22!

1.1K 69 15
                                        

Selamat membaca

Perdebatan panjang terjadi diantara Ningning dan Aca. Keduanya masih pempertahankan pikirannya masing masing. Tidak ada yang mau menurunkan egonya.

Aca yang merasa dirinya benar, juga tidak akan mau mengalah kepada Ningning. Begitupun juga dengan Ningning.

Dan ya keputusan terakhir keduanya adalah untuk sementara waktu mereka menjaga jarak terlebih dahulu.

Jika terus terusan sekarang masalah ini diselesaikan akan membuat suasana semakin kacau. Keduanya setuju untuk berpisah sementara waktu ini.

Setelah memutuskan solusi masalah ini, Aca dan Ningning keluar kamar Aca. Menghampiri masing masing teman baru mereka.

Melihat kedatangan Aca dan Ningning, Aisyah segera berdiri. Tampaknya kedua sedang tidak baik baik saja. Mata Aca yang sudah membengkak dengn hidung merahnya juga.

Ningning yang lebih menampilkan wajah yang begitu dingin. Menyorot Aisya dengan tajam.

"Bagaimana Ning, udah selesai? Aca mau kan jadi teman gue?" heboh Anum.

Ningning menggeleng pelan, "Ayok pulang, gue capek." ajak Ningning.

"Lah kok gitu, kan kita mau---

"Gue pamit Ca, Aisyah." ujar Ningning.

"Hati hati ya Ning," balas Aisyah lembut, berbeda dengan Aca yang hanya mengganggukkan kepalanya.

"Tapi kita belum main Ning, kok udah pulang aja sih?" sentak Anum.

"Nggak usah teriak! Gue capek mau pulang. Emang lo mau main sama siapa disini, hah?! Nggak ada yang mau nerima lo disini Num. Lo sadar nggak sih?"

"Kok lo gitu sih ngomongnya?"

"Emang kek gitu keadaanya. Mending kita pulang."

"Hm Anum, gue minta maaf sama apa yang udah gue ucapin sama lo. Kita bisa berteman tapi gue butuh waktu dulu. Kesan kita pertama kali bertemu sudah buruk, Num. Maafin gue." sesal Aca.

"Oh okee deh, gue tunggu ya Ca."

"Iya, buat lo Ning. Kerja kelompok itu biar gue aja yang selesaiin. Sehari sebelum persentasi gue jelasin ke lo."

"Serah lo, gue cabut." dingin Ningning lali berjalan menuju pintu utama diikuti Anum dari belakang.

Setelah mereka berdua pergi, Aca terduduk di sofa dengan mata terpejam. Sungguh berat melepaskan Ningning yang notabane nya teman semasa kecil Aca.

Satu sekeluarga Aca sudah tidak menyesetujui Aca berteman dengn Ningning. Karna banyak pengaruh buruk yang Ningning keluarkan.

Dan ya Aca baru tau tadi saat berbincang di dalam kamar. Memang banyak sikap dan prilaku Ningning yang seharusnya tidak dilakukan oleh remaja seperti Ningning ini.

Aca mau menerima semua perubahan buruk Ningning, Aca juga ingin membantu Ningning keluar dari pergaulan bebasnya. Tapi apalah daya Aca, Ningning tadi menolak dengan keras bahwa Aca tidak bisa ikut campur dalam semua urusan yang di lakukan Ningning.

Memang pada dasarnya Ningning yang tidak mau berubah dan ditambah lagi dengan adanya Anum sekarang. Yang selali support Ningning dalam keburukan.

Dan sekarang Aca hanya ingin menenangkan pikirannya saja. Berdebat dengan Ningning menguras suara dan otak Aca.

Terdiam cukup lama bersama Aisyah, Aca lupa kalau disini masih ada Aisyah yang menunggunya. Aisyah duduk persis di samping Aca.

Tidak mengganggu ketenangan Aca dulu, Aisyah memilih diam menunggu Aca yang bercerita ataupun tidak.

Salsabila🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang