Malam hari tiba dimana mos akan berakhir dengan ditutup oleh acara party sekolah untuk memperingati ultah sekolah dan merayakan penerimaan siswa baru zee masih bermalas malasan di tempat tidur setelah menyelesaikan sholatnya.
Tak lama dari itu aldo mengetok pintu kamar abangnya "bang" panggil aldo.
"Masuk" ucap zee.
"Lah lu kenapa ga siap siap sih" tanya aldo.
"Siap siap? mager gue lu aja deh perwakilan" zee yang tetap fokus pada gamenya itu.
"Yaudah ka anin buat gue ya karna lu ga dateng" ucap aldo.
"Ya jangan lah bego ka anin kan punya gue lu cuman jagain aja"
"Dah hus hus ganti baju yang ganteng wangi jalan gih gue jaga rumah jangan lupa klo mau keluar kunci lagi pintu gue" zee mengusir adiknya itu.
Aldo menuruti kemauan zee dan menutup pintu kamar zee dan kembali ke kamarnya untuk ganti baju karna dia sudah mandi jadi tinggal memakai baju formal.
Gracio menelfon aldo untuk menanyakan dimana dia sekarang "halo do dimana udh jalan?" Tanya cio disebrang sana.
"Blm nih gue masih dirumah kenapa?" Jawab aldo.
"Gue mau jemput lah sekalian jalan bareng lu sama zee"
"Bang zee gamau capek katanya lagi main game noh dikamar" ujar aldo.
"Yaudah sharelock rumah lu gue kesana bareng gito" cio memutuskan panggilan telfon itu dan menambah kecepatan mobilnya untuk segera sampai dirumah zee setelah aldo mengirim lokasi rumahnya itu.
Sesampainya cio dan gito mereka disambut oleh satpam dan bibi yang berkerja di rumah zee dan aldo sang bibi menyuruh kedua teman den aldo itu untuk naik keatas dimana kamar mereka berdua berada.
Aldo yang baru saja keluar dari kamar mengunakan kemeja yang dilapisi sweater serta celana jeans hitam dan sepatu Jordan berwarna putih lengkap di tubuh aldo dan tak lupa jam tangan serta hp ditangan kirinya.
"Dah yuk dia mau jaga rumah katanya" saat mata cio melihat nama zee yang mengantung dikamar depannya itu.
"Bentar ga lengkap klo ga ada dia gue telfon" cio menelfon zee.
Zee yang sebentar lagi akan mvp menjadi gagal karna ulah temannya itu
Gracio nama yang tertera disana tanpa dosa membuat zee kalah bermain game zee terburu buru mengangkat telfon itu dan ingin sekali memaki temannya itu."Apaan sih anjir gue kalah gara gara lu" ucap kesal zee.
"Lu dimana?" Tanya cio.
"Rumah lah mau dimana lagi" jangan heran ya kamar zee itu kedap suara jadi tidak bisa mendengar suara dari luar kecuali suara mamahnya yang sedang berteriak untuk membangunkan zee dari tidur panjangnya.
Cio mengetok pintu kamar zee dan si empu menjawab.
"Masuk aja bi gapapa zee lagi nelfon sih" ucap zee.
Cio yang di persilahkan masuk pun akhirnya membuka pintu kamar zee.
Zee menoleh ke arah pintu dia pikir itu bibinya ternyata itu cio yang sedang berbicara lewat telfon lalu cio mematikan hpnya dan tersenyum penuh arti ke zee.
"Yok gue tau lu gabut jalan ke party doang masa lu gamau sih zee ga pake lama 10 menit lu harus udh dibawah klo engga ka anin buat gue gausah bawa motor bareng aja nanti klo mau pulang bisa modus sama ka anin lu pulang bareng dia pake taksi karna gue tau lu selalu ditolak klo nganterin dia pake motor" cio dengan wajah menyebalkan itu pergi dari pandangan mata zee sebelum dirinya kena timpu bantal dia lebih memilih pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Istimewa [END]
Fiksi Remaja"setidaknya aku pernah hadir, dan dicintai olehnya sedalam itu" zee. "aku beruntung pernah dicintai oleh laki laki sehebat dirinya, selalu menjadikanku wanita yang tidak pernah merasa sendirian. dia zee lelaki terbaik yang pernah hadir dihidupku. te...