32!

1.2K 60 7
                                    

Entah ketakutan apa yang dirasakan Juna, banyak ketakuan yang selalu menghampiri pikiran Juna mengenai anak bungsunya itu. Setelah memastikan lelaki yang mengaku teman Aca  pergi barulah saatnya Juna bertanya siapa laki laki tadi. Sebenarnya hal ini bukan masalah besar masalah yang gak harus diperpanjang tapi kalau Juna tidak bertanya akan ada rasa yang menganjal. 

Membawa tangan sang anak berada diantara kedua tangan besar milik Juna, menggenggam tangan Aca begitu hangat, "Dia siapa Ca?" tanya Juna lembut tapi seakan mengintemidasi Aca dengan tatapan datar yang selalu setiap saat Juna layangkan pada siapapun.

"Aku gak tau pa dia siapa." jawab Aca.

"Lah kok dia ngaku jadi teman kamu?"

"Mungkin dia emang kenal Aca disekolahan pa, tapi bener Aca gak tau dia siapa. Entah abang kelas atau seangkatan Aca."

"Yakin Ca? Kamu tidak mencoba membohongi papa kan Ca?"

"Pa ayolah mana mungkin Aca membohongi papa."

"Mencoba berbohong dengan papa, kamu tau ya akibatnya."

"Iyaa pa,"

"Kenapa sih Jun? Biarin aja kali aja punya teman co--

"Untuk ini gua gak bisa mentolerir ya kak! Kalau masalah ini gua gak biarin satu orangpun ikut campur. Kalau masalah ini gua mohon kak sependapat sama gua. Aca bakal selalu ada dipengawasan gua! Gua yang bakal cari suami yang baik untuk dia." jelas Juna.

"Yaudah iyaa iyaa, Ca dengerin tuh ucapan papa kamu. Gak ada cerita bermain dengan cowo ya!" tegas Brian juga.

"Iyaa dad, aman kok." balas Aca.

"Ini jabwal berangkat lo jam berapa sih?"

"Bentar lagi, kepengen banget gua cepat pergi deh."

"Bukan gitu kak, Aca mau belajar ini,"

"Anak lo jangan terlalu dipaksa belajar bangett."

"Iyaa,"

.
.
.

Setelah sekian banyak drama di bandara tadi, akhirnya Juna beserta anaknya pergi kesebuah restoran guna untuk makan siang yang bertepatan sekarang sudah masuk waktu makan siang. Juna yang sendirinya mengendarinya mobil dengan Aca dikursi penumpang dan beserta Alkana dan Aldo dikursi belakang.

"Kita makan siang diluar dulu." ucap Juna.

"Yuhuu makan enak, mau makan dimana nih pa?" sahut Alkana.

"Liat nanti aja Alka, papa punya rekomendasi restoran."

"Okedehh."

"Kaya gak pernah makan enak aja lo!" balas Aldo.

"Aldo! Yang sopan sama abangnya!" tegur Juna.

"Iyaa pa,"

"Minta maaf ke Alka sana!"

"Eum.. maaf bang." ucap Aldo.

"Haha iyaa dek iyaa, makanya yang sopan sama abangnya sendiri. Karna gak sopan ditegur kan lo." balas Alkana.

"Iyaa," balas Aldo, ia sangat malas jika berada di sekitar papanya ini. Karna akan banyak teguran lain yang akan diterima Aldo. Pada dasarnya memang Aldo yang lebih mendominasi Alkana. Apapun perintah Alfo pada sang abang, ia mau Alkana menurutuinya selalu.

"Udah abang ribut mulu deh." balas Aca.

"Hehe biasalah Ca, abang adek mah gitu." balas Alkana.

"Iyain deh ya."

Dan tak terasa kita telah sampai di restoran yang dimaksud, karna owner restoran ini teman Juna dan beberapa kali Juna juga sudah pernah makan direstoran ini. Para karyawan sudah mengetahui bahwa yang datang ini adalah teman baik dari bos mereka, Juna dipersilahkan masuk dan mengantarkannya ke ruangan VIP memberikan layanan dengan baik. 

Salsabila🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang