•
•
•Delapan tahun kemudian....
Arhan dan Arthan sedang bermain di taman yang sangat dekat dengan rumahnya. Arhan dan Arthan main kejar-kejaran sampai Arthan pun berhenti berlari karena melihat ada beberapa anak-anak di sana yang sedang bermain bersama dengan seorang ayah.
"Dek Arthan kenapa?" tanya Arhan menghampiri Arthan yang hanya duduk termenung.
"Kak Arhan lihat!" tunjuknya ke arah anak laki-laki yang sedang di ajarkan naik sepeda oleh ayahnya.
Arhan mengerti apa yang dimaksud saudaranya itu.
"Lihat di sana lagi kak!" tunjuknya ke arah anak lelaki yang sedang main bola bersama ayahnya.Arhan pun duduk di samping Arthan lalu mengelus punggung Arthan.
"Nanti kita bakal main kok sama ayah, sabar dulu ya!" ucap Arhan lembut."Kita pulang kita tanya mamah, kapan ayah pulang dari Bandung tempat kerjanya," Arthan menarik tangan Arhan lalu mereka berlari ke arah rumahnya.
"Mamah...." Teriak keduanya saat berada di depan pintu. Fira pun membuka pintunya dengan tersenyum menyambut kedua putranya yang baru datang sehabis bermain.
"Mah, ayah kapan pulang. Udah delapan tahun lho mamah bilang ayah gak pulang," tanya Arthan.
Fira pun tersenyum getir, lalu menyuruh kedua putranya untuk duduk. Fira selama ini ingin sekali menceritakan bahwa Irwan telah tiada, tapi bagi Fira mencari waktu yang pas untuk cerita. Fira sudah tidak jujur, Fira bilang Irwan hanya kerja, tapi dibalik itu ada alasan Fira yang sangat kuat, yaitu Fira tidak ingin kedua putranya sedih, dan merasa benci kepada ayahnya karena meninggalkan mereka sejak dalam kandungan.
"Mah, ayah kemana kok sampai sekarang belum pulang?" tanya Arhan dan Arthan saat duduk di samping Fira.
Fira pun menghela napas berat, lalu ia menceritakan tentang kebaikan Irwan semasa hidupnya dan apa yang terjadi pada ayah dari kedua anaknya itu. Arhan dan Arthan pun meneteskan air matanya lalu memeluk Fira.
"Kami gak akan benci ayah mah," ucap Arhan selaku kakak dari Arthan. Fira pun mengusap puncak kepala dari kedua anak kembarnya itu.
"Mah, Arhan mau seperti ayah." Fira mengerutkan keningnya lalu tersenyum ke arah Arhan.
"Arhan mau jadi seperti ayah, lelaki yang hebat, menjadi lelaki yang terbaik untuk orang yang di cintainya, selalu setia dan melindungi, Arhan akan melindungi mamah dan mencintai mamah seperti ayah yang mencintai mamah," Arhan memeluk Fira lalu Fira meneteskan air mata.
"Arthan juga pengen jadi seperti ayah, bekerja keras untuk keluarga, menjadi imam yang baik untuk keluarga, menjadi lelaki yang bertanggung jawab seperti ayah lelaki yang hebat, Arthan akan menjadi seperti ayah yang senantiasa memberikan kebahagiaan, seperti ayah memberikan kebahagiaan untuk mamah, kami sayang mamah," tutur Arthan yang membuat Fira kembali meneteskan air matanya.
Fira pun memeluk kedua putranya itu, "Ayah kalian pasti bangga punya putra yang sangat baik dan perhatian seperti kalian," batin Fira.
"Mamah kita ke makam ayah yuk," ajak Arhan, lalu dibalas anggukan oleh Fira.
Fira dan kedua putra kembarnya itu menuju makam Irwan.
"Assalamualaikum Mas Irwan, anak-anak mu sekarang udah besar, mereka ingin menjadi seperti kamu, mereka ingin menjadi lelaki hebat sepertimu, mereka sangat mencintaimu walaupun mereka tidak pernah bertemu sama sekali, hanya sebuah foto milikmu yang mereka tatap untuk mengetahui wajah ayahnya tapi aku sangat yakin mereka pasti mencintaimu," batin Fira lalu menaburkan bunga di atas gundukan tanah itu.Arhan dan Arthan pun ikut menaburkan bunga dan juga membacakan doa.
"Ayah aku Arhan, aku berjanji akan jaga mamah selalu, gak buat mamah nangis, ayah yang tenang di sana, sampai bertemu di surga ayah.""Ayah aku Arthan, aku juga berjanji akan selalu melindungi mamah, mencintai mamah, dan bekerja keras nanti untuk membahagiakan mamah, tunggu kami di surga ya Yah, kita nanti akan sama-sama di sana."
Fira pun mengelus punggung kedua putranya lalu mereka berdiri dan meninggalkan makam Irwan.
"Mah, kenapa Allah jemput ayah disaat kita ingin merasakan kasih sayang seorang ayah?" tanya Arthan.
Fira pun mengelus punggung kedua putranya lalu Fira menghela napas panjang.
"Allah sayang sama Ayah makanya Allah jemput ayah lebih dulu, tapi tidak sampai di situ, Allah memberi cobaan kepada hambanya karena Allah yakin hambanya ini mampu melewati semua cobaan yang Allah berikan. Allah juga yakin Arhan dan Arthan akan menjadi lelaki yang kuat dan hebat walaupun tanpa ayah, kan di sini masih ada mamah yang dukung kalian."Arhan dan Arthan pun tersenyum lalu memeluk sang mamah.
"Iya Mah, kita janji akan jadi lelaki yang kuat dan hebat, kami juga janji gak akan sedih lagi, kami akan ikhlas dengan ayah, kami juga tak akan pernah lupa untuk mendoakan ayah," ucap Arhan dan Arthan.Fira hanya tersenyum mendengar perkataan dari kedua putranya yang sangat ia sayangi, harapan dan satu-satunya sumber kebahagiaan Fira.
Delapan tahun engkau meninggalkan kami mas, rasa cinta ini masih tersimpan rapi, kenangan indah kita masih teringat jelas, rasa pahit saat kamu meninggalkanku untuk selama-lamanya masih bisa aku rasakan, tapi tak mengapa mas ini sudah jalannya untuk kita, aku bersyukur mempunyai kedua anak yang benar-benar mirip denganmu, aku sangat menyayangi mereka seperti aku menyayangimu selagi kamu masih ada ataupun tiada, aku tetap menyayangimu dan selalu mengirimkan do'a untukmu, sampai bertemu di Jannah-nya.
•
•
•Mencintai orang tidak hanya di dunia, tetapi saat orang itu sudah tidak ada, tetaplah mencintai dia, sampai cinta kita abadi dan bertemu di Jannah-nya
-author (Muliyana)Byeee byeee😭😭😭🥺❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRA (Revisi)
Short StoryMenceritakan tentang seorang gadis yang bernama Maghfirah Putri Almeera yang sering disebut Fira. Gadis itu sedang menunggu pria yang dia cintai, tapi saat dalam penantian menunggu ia selalu merasakan pahitnya cinta, bahkan sampai ia ditemukan oleh...