34. Masalalu yang Belum Kelar

85 15 1
                                    



Jangan mencintai orang yang belum kelar dengan masalalu nya.

-Fira&Irwan

_____

"Kamu itu merebut Irwan dari aku! Aku tengah berjuang tapi malah kamu yang diperjuangkan! Aku yang terjatuh malah kamu yang diajak jalan, aku yang terluka malah kamu yang di bahagiakan! Aku kenal dia lebih awal dibandingkan kamu, jadi wajar aku berjuang untuk merebut kembali!" Isi voice note dari Maily.

Fira pun meneteskan air matanya lalu menatap Amira dengan wajah yang sendu.
"Itu semua gak benar Fir," ucap Amira langsung memeluk Fira. Fira melepaskan handphonenya dengan perlahan lalu menangis di pelukan Amira.

"Kenapa di saat aku udah mulai mencintai, malah dihadirkan dengan orang yang kenal lama dengan dia," ucap Fira diiringi dengan tangisannya.

"Itu gak benar Ra, itu semuanya gak benar, jangan nangis it's oke!" Ucap Amira terus mencoba menenangkan Fira.

Fira terus mengisak tangisnya, "Jelasin Mir ada apa antara Irwan dan Maily dulu?" Tangis Fira pecah dirinya terus memeluk Amira, hanya Amira tempat mengadunya, tempat paling ternyaman untuk menceritakan semua keluh kesahnya.

"Aku gak bisa cerita Ra, maafin aku. Aku takut sama Irwan, itu private dia. Kamu lebih baik tanya dia langsung," jelas Amira sambil menatap Fira.

"Jadi kamu tau tentang semua ini Mir, kenapa kamu gak bilang? Kenapa mencintai dia harus sesakit ini, aku selalu dikirimkan pesan oleh Maily, pesan itu sangatlah menyakitkan Mir," jelas Fira dengan mata yang sudah sembab.

"Kamu tenang ya, asal kamu tau Ra! Karena kamu Irwan ingin mengenal cinta lagi, kamu Ra cinta pertama dia," ucap Amira mencoba membuat Fira tersenyum namun hanya dibalas dengan mata Fira yang terus meneteskan air matanya juga kepala Fira menggeleng pelan.

"Irwan sangat sayang kamu Ra," Amira sangat kebingungan gimana lagi menjelaskan kepada Fira sedangkan mata Fira tak berhenti menangis.

Kini Fira hanya berdiam diri dan duduk di sofa, matanya terus meneteskan air mata. Amira terus mengusap air matanya Fira dengan tisu.

Tak lama Irwan pun pulang, Irwan langsung masuk karena pintu rumah itu terbuka, Irwan menghampiri dua gadis itu dan langsung berlutut di hadapan Fira.

Irwan menatap Fira dan Amira secara bergantian, wajah Irwan bertanya-tanya lalu Irwan menarik tangan Amira keluar rumah dan menyuruhnya untuk menjelaskan.

Amira lah yang menelepon Irwan agar Irwan pulang cepat, tapi Irwan tidak bisa meninggalkan pekerjaannya.

Amira pun mulai menjelaskan, sudah dua jam Fira menangis dan hanya terdiam seperti itu. Irwan pun merasa khawatir, selagi Amira menjelaskan tatapan Irwan terus mengarah pada Fira, gadis yang duduk di sofa ruang tamu yang hanya menatapi televisi.

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Amira pun pulang, Irwan mengantarkan gadis itu ke depan gerbang, lalu Amira menepuk kecil pundak Irwan.

"Tenangin dia," Ucap Amira lalu masuk ke dalam mobilnya.

Irwan kembali masuk ke dalam rumahnya dan mengunci rapat pintu rumahnya. Irwan duduk di samping Fira sambil mengelus rambut Fira dengan lembut.

"Berhenti nangisnya dong!" Lirih Irwan dengan lembut dan sesekali bisa menghapuskan air mata Fira.

Fira terus menangis tersegan-segan, Irwan meraih kepala Fira lalu menyenderkan kepala Fira di pundaknya.

"Aku mau penjelasan kamu!" Ucap Fira dengan berbicara tersegan-segan.

"Aku sama dia gak ada apa-apa," jelas Irwan singkat sambil menatap Fira sendu.

"Bohong!" Tegas Fira lalu Fira kembali menangis.

"Beneran sayang, hal apa lagi yang aku jelasin!" Irwan bingung lalu mengusap wajahnya dengan kasar.

Irwan mengambil remote televisi lalu mematikan televisi itu.
"Kita ke kamar sekarang!" Ucap Irwan sambil merangkul Fira.

Setelah sampai di kamar, Fira hanya bersandar di headboard kasur. Setelah Irwan membersihkan dirinya, Irwan ikut bersandar dan duduk di samping Fira.

