27!

1.1K 94 33
                                    

^Selamat membaca^



Didalam kamar Aca kembali hanya berdiam diri. Sungguh Aca sangat ingin berkunjung ke pesantren kepunyaan abba Aisyah, tapi mau bagaimana lagi Bima sudah menentang kemauan Aca. Dengan terpaksa Aca menuruti kehendak dari Bima untuk saat ini tidak ingin melanggar perintah sang abang sulung.

Didalam kamar Aca hanya berguling guling diatas kasur, kepikiran untuk mengajak Aisyah saja kesini. Tapi kan tetap saja harus seizin Bima dulu. Kenapa juga semua hal harus seizin abang Aca dulu, kan Aca juga ingin melakukan apapun tanpa ada larangan.

Mencoba keberuntunganya dengan meminta izin Bima dulu, agar mengizinkan Aisyah untuk berkunjung di rumah Juna. Mencari ponselnya di atas nakas, mencari nomor Bima.

"Assalamualaikum bg bima."

"Waalaikumsalam, apa lagi Ca?"

"Hm itu aku mau ajak Aisyah kesini boleh nggak bg?"

"Kenapa lagi sih?! Biasa kamu juga sendirian dirumah kan?"

"Iyaa sih, tapi kali ini bener bener sepi bg,"

"Udah diam aja dirumah, jangan banyak tingkah Ca!"

"Bg kali ini aja kok, Aisyah kan juga baik."

"Bukan berarti abang selalu izinin kamu melakukan banyak hal dengan Aisyah, Ca! Tetap bakal abang pantau."

"Kerumah Aisyah nggak boleh, Aisyahnya kesini juga nggak boleh. Trus apa yang dibolehin sama abang?!"

"Aca, jangan bertingkah sekarang. Cukup diam dirumah!"

"Abang kok gitu sih? Kali ini aj--

"Nggak boleh Aca! Kamu ngerti nggak sih ucapan abang?!"

"Yaudah iya iya, nggak bakal kemana mana. Aku tetap dirumah, abang tenang aja."

"Awas kamu pergi ya, ngelangkah kerumah rumah aja abang kurung kamu ya Ca!!"

"Abang kejam."

"Biarin, orang kayak kamu harus ditegasin Ca!"

"Hm iya iya, bawain chatime nanti ya bg, minum yang ada boba nya gitu."

"Nggak bisa abang pulang malam, kamu juga udah tidur."

"Aku tungguin,"

"Trus mau begadang, Ca?!"

"Sekali doang loh bg."

"Tidur tetap jam 9 malam, lewat dari jam itu kamu tanggung resikonya sendiri."

"Bg bima bener bener nggak asik!"

"Bodo, kalaupun iya mau chatime itu nanti abang gojekin aja."

"Udah nggak mau, abang jahat hiks"

"Ngapain nangis sih Ca?"

"Abang tuh jahat banget, nggak sayang sama adeknya sendiri hiks, udah lah sana abang selesain urusanya. Jangan peduli lagi sama a--

"Diam Aca! Banyak omong kamu ya, udah sana istirahat."

"Assalamualaikum, bg bima jahat."

Setelah mengucapkan salam Aca segera mematikan panggilan terlpon, tanpa menunggu jawaban Bima. Menyesal rasanya berbicara dengan Bima lebih baik seperti tadi tidak perlu meminta izin lagi. Bima yang tidak pernah mengerti apa keinginan Aca.

Sudahlah pusing memikirkan hal ini, lebih baik Aca tidur siang saja. Melupakan sejenak rasa kesalnya pada Bima. Lihat lah nanti Aca akan cuekin Bima ini. Biarlah seperti itu saat ini.

Salsabila🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang