9. Tanpa Kabar

89 19 5
                                    



Apakah kasih kabar sesulit itu, sampai kamu pergi tanpa sebuah kabar. Kamu gak sempat ngabarin atau aku yang gak penting lagi buat kamu.

Maghfirah Putri Almeera

_____

Sehari kemudian Angga tidak masuk kelas, handphone miliknya pun tidak bisa dihubungi. Membuat Fira semakin khawatir dan terus memikirkan Angga.

Sehari sebelumnya Fira berbicara kepada Angga, mereka sempat membaik.

Flashback on

"Angga tunggu aku!" Fira mengejarnya Angga pun berhenti berjalan dan membalikkan badannya menatap gadis yang berada di belakangnya.

"Apalagi? Kamu cocok sama dia, dia lebih daripada aku, aku gak ada apa-apanya dibandingkan dengan dia, dia lebih pantas!" Ucapnya pelan diakhir kata, lalu memalingkan wajah dari pandangan Fira.

Fira menggeleng pelan, "Kamu ninggalin aku? Baru sebentar aku bahagia, setelah lima tahun kita?" Air mata Fira pun berhasil turun. Fira mengusapnya dengan cepat.

"Aku minta maaf, oke aku janji gak akan ninggalin kamu, kamu berhenti nangis!"

Fira pun berhenti menangis, Angga pun menyuruh Fira duduk di bangku itu sebentar dan membelikan minuman untuk Fira.

Back to Story

Fira terus mencoba mencari tahu tentang Angga yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
"Kamu kemana Angga...." Lirihnya dipojok ruangan kamarnya itu.

"Di telpon gak aktif, di chatting juga gak aktif...."ucapnya dengan suara yang sudah tidak jelas akibat tangisnya.

"Aku gak mau ditinggalin lagi, aku trauma." Fira melepas hijabnya dan mengacak-acak rambutnya.

"Kamu bilang gak akan ninggalin aku, udah dua belas jam lebih kamu gak aktif, kamu kemana...." Raungan tangisnya mengeras di kamarnya itu.

Kebetulan orang tuanya lagi tidak ada di rumah, jadi bebas dia menangis sendiri di dalam kamar itu.

"Kemana...?" Kondisi tubuhnya sudah melemah, tenaganya sudah terkuras banyak, Fira belum makan dari pagi tadi, bahkan malam tadi ia hanya memakan sebungkus roti.

"Kalau gak bisa nepatin janji, gausah berjanji!" Ucapnya penuh gemetaran, ia merebahkan dirinya di lantai kamarnya itu.

"Fira ada?" Tanya Amira yang berada di pagar pasantren itu, Zayyan pun mengangguk lalu mengantarkan Amira ke teras rumah Fira.

Amira mengetuk pintu itu, tapi tidak ada sahutan, ia pun mencoba memegang gagang pintu itu, ternyata tidak di kunci.

"Ada kan ya?" Tanyanya kembali kepada Zayyan, Zayyan hanya mengangguk.

Amira pun masuk dan mengucapkan salam. Ia pun menelusuri rumah Fira itu tidak menemukan Fira.

Amira sering ke rumah Fira, jadi wajarlah dia sudah mengenal beberapa ruangan yang ada di sana.

Amira mengetuk pintu kamar Fira, dan memegang gagang pintu itu kembali.
"Tidak dikunci?" Amira pun masuk dan melihat Fira yang tergeletak di lantai pokok kamarnya itu.

"Fira...." Teriak Amira, Amira kaget dengan keadaan Fira yang sangat acak-acakan itu.

"Are you okay?" Amira membantu Fira duduk kembali, Amira menyingkirkan beberapa helaian rambut Fira yang mengenai wajah Fira.

FIRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang