"merelakan bukan berarti menyerah, tapi menyadari bahwa ada hal yang tidak bisa dipaksakan."
.
.
.
.
.
.
.
.zee menitip absen kepada aldo, dia memang memakai seragam pada hari itu namun dirinya tidak berniat untuk kesekolah. dia masih butuh waktu untuk bertemu dengan anin lagi, zee masih berharap dirinya dan anin kembali lagi, namun semuanya sudah pupus. saat semalam keynal bertanya melalui telfon, bagaimana hubungan dia dan anin? mau tidak mau zee harus menjawab jika keduanya sudah tidak ada hubungan selain status adik dan kakak.
zee masih mengingat jelas percakapan dirinya dan keynal yang membuat zee jauh lebih sakit, benar jika dirinya hanya menjaga jodoh orang. anin menerima lamaran dari keluarga marvel.
"tuhan, setelah engkau mengambil cinta pertamaku tanpa aku melihat wajahnya terlebih dahulu, mengapa engkau juga mengambil dia yang sudahku jadikan rumah?" zee yang tengah terduduk di taman dia juga menyandarkan bahunya di kursi panjang itu.
ada yang patah tapi bukan ranting, ada yang retak tapi bukan kaca. jika semuanya hanya menjadi kebahagian semata, mengapa harus dia yang merasakan? tidak cukupkah dia di hianati sang ayah, mengapa cintanya juga.
lelah, itu yang sedang zee rasakan. dia ingin sekali meluapkan apa yang dia rasakan saat ini namun dengan siapa? dia harus mempersiapkan diri untuk bertemu dengan anin lagi di acara pertunangannya dengan marvel 3 hari lagi. apakah dirinya tidak pernah pantas untuk bahagia? mengapa? cinta orang lain selalu mulus sedangkan dirinya? yasudahlah.
-
-
-
-
-
-
-zee membenci hari ini, dia harus benar benar melepaskan anin untuk orang lain, zee memasang wajah sebaik mungkin dia tidak mau mengacaukan hari indah untuk kakak tirinya itu. semua teman teman zee dan teman teman anin menatap iba pada zee yang tengah menghelang nafas panjang. dia memamerkan senyum terbaiknya didepan teman temannya dan anin tentunya.
zee menatap wajah cio yang menatap dirinya dengan intens, zee mencoba mencairkan suasana. "gue emang ganteng yo, tapi gue masih suka cewe." zee memasang arloji di tangan kirinya itu. lalu bergabung di kursi yang sudah di sediakan. acaranya tidak terlalu megah namun dihadiri oleh teman kantor milik keynal dan juga teman kantor milik ayah marvel. ada risa dan nanda disana juga tengah berbincang.
lita menatap wajah zee yang terlihat lelah itu, dia tau bahwa lelaki itu sedang menakan rasa sakit yang teramat dalam. lita tau zee menyayangi anin, bahkan semua orang yang tau bagaimana zee memperjuangkan anin, bagaimana zee berani meminta langsung menjaga anin pada dirinya.
keynal menghampiri zee untuk meminta zee menemani anin dia ruangan tata rias, karna acara akan segera dimulai. zee diminta oleh keynal memanggil anaknya itu.
"maafin ayah zee" keynal menatap, wajah anak lelakinya itu. keynal tau zee terluka untuk kedua kalinya lagi.
"apasih yah, zee baik kok. oh iya dimana ka anin udah mau dimulai loh acaranya" zee berusaha mengalihkan semuanya dia ingin turut bahagia di acara ini.
keynal bahkan melupakan tujuannya menghampiri zee untuk apa, dia menunjukan kamar yang anin pakai untuk berias. zee mengangguk dan berjalan melangkah kakinya ke ruangan itu.
ceklek.... anin tengah duduk di depan meja rias itu, lalu menoleh kebelakang dia terlonjar kaget karna ada zee, dia terlalu berfikiran buruk tentang zee karna dia berfikir zee tidak akan datang. namun liatlah zee dengan lapang tersenyum ke arahnya memamerkan senyumnya itu seolah olah ini bukan hal yang menyakitkan.
zee menepuk bahu anin, hingga sang empu tersadar. "kenapa bengong, ayo acaranya udah dimulai tinggal kamu yang belum gabung" ucap zee.
"aku minta izin ya, pegang tangan kamu" zee menarik tangan anin keluar dari ruangan tata rias itu menuju tempat dimana marvel berada, setelah anin berada di hadapan marvel zee melepaskan tangannya pada genggaman anin. dia ikhlas melepaskan anin untuk marvel.
"langgeng buat hubungan kalian, vel jangan sakitin ka anin, dan kamu kak jangan pernah nyakitin marvel. selamat berbahagia, makasih udah ngizinin gue buat hadir di kehidupan ka anin vel." zee yang tadi berniat beranjak pergi untuk duduk terhenti karna ucapan marvel.
