Assalamualaikum, semua!
Aku kembali nih, udah lama nggak up Aca. Seneng loh udah selesai ujian.Selamat membaca,
Dengan lesu Aca berjalan menuju kamarnya, mengistirahatkan badan nya lelah dengan segala masalah hari ini.
Aca juga harus segera menyelesaikan masalahnya dengan Ningning segera, Aca memang sedikit kecewa pada sahabat satu satunya itu.
Melihat tindakan yang Ningning tadi siang membuat Aca berpikir panjang,
apakah Aca akan tetap menerima Ningning disaat bersamaan juga harus menerima kehadiran Anum yang sudah menjadi teman Ningning?
Rencananya nanti malam Aca akan bertemu dengan Ningning. Juna telah memberikan kesempatan kedua pada Aca, ia harus bisa memperbaiki hubungan pertemanannya dengan Ningning.
.
.
.Sekarang Aca tengah berkumpul dengan keluarganya di ruang tengah, selepas makan malam dan sholat magrib tadi yang diimani oleh Juna di mushola didalam masion megah ini.
Setelah itu Juna memberi perintah pada semua anggota keluarganya untuk duduk sekedar berkumpul bersama.
Aca tengah duduk bersebelahan dengan mamanya dan juga Cakra. Aca tengah memikirkan berbagai alasannya yang digunakan untuk keluar malam ini.
"Papa," panggil Aca.
"Hm?" balas Juna tanpa menoleh sedikitpun pada anak gadisnya. Hanya fokus pada tv yang tengah menayangkan berita internasional.
"I-zin keluar boleh?" lirih Aca.
"Nggak liat langit udah gelap Ca?"
"Mau ke-temu Ningning aja kok."
"Besok aja,"
"Tapi--
"Aca, jangan membantah!"
"Iya,"
"Papa mau ngomong serius sama kamu." tegas Juna mengambil posisi duduk lebih tegap menatap ketiga anaknya.
"Amira, duduknya segeseran ke ujung. Biar Bima yang duduk disana."
"Kenapa harus?" tanya Amira.
"Bisa turutin saja,"
"Yaudah." balas Amira lalu menggeser sedikit badannya kesamping memberi ruang untuk tempat duduk Bima.
"Bima bisa tolong matiin tv dulu," titah Juna.
"Kan ada remotnya sama papa." jawab Bima.
"Lupa naro dimana."
"Hm iya." balas Bima.
Setelah ketiga kakak beradik itu duduk bersama dengan Aca ditengah kedua pangerannya.
Aca tidak tau apa yang akan di bicarakan oleh papanya ini. Terlihat begitu serius sampai sampai mengumpul ketiga anaknya untuk duduk bersama.
"Kalian pernah mencoba pacaran?" tanya Juna tenang tapi seakan menguncang batin Aca mendengar nada tenang nan dingin keluar dari mulut Juna.
"Bima nggak pernah pa." singkat Abang sulung.
"Aku juga, jangankan pacaran buat dekat sama laki laki aja bakal langsung ditegur kan?" jawab Aca.
"Cakra?" dingin Juna.
"Eh i-ya." gugup Cakra.
"Kamu nggak denger pertanyaan papa tadi?!"
"Cakra dengar kok."
"Trus jawabannya?"
"Pernah pa, tapi cuma 3x kok."
![](https://img.wattpad.com/cover/274336192-288-k647468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Teen FictionAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...