7. Perhatian

81 18 4
                                    



Zayyan memeriksa CCTV dan melihat kejadian yang terjadi saat Fira ingin jatuh. Irwan merasa geram dan langsung keluar dari ruangan itu. Irwan mencari Maily dan diiringi oleh Angga.

"Anisa, Maily mana?" Ucap Irwan teriak-teriak dalam kelas Maily, semua mahasiswa yang ada di kelas itupun bergerombol keluar karena takut mendengar suara lantang dari Irwan.

"Irwan, di-di parkiran dia mau pu-" ucap Anisa menggantung, sedangkan Irwan sudah meninggalkan kelas itu dan pergi menuju parkiran.

Anisa pun ikut ke parkiran karena takut kalau saja Maily di apa-apain oleh Irwan yang terlihat sangat marah.

"Sini kamu!" Teriak Irwan saat melihat Maily sudah membuka pintu mobilnya.

Maily pun menutup rapat kembali pintu mobilnya dan berjalan pelan ke arah Irwan juga Angga.

"Kita sudah liat di CCTV, kamu mendorong Fira dengan kasar di roof top kampus, dan juga kamu berjalan ke arah dia, dia ketakutan sama kamu, hingga dia hampir jatuh seperti tadi," ucap Irwan dengan amarah yang sedikit mereda.

Maily pun dengan tertunduk diam, lalu menangkup kedua tangannya di dada. "Maaf, maafin aku," lirihnya.

"Kamu minta maaf sama Fira," kini Angga yang berbicara, Irwan pun lebih dulu berjalan dan menuju ruang kesehatan.

"Nah di sini lo, lo dipanggil tuh sama pak Aris," ucap Zayyan menunjuk Maily yang mengiringi Angga dan Irwan itu.

"Ke-kenapa aku?" Ucap Maily gemetaran, wajahnya nampak tegang, Anisa pun menggandeng tangan Maily untuk pergi dari hadapan ketiga lelaki itu.

Tetapi Angga berhasil mencegah kepergian mereka, Angga menarik tangan Maily dan membawa ke ruangan pak Aris.

Maily di-skors selama satu minggu, pak Aris mengetahui kelakuan yabg diperbuat oleh Maily, karena Zayyan yang memperlihatkan hasil rekaman CCTV itu kepada pak Aris.

_____

"Gimana tangannya? Masih sakit gak," ucap Amira yang membantu Fira turun dari brankar itu.

"Udah gak papa Mir, makasih ya udah ngobatin luka aku," Fira pun berjalan berdampingan dengan Amira keluar dari ruangan kesehatan itu.

"Fira kamu gak papa?" Ucap ketiga lelaki itu barengan. Mereka baru saja datang menghampiri Fira dan Amira yang berada di ambang pintu ruangan kesehatan.

Fira pun menggaruk kepalanya dan raut wajahnya seketika menjadi bingung.
"Eh gak papa," Fira langsung berlari kini wajahnya sangat malu, dan mungkin pipinya sekarang semerah tomat.

Amira mengejar Fira, Fira masuk ke sebuah kamar mandi yang ada di kampus itu.
"Ciee salting ya Ra, diperhatiin tiga pria sekaligus," ucap Amira. Terdengar suara Amira yang berada di depan pintu kamar mandi yang Fira masuki.

Fira pun menatap wajahnya lewat kaca yang ada di sana, dan ia mencuci wajahnya.
"Fira tenang," gumamnya.

"Apaan sih Mir, Angga itu dekat sama aku jadi wajar lah dia perhatian, dan juga bang Zayyan kan abang aku," ucap Fira yang masih di dalam sana.

"Terus Irwan?"

"Gak tau," sahut Fira lagi, "kamu gimana dengan bang Zay," sambung Fira, yang membuat Amira tak berucap apa-apa lagi. Amira hanya diam menunggu Fira keluar.

Fira pun membuka pintu kamar mandi itu lalu kembali berjalan berdampingan dengan Amira menuju kantin.

Sekitar sepuluh menit Amira dan Fira makan bersama di kantin itu. Tak lama Irwan pun menghampiri kedua gadis yang sedang bercanda ria di sana.

FIRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang