Selamat membaca.
Pagi hari yang indah, Aca memulai harinya dengan gembira. Telah selesai permasalahan Aca dengan Bima semalam, membuat Aca merasa lega.
Sarapan seperti biasanya, dengan segala aturan yang berlaku. Aca yang tengah duduk bersebelahan dengan sang mama.
Selesai sarapan, Juna beranjak dari duduknya terlebih dahulu. Membuat semua orang merasa kebingungan.
"Papa mau kemana itu, ma?" tanya Aca.
"Mama juga nggak tau." jawab Amira.
"Ini aku mau berangkat,"
"Yaa tungguan aja dulu sampai papa nya balik." dingin Cakra.
"Iyaa." balas Aca.
Selang beberapa menit, akhirnya Juna kembali ke meja makan sambil menyerahkan ponsel Aca yang pernah disitanya.
Aca yang menerima uluran ponselnya itu dengan sedikit bingung. Tidak biasanya Juna memberikan ponsel ini begitu cepat dan apalagi kemarin Aca juga ketauan mempunyai androin dua.
"Gunain dengan baik!" tegas Juna.
"Iyaa, makasiii pa."
"Hmm. Sana berangkat." ucap Juna lalu mengulurkan tangannya untuk disalami oleh anak anaknya.
Semakin baik mood Aca pagi ini, semoga kedepannya tidak ada masalah lagi antara Aca dan keluarganya.
Berangkat sekolah Aca diantar sopir, kedua abangnya tidak bisa mengantarkan Aca. Mereka buru buru untuk ke kampus. Sama sama ada kelas pagi keduanya.
.
.
.Sesampainya dikelas, Aca sudah melihat Ningning duduk manis di kursinya. Cukup lama Aca tidak bersekolah karna segala macam permasalahan ini.
Aca segera menghampiri Ningning, "Hallo bebb, apa kabar?" tanya Aca.
"Eh lo udah sekolah?" sewot Ningning.
"Ya seperti yang lo liat, cantik."
"Gue kangen banget sama lo. Lo sama sekali nggak bisa dihubungin. Kalau gue samperin kerumah ntar gue diamuk Juna lagi."
"Hehh! Bapak gue itu,"
"Heheh santai bestie."
"Iyeee,"
"Tugas lo masuk semua kan?" tanya Ningning.
"Masuk lah, ya kali nggak Ning. Bisa bisa di amuk bg Bima gue."
"Iyaa yahh, Abang lo gila nilai juga."
"Bukan gila nilai juga sih, tapi lebih ke mentingin tanggung jawab gue. Dia juga nggak terlalu acuh sama nilai gue."
"Oh iyaa iyaa,"
"Papa, sama bg Cakra juga gitu. Nilai mah nggak penting buat mereka. Asalkan gue rajin sekolah Ama bikin tugas aja."
"Seru juga ya kek gitu."
"Ya seru sih iyaa, tapi lo juga harus siap siap mereka tiap hari nanya tugas gue."
"Bagus lah yang penting mereka nggak marah marah kalau nilai lo jelek."
"Yaiyalahhh keluarga gue gitu Lo!"
"Tapi terlalu posesif." ejek Ningning.
"Ya mau gimana lagi, bestie. Selesai masalah makan mie itu gue juga langsung dapat masalah baru."
"Masalah apalagi?"
"Kata bg Bima gue ngelawan dia."
"Eh kok bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Teen FictionAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...