Irwan meraih tangan Fira, namun Fira cepat menarik tangannya kembali.
"Jelasin sama aku, ada hubungan apa kamu sama dia dulu, hingga sampai sekarang belum kelar?" Tanya Fira.

"Tapi aku gak mau bahas itu lagi Fira, aku memutuskan untuk tidak ada lagi selain kisah cinta kita berdua," ucap Irwan dan sambil meneteskan setetes air matanya.

"Saat kita sudah saling bersama Fir, gak akan ada kisah lain, hanya kisah cinta kita berdua, just me and you." Irwan menggenggam erat tangan Fira. "Dihatiku hanya ada kamu Fira, only you. My heart for you, tidak ada untuk yang lain!" sambungnya.

Fira hanya terdiam tak menyahut, "Aku gak mau bikin kamu nangis," lirih Irwan.

"Sesulit itukah menjelaskan, kenapa kamu menyembunyikannya? Jelasin sama aku!" Irwan menggeleng pelan.

"Jelasin ke aku sebentar, daripada aku mendengar kisah ini dari orang lain!" Ucap Fira sedikit lantang.

Irwan menghela napasnya pelan, Irwan kembali menggenggam tangan Fira, Irwan pun mulai menjelaskan.

"Aku sama dia pernah pacaran," lirih Irwan dan sentak membuat Fira tercengang setelah mendengar penuturan Irwan.

"Tapi saat kuliah gak lagi," sambung Irwan.

"Aku sama dia pernah pacaran tiga tahun selama di SMP, tapi setelah lulus SMP aku memutuskan untuk masuk pasantren cuma dua tahun, saat lulus dari pasantren dia baru kelas tiga SMA satu tahun itu kami kembali dekat, tapi dia mengkhianati aku sampai dia memilih pergi dengan laki-laki itu ke kota ini, aku dan orang tua aku pun pindah ke kota ini, aku mencari dia kemana-mana, saat itu tidak ada kata putus dari aku untuk dia begitupun dia tidak ada juga memutuskan aku, dia menghilang tanpa kabar, aku masuk kuliah kata orang tua aku fokus kuliah, saat itu aku gak terlalu memikirkan dia, sampai dia masuk kuliah di kampus yang sama dengan aku, aku kaget dia tiba-tiba hadir dan ingin balikan, hatiku kacau. Aku menjadi lebih pendiam, aku tak pernah menjawab apa-apa pertanyaan dari dia, saat dia mendekati aku selalu menghindar, saat itu aku tidak percaya lagi dengan cinta, bahkan dia cinta pertamaku, sekaligus sahabatku waktu kecil," jelas Irwan panjang lebar.

"Tapi dia sayang sama kamu, harusnya kamu tidak menjauh kalau kamu waktu itu sayang sama dia," balas Fira.

"Aku udah sakit hati sama dia? Untuk apalagi memperbaiki, Dia udah gak ada di hidup aku, hanya kamu sayang yang ada di hidup aku, hanya kamu!" Irwan memeluk Fira.

Fira menangis di pelukan Irwan. "Tapi aku merebut kamu dari dia, dia tengah berjuang untuk mendapatkan kamu kembali...." Ricau Fira dengan tangisannya yang semakin menjadi-jadi.

"Kamu gak ngerebut aku dari dia, dia hanya kehilangan sehingga membuatnya berjuang lagi, dia sudah menyia-nyiakan yang berharga dan itu tidak mungkin dia dapatkan lagi, yang sudah hilang tidak akan pernah kembali lagi," tutur Irwan dengan terus mendekap hangat Fira dalam pelukannya.

"Karena yang hilang itu sudah menemukan orang yang tepat, aku menemukan kamu sayang, kamu cintanya aku. Kamu bisa membuat aku jatuh cinta lagi," Irwan tersenyum senang sambil memegangi kedua belah pipi Fira.

"Masalalu kita sudah sama-sama kelar, hanya ada tentang kita berdua, gak ada yang lain!" Ucap Irwan sambil menciumi kening Fira.

"Aku gak mau lihat bidadari aku nangis, udah ya!" Irwan menghapuskan air mata Fira. Lalu Fira merebahkan dirinya.

"Ngantuk ya?" Tanya Irwan dan dibalas anggukan sendu dari Fira.

"Yaudah yuk kita tidur," ucap Irwan sambil merebahkan dirinya di samping Fira. Irwan memeluk Fira, dan Fira pun sangat merasa tenang saat di pelukan suaminya itu.

Fira mulai memejamkan matanya lalu ia tertidur pulas. "Aku hanya milik kamu, kamu milik aku. Tak akan pernah ada cinta yang lain, selain cinta kita berdua," batin Irwan lalu memejamkan matanya dan tertidur pulas.



Tolong tandain typo nya yah! Biar nanti aku mudah memperbaikinya makasii All❤️🥺

FIRA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang