Selamat membaca💚
Setelah selesai dengan urusan rumah sakit Aca dan Amira segera pulang.
Jangan sampai mendapat masalah karna tidak langsung pulang.Aca ingin kembali kekamarnya, tapi belum beberapa langkah Aca berjalan tangannya sudah ditahan Amira.
"Bersih bersih Ca, ganti baju lalu sholat zuhur ini udah jam 1. Selesai sholat kebawah makan siang bareng mama." titah Amira.
"Habis sholat aku mau tidur langsung aja ma lagipula aku juga nggak lapar." balas Aca.
"Makan siang Ca." tegas Amira.
"Yaudah iyaa."
"Jangan lupa sholat Ca. Kamu nggak mau kan dipukul rotan ama papa."
"Iyaa iyaa mamaku." balas Aca lalu pergi meninggalkan Amira berjalan menuju kamarnya.
Dan sesampainya dikamar Aca melaksanakan perintah Amira.
Selesai makan siang, Aca pergi kekamarnya untuk tidur siang sekaligus beristirahat. Jam sudah menunjukan sekitar 2 siang.
.
.
.Aca terbangun disaat azan ashar berkumandang. Berjalan ke kamar mandi dengan lesu. Berwudhu dan menjalankan sholat ashar.
Sekitar 20 menit Aca siap dengan sholat dan beberesnya. Karna masih jam 4 sore aja memutuskan untuk mandi nanti saja.
Aca berjalan keluar kamar dan ingin pergi kedapur. Mengambil minum dan beberapa cemilan. Keadaan rumah masih sepi abang dan papanya belum pulang. Sedangkan Amira mungkin didalam kamarnya.
Duduk di kursi meja makan dengan cemilan bronis ditangan Aca. Dan segelas air putih.
Trus Aca kepikiran pengen jajanan didepan komplek rumahnya. Sudah lebih dari 3 kali Aca mencoba jajanan itu dan berakhir ketagihan.
Tapi Aca tidak semudah itu untuk keluar rumah. Aca memikirkan cara keluar rumah dengan mudah dan tidak menimbulkan kecurigaan.
Aca dilarang Juna untuk tidak memakan makanan yang tidak sehat dan higienis. Apalagi ini jajanan dijual di tepi jalan pasti Juna akan memarahi karna makan sembarang.
Sedang berpikir sambil memakan bronis ini tiba tiba Aca dikejutkan dengan kedatangan Bima disampingnya.
"Mikir apaan?" tanya Bima dingin.
"Eh bg bima." gugup Aca.
"Kamu mikir apaan? Sampai nggak sadar abang berdiri disini."
"Nggak ada. Aku cuma melamun."
"Ooh. Habis bronis itu, pergi mandi ntar keburu magrib."
"Iyaa bg." balas Aca lalu berjalan meletakkan piring bronis ke tempat pencucian piring.
Aca berjalan mencari keberadaan Ibuk ingin menyampaikan rencanya pada ibuk. Sibuk berkeliling disekitar dapur, tiba tiba ibuk sudah berdiri di belakang Aca.
"Astaga." pekik Aca.
"Eh maaf ibuk ngagetin Aca ya?" balas Ibuk.
"Gapapa buk. Ada yang mau aku tanyain ke ibuk."
"Mau nanya apa?"
"Ibuk kapan belanja bulanan?" tanyq Aca.
"Ibuk belanja tiap minggu non. Emang ada apa ya?"
"Sekarang ayok kita belanja." ajak Aca.
"Harus sekarang banget ya Non?"
"Iya buk. Aku juga ada yang mau dibeli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Salsabila🌻
Ficção AdolescenteAku yang selalu saja berada lingkup keluarga yang bisa dibilang toxic. Papa yang selalu mengurungku dalam rantai yang diciptakannya. Semua kegiatan yang akan aku lakukan harus seizin papa dulu. Aturannya yang begitu banyak menuntutku harus tunduk d...