Cukup lama anin menunggu zee terbangun dari tidurnya dia sudah meminta tolong kepada sisca dan juga aldo untuk membawa tas mereka untuk di bawakan ke perpus, hanya tersisa anin dan zee serta pengawas perpus yang biasanya akan menutup perpus lebih lambat sedikit karna masih ada siswa di sana.
"Ka lu bareng gue atau gimana?" Tanya aldo berbisik sambil menaruh tas zee di kursi kosong.
"Gue sendiri bawa motor tadi, sis bareng gue aja biar zee ga nganter" bisik anin.
"Jadi nyamuk dong, ga ah mending sama geby" tolak sisca.
"Kan gue baik motor sisca!"
"Zeenya biarin jalan sama lala, jadi kita ada waktu buat ngedekor kamar dia"
"Ngizinin lu?"
"Awas aja entar uring uringan" ledek sisca.
"Ga akan"
"Gue juga tau rumah dia itu gue. begitupun sebaliknya"
"Kalo gamau ngeliat gue bucin lu tunggu di parkiran" usir anin.
"Untung lu sahabat gue kalo bukan udah gue tuker tambah" ucap sisca.
Anin tak menghiraukan dia membiarkan sisca berserta aldo pergi darisana, aldo tertawa akibat perdebatan kakak kelasnya itu ternyata di balik wajah garang sisca dan anin jika di satukan akan terkesan komedi.
"Terus aja terus ketawain do" cibir sisca yang berjalan berdampingan dengan aldo.
"Kalian kocak."
"Depan doang keliatan garang ternyata lucu juga" ucap aldo.
"don't judge by the cover" jawab sisca.
"Kita ga segalak muka kita"
Aldo hanya memangguk dan berpisah dengan sisca untuk mengambil motornya itu.
Gracio yang baru saja bergabung bersamaan dengan mengandeng tangan shani dibelakangnya itu.
"Ka gebi"
"Cishani biarin sama aku aja hari ini aku males latian" ujar gracio.
Gaby hanya memberikan jempol untuk menjawab pertanyaan gracio dia beralih bertanya ke sisca apa sisca akan satu mobil dengan dirinya.
"Sisca bareng?" Tanya gaby.
"Bareng anin"
Gaby mengangguk dan memberitahu supirnya untuk pergi saja jika dia akan pulang dia akan menelfon.
"Gab terus lu kerumah zee naik apaan?" Tanya sisca.
"Bareng gue kak" Jawab gito yang dari tadi diam saja.
"Eh?" shani terkaget mereka sedang dekat atau gimana.
"Sejak kapan kalian deket?" Tanya sisca dengan keheranan.
"Baru sekarang kok, kan satu tempat tujuan biar ga ribet sama gue aja" alibi gito.
"Seru amat gue liat liat obrolan kalian apaan nih?" Tanya aldo yang baru saja mengeluarkan motornya.
"Ga ada dah ah yuk cabut" ajak gito.
"Kuy" ucap gracio meminjam helm milik aldo yangg kebetulan sering membawa dua.
Gracio memasangkan pengait di helm milik shani.
"Enak? Atau keberatan helmnya?" Tanya gracio sambil menundukan kepalanya untuk melihat shani.
"Iya enak kok ga keberatan juga" ucap shani.
Setelah dirasa shani nyaman nyaman saja dengan helm milik aldo dia menaiki motornya dan begitu pula dengan shani yang memegang bahu gracio untuk naik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Istimewa [END]
Ficção Adolescente"setidaknya aku pernah hadir, dan dicintai olehnya sedalam itu" zee. "aku beruntung pernah dicintai oleh laki laki sehebat dirinya, selalu menjadikanku wanita yang tidak pernah merasa sendirian. dia zee lelaki terbaik yang pernah hadir dihidupku. te...