"gue yang harusnya makasih sama lo, karna lo udah ngejaga anin sebaik itu. bahkan gue harus belajar dari lo buat menghargai seorang wanita" ucapan marvel terdengar tulus kepada zee.
sejam lamanya acara itu dilaksanakan semua orang sudah mencar entah kemana, karna acaranya juga sudah selesai. zee sekarang berada di balkon tempat sewa gedung acara tadi di laksanakan. dia hanya sebentar didalam, dia hanya ingin merasakan udara segar untuk paru paru, dan kesehatan untuk hatinya itu. bohong jika zee baik baik aja, ini hanya pasal waktu.
terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah dirinya berdiri, zee memilih menikmati pemandangan kota dari arah balkon ini, sungguh disini jauh lebih baik membuat perasaannya tenang.
"zee" suara lembut itu terdengar lagi, bohong jika zee tidak merindukan suara panggilan dari anin, ingin sekali zee memeluk anin tapi di harus bisa menjaga sikap sekarang pada kakaknya itu.
"kenapa? kamu butuh sesuatu?" tanya zee sambil berhadapan dengan anin.
"engga, aku cuman pengen ketemu kamu aja. soalnya aku cari kamu di dalem ga ada." jawab anin jujur.
"kenapa?" zee bertanya balik.
"jangan suka aku kak, kamu mah maruk semuanya mau diambil" candanya saat dia melihat anin hanya termenung.
"kenapa kamu masih baik sama aku? bahkan aku udah jahat sama kamu, aku udah nyakitin kamu berkali kali, nuduh kamu, gapernah mau denger penjelasan kamu, bahkan aku juga selalu egois sama kamu. kenapa kamu masih disini, baik sama aku?" tanya anin tak terasa air matanya itu menetes, dia merasa sangatlah bersalah saat mendengarkan penjelasan dari keynal semalam itulah yang membuat anin terlonjar kaget saat zee menemui dirinya di ruangan tata rias.
"alasan cuman satu kak, jatuh cinta sama kamu ngebuat aku lemah. aku ga mungkin nyakitin seseorang yang berperan penting di hidup aku, kamu terlalu berpengaruh buat aku. aku gapapa, ngeliat kamu menemukan cinta sejati kamu udah buat aku bahagia, walaupun itu bukan tapi seenggaknya aku pernah hadir di hidup kamu, sebagai seseorang yang menemanin kamu walaupun endingnya ga harus bahagia"
"jika antartika adalah tepi bumi, mungkin antarkita hanya sebatas menganggumi. tenang aja rasa aku ini, cuman perihal waktu kok. anggap aku ini adik kamu, aku gapernah lupa sama kamu. kamu punya tempat tersendiri dihati aku" zee mengusap air mata yang mengalir dipipi anin.
sungguh dia merasa sakit melihat anin menangis, apalagi harus melihat dia merasa bersalah pada dirinya. bukankan konsukensi dalam mencintai seseorang kau harus mempersiapkan sesuatu hal yang baik dan juga buruk? bukankah begitu? saat kamu berani mencintai seseorang kamu juga harus siap kehilangan dirinya kapanpun. zee hanya mengikuti alur yang tuhan berikan, zee tidak bisa berbuat banyak dia hanya mempasrahkan dirinya pada tuhan bagaimana kisah cintanya itu.
anin sangatlah beruntung pernah menjadi pasangan zee, namun saat anin hendak memeluk zee lelaki itu malah mengalangi dengan tangannya yang ada didepan dada.
"main peluk peluk, punya tunangan juga" zee menghentikan pergerakan anin.
"pelukan buat adik sama kakak emang gaboleh?" rengek anin pada zee.
"minta izin sana sama tunangan kamu, main peluk peluk." zee menujuk kearah dimana marvel berada.
"gapapa kan?" anin berteriak pada marvel yang dibalas dengan senyuman.
"udah"
zee memeluk anin terlebih dulu "duh...bayi nurut banget si"
semua orang yang ada disana menatap lega terhadap zee, mereka sangat beruntung zee dengan lapang dada melepaskan anin. keduanya terlihat baik baik saja, tanpa menghiraukan rasa sakit. zee sudah memilih berdamai dan merelakan semua rasa sakitnya.
belajarlah mencintai seseorang saat tengah menjalin hubungan dengan ikhlas, sakit memang jika dia tidak menjadi milikmu. namun percayalah tuhan akan mengantikannya yang lebih baik."kita harus ketemu di kehidupan selanjutnya, buat jadi pasangan jangan kandas ditengah jalan kek gini" ucap zee sambil terkekeh dia masih memeluk anin, dan hanya mengganguk pelan tanda setuju tanpa melepaskan pelukan keduanya.
finally tamat sorry kalo endingnya gini, makasih udah baca cerita gue gaiss, makasih juga udah support gue dicerita ini. mungkin gue bakalan hiatus buat saat ini gabikin cerita dulu soalnya ada beberapa yang harus gue uruss. tapi galama kok ya mungkin 1 bulan wkwkwk. dadaa sampai bertemu di cerita selanjutnyaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Istimewa [END]
Teen Fiction"setidaknya aku pernah hadir, dan dicintai olehnya sedalam itu" zee. "aku beruntung pernah dicintai oleh laki laki sehebat dirinya, selalu menjadikanku wanita yang tidak pernah merasa sendirian. dia zee lelaki terbaik yang pernah hadir dihidupku. te...