•
•
•Satu tahun kemudian....
Fira sedang hamil, kehamilannya sekarang sudah beranjak delapan bulan. Fira sudah mengikuti program sarjana dengan tahun tercepat.
Fira sekarang sudah tidak bisa kemana-mana lagi, dengan kondisinya yang sudah hamil besar. Irwan juga ekstra hati-hati dan terus memperhatikan Fira. Irwan tidak mau lagi ada apa-apa yang terjadi pada istrinya juga calon anaknya itu.
Tetapi bukan hanya menjaga Fira, Irwan juga sering disibukkan dengan pekerjaannya dan juga ia sering keluar kota karena mengurus perusahaannya sendiri yang ia dirikan semenjak satu tahun yang lalu.
"Sayang aku besok berangkat pakai kereta api ada proyek besar di Bandung yang mengharuskan aku turun tangan langsung," Irwan meminta izin kepada Fira.
"Berapa lama? nanti kamu temenin aku lahiran kan?" Fira sedang membuatkan minuman untuk Maurin juga Irwan.
"Iya gak lama kok, cuma tiga minggu aja, sempat kan temenin kamu lahiran nanti?"
"Iya sempat kok, tapi hati-hati ya, jam berapa berangkatnya?" Fira memberikan minuman itu ke Irwan dan Maurin.
"Jam dua siang," balas Irwan lalu meminum kopi buatan Fira.
"Yaudah nanti aku bantu-bantu beresin ya," Fira mengelus pundak Irwan, Irwan pun mengelus perut Fira dengan lembut.
"Iya sayang makasih ya," Irwan mencium perut Fira lalu tersenyum ke arah Maurin dan Fira bergantian.
Fira pun membereskan barang bawaan Irwan, lalu malam itu Irwan menghabiskan waktu bersama dengan Fira di kamarnya. Irwan pun menyanyikan lagu shalawat untuk Fira, lalu Fira tertidur pulas di dekapan hangat Irwan.
Pagi harinya Irwan sempat pergi ke kantornya, sedangkan Fira mengantarkan Maurin sekolah, karena sekolah Maurin cukup dekat dengan rumahnya itu, Fira juga bosan jika harus di rumah terus.
Saat pukul sebelas siang, Irwan kembali ke rumah lalu membawa sebuah kopernya yang berisikan pakaiannya juga berkas kantornya.
Fira pun ingin ikut mengantarkan Irwan tapi Irwan mencegahnya untuk ikut, biar supir kantornya yang mengantarkannya ke stasiun Jogjakarta.
"Di sana padat, aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Irwan menghapus air mata Fira yang terus menetes.
"Tapi aku mau ikut," ucap Fira dengan diiringi tangisannya.
"Di sana orang berdesak-desakan, aku gak mau kamu kena senggol orang, terus kamu jatuh kamu kenapa-kenapa aku gak mau itu terjadi ya," ucap Irwan lembut sambil memeluk Fira.
"Nanti aku kabarin lagi ya," Irwan mengelus kepala Fira, lalu Fira hanya mengangguk sendu.
"Aku akan kembali, nanti aku temenin kamu lahiran, see you Almeera ku. I love you more." Irwan mengecup kening Fira, lalu Fira menyalami tangan Irwan dengan air mata yang terus menetes.
"Maurin, jagain bunda Fira ya!" Irwan menyamakan posisinya dengan Maurin, lalu Maurin mengangguk dan memeluk erat Irwan.
"Ayah Irwan jangan lama-lama," ucap Maurin.
Irwan mengangguk lalu berdiri dan kembali memeluk Fira mengelus perut Fira lalu menciumnya. Setelah itu Irwan kembali masuk ke dalam mobilnya.
Supir kantor Irwan itupun mengemudikan lalu keluar dari pekarangan rumah Fira.
_____
Irwan pun menenteng kopernya, sebelum itu Irwan memberikan sebuah kotak perhiasan dari saku jas-nya yang ia lupa berikan kepada Fira.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRA (Revisi)
Short StoryMenceritakan tentang seorang gadis yang bernama Maghfirah Putri Almeera yang sering disebut Fira. Gadis itu sedang menunggu pria yang dia cintai, tapi saat dalam penantian menunggu ia selalu merasakan pahitnya cinta, bahkan sampai ia ditemukan oleh...