Selamat membaca💚.
Aca berdiam diri di dalam ruangan Bima. Entah apa yang dikerjakan oleh Bima saat ini, Bima membuat Aca menunggu lama sudah lebih dari 3 jam Aca hanya menonton tayangan film di komputer meja Bima.
Karna merasa sangat bosan Aca memutuskan untuk keluar sebentar melihat keadaan diluar ruangan Bima.
Tapi belum sempat Aca beranjak dari duduknya sudah ada orang yang masuk dan yang pasti itu bukan Bima.
Lelaki itu menatap dingin kearah Aca, "Lo adeknya Bima?" tanya lelaki itu.
"I-yaa." balas Aca.
"Gua mau pake ruangan ini bentar buat rapat. Maaf kalau ngeganggu lo."
"Yaudah gapapa."
"Kalau terlalu berisik lo nunggu diluar aja. Palingan 10 menit."
"Gila lo nyuruh dia tunggu ke luar. Nggak ingat lo tadi perintah ketua, jangan sampai adiknya nunggu diluar." potong salah satu dari mereka.
"Daripada dia keganggu."
"Nggak us----
"Dia keluar bareng gua!" tegas Bian yang baru saja masuk. Bian adalah anak dari teman Juna yang pernah ketemu dengan Aca dirumahnya.
"Ngapain Lo kesini?!" sarkas anggota Bima lainnya.
"Lah gue jemput adek teman gua." jawab Bian santai.
"Nggak ada ya Bian, dia adek ketua gua. Jangan buat masalah disini." tegas lainnya.
"Lo pada sensian banget sih. Gua bawa duduk di depan doang. Daripada disini dia keganggu sama pekerjaan kalian." jelas Bian.
"Gua juga nggak bisa gitu aja nyerahin adek ketua sama lo Bian."
"Lo tanya aja sama dia, kenal nggak sama gua." saran Bian.
"Adek ketu, kenal sama dia?" ucap salah satu dari mereka.
"Ke-nal bg." gugup Keyra.
"Okee, Lo boleh cuma bawa dia ke kursi depan Bian!"
"Iyaaa. Ayok Ca." ajak Bian.
Aca sedikit bingung dengan kondisi saat ini. Entah karena apa semua orang ini berantem. Sangat gugup sekarang, seisi ruangan ini diisi oleh para lelaki ditambah lagi dengan wajah mereka yang terkesan seram.
Karena Aca termenung, Bian memutuskan untuk menghampirinya lalu memegang pergelangan tangannya guna membantu Aca berdiri.
Acha yang terkejut dengan sentuhan dari orang lain ini, langsung saja melepaskan tangannya, "Jangan pegang tangan aku." tegas Aca.
"Oh oke oke. Ayo keluar." Ajak Bian.
"Iya." Singkat Aca, terlebih dahulu meninggalkan semua orang ini keluar dari ruangan Bima.
Setelah di luar ruangan, Aca memilih duduk di kursi panjang yang jauh dari jangkauan Bian.
Aca benar-benar tidak mau dekat dengan Bian, tadi saja Bian dengan berani menyentuh tangan Aca.
Bian yang cukup heran dengan sikap Aca ini, kenapa bisa Aca menjauh darinya sedangkan mahasiswa kampus ini berusaha untuk berdekatan Bian.
Karena penasaran lalu Bian menggeser duduknya berada di samping Aca.
"Jauh-jauh dari aku!" tegas Aca.
"Kenapa gitu?" Tanya Bian.
"Aku nggak suka. Tolong jauhan sana duduknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Teen FictionAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...