Selamat membaca💚.
Aca sedang menunggu Ningning di parkiran dengan Aldo. Ningning beralasan mengambil uang didalam lokernya. Menyuruh Aca dan Aldo untung menunggu di parkiran saja.
Sedari tadi Aldo sudah menggerutu karna panasnya siang ini disuruh menunggu di luar. Sedari tadi Ningning juga belum menampakkan dirinya.
"Ini kemana sih teman kamu, Ca? Panas loh ini." gerutu Aldo.
"Iya bentar bg, sabar."
Terlihat dari kejauhan Ningning tengah berlari. Entah apa yang membuat Ningning ini lama sampai diparkiran.
Setibanya di depan Aca dan Aldo, Ningning mengatur pernafasan nya dulu. Berlarian disaat siang dengan panas yang cukup menyengat.
"Maaf beb, tadi susah cari kertas nama buku yang bakal dipinjam. Sekalian uang gue yang tinggal di loker." ucap Ningning.
"Oh yaudah, ayok." balas Aca.
Aca segera menaiki motor Aldo, begitupun dengan Ningning yang menaiki motornya. Kita berangkat sambil beriringan.
Alangkah serunya ini kalau semisalnya Ningning dan Aca yang pergi berdua tanpa ada Aldo disini.
Mereka bisa menghabiskan waktu bersama. Tapi semua tidak seindah ekspetasi, harus menghadapi realita yang seharusnya. Ditemani oleh Aldo yang super dingin dan datar.
Karna jarak dari sekolah ke perpustakaan kota tidak terlalu jauh. Mengabiskan waktu 10 menit mereka sudah berada di gedung yang cukup besar yang banyak menyimpan buku buku.
Aca dan Ningning bergandengan masuk diikuti Aldo dibelakangnya. Aldo terus mengawasi gerak gerik orang sekitar yang menurutnya sedikit mencurigakan.
Dan juga Aldo pasti tetap mengawasi kegiatan yang dilakukan Aca. Aca dan Ningning berdiri didepan rak rak tinggi yang menyimpan banyak buku sambil memilih buku yang diperlukan.
Sedangkan Aldo duduk angkuh di kursi yang tersedia di perpustakaan ini.
Ningning sedikit merapatkan tubuhnya kearah Aca, "Bukunya udah cukup ca, kita pergi main yok." bisik Ningning.
"Mau kemana ning? Itu ada bg aldo," balas Aca.
"Iya gue tau ca. Kita muter muter sini aja gitu."
"Ning, gue nggak bisa. Kapan kapan aja ya. Gue usahain dapat izin."
"Ah lo mah gitu terus."
"Lo kan tau Abang sama papa gue gimana Ning? Sekali lagi gue bikin masalah bareng lo, kita nggak bakal bisa temanan lagi."
"Gue mau kenalin teman baru gue sama lo ca." singkat ini.
Seketika tubuh Aca menegang mendengar penuturan dari Ningning. Aca berusaha sekuat mungkin untuk terus bisa temanan sama Ningning. Karna Aca tau keluarga nya tidak akan mengizinkan Aca mempunyai teman sekalin Ningning.
Dan lihat hari ini, Ningning malah mengenalkan orang baru pada Aca. Selama bertahun berteman Ningning tidak tau kah jika Aca sulit berteman dengan orang baru, jangankan berteman untuk bertemu saja Aca akan gugup.
"Trus maksudnya gimana?" heran Aca.
"Ya kita berteman bertiga, eh tunggu bentar gue panggil dia dulu." balas Ningning dan langsung berjalan cepat meninggalkan Aca.
Melihat Aca ditinggalkan temannya, Aldo segera menghampiri Aca.
"Hey, kenapa?" tanya Aldo lembut.
"Eh gapapa kok, bg." jawab Aca.
"Itu teman kamu kemana?"
"Keluar sebentar,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Teen FictionAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...