rawat itu terlihat jelas dari luar ruangan.
Tanpa keduanya sadari, disana ada Arga yang diam-diam memperhatikan keadaan disana. Lewat kaca tembus pandang yang berada di atas pintu.

Ia ingin sekali masuk kesana untuk melihat keadaan Reygan. Tapi keadaan tidak memungkinkan. Dan itu membuatnya harus cukup bersabar.

"tunggu bang. Gue bakal cari orang yang udah buat lu kek gini. Gue janji!" janjinya.

Arga menatap jam tangannya. Sudah setengah tujuh. Ia harus kesekolah sekarang.
Ia menatap sebentar kedalam ruang rawat Reygan lalu berlalu meninggalkan ruangan tersebut.

"ya sudah non mandi dulu aja. Kalau gak mau kesekolah gak papa. Nanti bibik kesekolah buat izinin non" ucap bik Suti.

Ara mengangguk. Ia berdiri dan mengambil sepasang bajunya yang dibawa bik Suti kemarin. Bik Suti memang membawakannya lebih dari satu baju.
Ara lalu menuju ke kamar mandi yang ada diruang rawat itu untuk membersihkan diri.

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang