25. Menjauh

1.2K 49 0
                                    


Happy Reading Pren (~_^)

"Non Ara udah berangkat pagi-pagi sekali den. Katanya dia ada piket hari ini" beritahu bik Suti pada Arga.

Arga menghela nafas kecewa. Tapi ia berusaha untuk tidak menunjukkannya.

"Sama apa bik dia berangkatnya?" tanya Arga.

Bik Suti tampak mengingat-ingat sesuatu.

"Naik taksi den" jawab bik Suti.

Arga mengangguk lalu berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

Dijalan Arga terus kepikiran dengan kejadian malam tadi. Jelas sekali Ara menghindar darinya. Terbukti dengan gadis itu berangkat sekolah tanpa mau bersamanya hari ini. Hal itu benar-benar membuat Arga tak bisa tenang.

Bahkan malam tadi ia sulit tidur mengingat belum sempat menjelaskan semuanya pada Ara. Jelas sekali ia melihat gadis itu benar-benar kecewa. Dengan air matanya yang berjatuhan membuat Arga sakit melihatnya.

"Maafin gue Ra. Maafin gue" batin Arga entah sudah kesekian berapa kali.
Pemuda itu sangat merasa bersalah untuk ini semua. Apalagi sekarang ia sudah menganggap Ara sebagai tanggung jawabnya juga. Karena Reygan langsung yang menitipkan gadis itu padanya. Dan sekarang Ara mencoba menjauh darinya. Membuat ia uring-uringan.

Arga memasuki kelasnya dengan wajah lesu. Ia menghempaskan dirinya begitu saja di bangkunya. Zaki dan Farhan yang melihat ekspresi Arga begitu tidak banyak tanya. Karena dua pemuda itu tau apa yang membuat wajah tampan sahabatnya itu sangat lesu bak tak punya semangat hidup.

Cukup lama ketiga sahabat itu sama-sama terdiam hingga tepukan di bahu Arga membuat pemuda itu menoleh. Zaki, orang yang menepuk pundaknya tadi tersenyum tipis.

"Yang sabar bro. Mungkin Ara lagi butuh waktu buat mencerna ini semua. Secara ia baru aja tau" tutur Zaki mencoba menenangkan Arga.

Farhan yang mendengar ucapan Zaki mengangguk setuju.

"Iya Ga. Jangan putus asa juga buat bisa jelasin ke dia. Biar ini semua gak terlalu larut" timpal Farhan.

Arga yang mendengar perkataan kedua sahabatnya mengangguk pelan. Lelaki itu memejamkan matanya lama demi menenangkan pikirannya kembali.

.
.
.

Sementara itu di sekolah Nusa Bangsa, Ara baru saja selesai menceritakan semuanya pada Reta. Karena sahabatnya itu terus-terus memaksanya untuk bercerita tentang apa yang terjadi hingga membuat Ara tak bersemangat belakangan ini.

"Aku bener-bener kecewa Re hiks"

"Sstt.. Iya Ra. Gue paham. Udah gak papa kalau lo mau nangis, ada gue kok" tutur Reta sembari mengusap bahu Ara yang kini berasa dalam pelukannya.

Ara terdiam. Air matanya sudah cukup menggambarkan suasana hatinya sekarang. Entah sudah kesekian berapa kalinya ia menangis belakangan ini. Fakta yang baru saja ia ketahui benar-benar memukulnya.
Ingin rasanya ia membenci semua orang yang terlibat tapi ia tidak bisa. Ia benar-benar tidak bisa. Tapi kecewanya, telah tertanam di hatinya.

Reta turut sedih dengan semua hal yang terjadi. Setelah abang sahabatnya itu kecelakaan sudah mampu membuat Ara terluka lalu sekarang sebuah rahasia yang disembunyikan Reygan semakin membuat Ara terluka.

ARARGA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang