30!

863 71 20
                                    

Selamat membaca!

Tidur dengan perasaan tidak baik seperti ini membuat Aca bisa begadang sepanjang malam. Pikirannnya kalut mendengar keputusan sepihak dari Juna tadi. Tidak ada satupun orang yang bisa membantunya Aca untuk membujuk Juna kembali memikirkan keputusannya tadi. Lebih dari 2 jam Aca hanya bolak balik diatas kasurnya, matanya yang tidak bisa diajak kerjasama. Aca membutuhkan tenaga lebih untuk berdiskusi lagi dengan Juna walaupun pada akhirnya keputusan Juna tidak akan bisa dirubah segampang itu. Dan ya apa salahnya Aca mencoba terlebih dahulu. Semoga keberuntungan sekali saja berpihak pada Aca. 

Sekarang sudah menunjukkan pukul 3 pagi, Aca belum tidur sama sekali dan jangan sampai papanya dan kedua abang Aca mengetahui hal ini, akan membuat Aca dalam masalah baru. Mencoba mencari ketenangan keluar kamar dulu, keadaan rumah sudah gelap hanya penerangan minim memang keadaan rumah Juna ini disaat malam hari memang sudah dimatikan yang dihidupkan hanya lampu tidur disetiap sudut rumah. 

Melangkah pelan Aca mengayunkan kakinya keluar pintu kamar. Mengendap endap seperti seorang maling yang tengah memasuki rumah orang kaya pada malam hari. Berjalan berhati hati menuju dapur, mencoba membuka lemari pendingin mencari minuman yang dapat menyegarkan setidaknya sedikit pikiran Aca. Setelah mendapatkan minuman soda tersebut Aca membawanya ke meja makan, diam hanyut dalam pikiran meminum seteguk demi seteguk soda ini. Berpikir dengan tenang dan diam didalam keheningan malam. Aca sudah bisa menebak apa yang akan terjadi dipagi hari nanti. 

Terlalu sibuk dengan pikiran sendiri, Aca tidak menyadari Cakra tepat berdiri dibelakang kursi yang Aca duduki ini. Dengan sangat pelan Cakra mencoba mengambil kaleng minuman dari tangan Aca, sedangkan sang adik tetap tidak menyadari kaleng minumannya telah berpindah tangan. Cakra yang sudah tau apa yang terjadi ia sebagai abang yang baik juga akan cepat memahami situasi yang ada saat ini. 

Dengan sangat pelan Cakra menyentuh bahu kiri Aca guna menyadarkan Aca dari lamunannya, "Aca ngapain disini?" tanya Cakra. 

"Eh bang cakra, kenapa ada disini?" ucap Aca yang masih mencoba memahami situasi saat ini

"Seharusnya abang yang nanya begitu sama kamu Ca, ngapain kamu malam malam gini didapur, trus minum soda lagi?" balas Cakra sambil mengambil tempat duduk disebelah Aca. 

"Siapa yang minum soda?"

"Aca mencoba membohongi abang cakra kamu ini?"

"Abang liat gak aku megang minuman soda?"

"Aca, abang peringatkan satu kali lagi. Jangan bohongin abang ya Ca."

"Iya maaf ya bang, aku juga bingung kemana minuman aku udah gak ada disini lagi."

"Udah abang buang tuh ke tempat sampah." balas Cakra sambil menunjuk tempat sampah disamping lemari pendingin.

"Lah kok bisa?" ucap Aca dengan keterkejutannya, Aca dibuat bingung sendiri dengan apa yang didengarnya.

"Kok kamu bisa sebegitu gak sadar kalau minuman kamu udah abang buang Ca?"

"Kapan abang ngambilnya? Daritadi minuman itu aku pegang trus kok."

"Makanya jangan kebanyakan melamun kamu Ca, emang kamu lagi mikiran apa?"

"Cara ngomong sama papa, buat masalah yang tadi itu bang. Aku gak mau homeschooling." adu Aca yang sedikit merengek kepada abangnya.

"Abang gak bisa bantu banyak Ca, kalau udah berurusan sama papa susah. Tapi sebisanya nanti abang bantu ngomong sama papa deh." 

"Makasiii banyak ya abang."

"Iyaa sayang, tapi jangan terlalu berharap sama abang Ca. Kamu tau papa gimana Ca? kalau udah keputusan dia bakal keras kepala gak ada yang bisa bantah keputusan yang dia buat dengan alasan apapun. Tapi berdoa saja semoga keberuntungan berpihak kepada kamu ya."

Salsabila🌻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang