41. Lelaki Terbaikku

196 14 10
                                    



Pagi harinya Fira hanya menatapi makanan yang Amira beli bersama Zayyan.
"Makan dong Ra!" titah Zayyan, tetapi Fira hanya menggeleng.

"Aku akan kembali, nanti aku temenin kamu lahiran, see you Almeera ku. I love you more."

Fira terus terbayang-bayang dengan perkataan terakhir Irwan sebelum berangkat.
"Kita berangkat sekarang bisa?" tanya Fira lalu Zayyan dan Amira pun menatap sendu ke arah Fira.

"Makan dulu!" titah Amira.

Fira pun hanya menyuap makanan itu dengan satu suapan saja, setelahnya dia pergi ke kamar untuk berganti pakaian. Mereka pun berangkat ke stasiun Jogjakarta, untuk memastikan apakah benar-benar kereta dari stasiun itu yang mengalami kecelakaan.

Setelah mereka sampai di sana, para petugas pun memberitahukan bahwa para korban sudah di rujuk ke rumah sakit Bandung. Fira pun ingin berlari ke arah mobilnya tapi dicegah oleh Amira.

"Jangan lari Ra, pelan-pelan aja!"

"Gak bisa Mir, aku khawatir!" tegas Fira dicampuri dengan tangisannya. Lalu ia pun masuk ke dalam mobil, Maurin terus memeluk Fira, Fira mendekap Maurin dengan erat.

"Iya gak lama kok, cuma tiga minggu aja, sempat kan temenin kamu lahiran nanti?"

Lagi-lagi Fira teringat ucapan-ucapan Irwan, tangis Fira pun sudah mulai mereda, lalu Amira memberinya minuman. Fira pun minum lalu mengelus lembut perutnya.

"Kuat, keadaan aku harus baik-baik aja demi anakku, aku harus kuat demi anakku." Fira kembali meneteskan air matanya saat mengelusi perutnya.

Setelah beberapa jam mereka sampai juga di sebuah rumah sakit di kota Bandung. Mereka semua menuju ruangan ICU.  Mereka semua mondar-mandir di depan ruangan itu, sampai seorang dokter keluar dari ruangan itu.

"Alhamdulillah, pasien sudah sadar. Kalian keluarganya?" tanya dokter itu.

"Iya Dok, ini istrinya." Tunjuk Amira ke arah Fira.

"Oh baik, kalian bisa jenguk tapi satu persatu ya, saya permisi dulu," pamit dokter yang ber nametag Faisal itu.

"Terimakasih Dok," ucap Amira.

Fira pun langsung masuk ke ruangan itu, sedangkan Zayyan dan Amira hanya menunggu di luar.

"Sayang," Irwan memegang kedua pipi Fira, lalu menghapuskan air mata Fira.

"Ja-jangan nangis, a-aku gak mau lihat ka-kamu na-nangis," rintih Irwan menahan rasa sakitnya.

"Aku khawatir sama kamu, jangan gini lagi aku gak mau kamu pergi," ucap Fira diiringi dengan tangisannya.

Irwan menggeleng pelan, lalu menatap sendu ke arah Fira sendu.
"Jagain anak kita, maafin aku. Aku gak bisa jagain kamu lagi, terimakasih atas semuanya sayang, i love you Almeera ku."

Fira menggeleng pelan, air matanya sudah tak terbendung lagi.
"Jangan tinggalin aku...." Lirih Fira.

"Maafin se-segala kesalahan aku ya, aku sayang sama ka-kamu, tapi aku harus pe-pergi kamu ikhlasin ya, kan ada Irwan Junior di sini," Irwan mengelus perut Fira, ia terus meringis kesakitan memegangi dadanya.

Irwan tersenyum getir ke arah Fira. Lalu Irwan menghembuskan napas terakhir. Fira meraung keras sambil memeluk tubuh Irwan. Amira dan Zayyan pun menenangkan Fira.

"Takkan ku lupakan kamu, terimakasih untuk segalanya...."

-

Untuk lelaki terbaikku

FIRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang