21. Mantan

1.2K 44 0
                                    


Happy Reading Pren (~_^)

Rumah sakit.

"Arga mereka siapa?" tanya Ara begitu memasuki ruang rawat Reygan. Yang ia tanyakan adalah seorang pemuda bertubuh kekar yang ada di depan pintu ruang rawat.

"Oh iya. Sorry kemarin gue gak sempet ngasih tau. Itu bodyguard yang gue sewa buat jagain bang Reygan. Buat jaga-jaga siapa tau aja Marvin dateng kesini" Jawab Arga.

Ara mengangguk angguk mengerti. Ia menatap Arga sembari tersenyum.

"Makasih ya Ga. Udah bantu aku sejauh ini"

Arga mengangguk. "Sama-sama. Udah kewajiban gue buat nepatin janji sama bang Reygan"

Keduanya lalu duduk. Arga duduk di sofa sementara Ara duduk di kursi samping ranjang rumah sakit. Karena sekarang sudah ada bodyguard, maka bik Suti bisa tinggal dirumah dan tidak perlu ke rumah sakit untuk berjaga. Tapi ia pasti datang sesekali.

Keadaan Reygan masih sama. Tadi sebelum ke ruang rawat, Arga dan Ara ke ruangan dokter yang menangani Reygan terlebih dahulu. Untuk menanyakan keadaan pemuda itu. Dan ya, jawaban dokter masih sama. Reygan masih belum bisa sadarkan diri. Ia belum bisa melewati masa koma nya.

Ara mengusap lembut tangan kekar Reygan yang terbalut infus. Gadis itu tak banyak bicara. Ia hanya menatap Reygan lekat sembari ingatannya melayang pada kejadian dimana abangnya kecelakaan. Benar-benar mimpi buruk yang nyata kala itu.

Setetes air mata Ara jatuh. Gadis itu dengan sigap menghapusnya. Ia tidak mau terlihat lemah dihadapan Reygan. Gadis itu memang berusaha menerima kenyataan yang ada. Ia tak ingin berlarut dalam kesedihan dan memilih untuk terus mendoakan Reygan.

"Ara bakalan terus berdoa buat abang. Gak akan pernah putus. Ara yakin abang bisa ngelewatin ini semua" tutur Ara pelan sembari mengusap pucuk kepala Reygan.

Drrtt drrtt

Ponsel Arga bergetar. Ia mengambilnya dari saku celananya. Terpampang nama Arini disana.

Lelaki itu lalu berdiri dan berjalan menuju sudut ruangan untuk mengangkat teleponnya.

"Halo bun"

"Halo. Arga lagi dimana nak?"

Arga menoleh sebentar melihat Ara yang masih sibuk berceloteh pada Reygan.

"Dirumah sakit bun. Jenguk bang Reygan"

"Sama Ara"

"Iya"

"Pas banget kalau gitu. Nanti ajakin ke rumah ya kalau kalian udah pulang. Bunda buat puding mau cobain ke dia"

Arga terdiam sebentar. Ia kembali menoleh melihat Ara.

"Iya nanti Arga kasih tau. Kalau dia mau nanti Arga ajak ke rumah"

"Iya nak. Yaudah bunda tutup dulu. Kamu hati-hati nanti pulangnya"

"Iya bunda"

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang