Hari minggu pagi yang cerah ini tidak membuat seorang anak laki laki satu ini berdiam diri didalam lihat lah dia tengah bersiap dengan baju basket dan memasang sepatu basketnya itu tak lupa mengambil tas basketnya yang tergantung di pintu kamarnya.
Kaki anak laki laki itu menyusuri beberapa anak tangga untuk sampai kearah ruangan tv yang memperlihatkan sepasang suami istri tengah menyaksikan tayangan di layar lebar itu.
"Pagi ma pah" ucap zee.
"Pagi abang mau latian kah? Tanya papanya.
Zee hanya mengganguk dan bersalaman kepada keduanya pamit untuk pergi ke lapangan.
Namun saat dirinya ingin melangkah keluar kakinya berhenti karna panggilan seseorang siapa lagi kalo bukan adiknya kesayangan dia.
"Bang ini minggu rajin amat olahraga" aldo yang melihat abangnya berpakaian rapi dengan mata sedikit terbuka.
"Woh jelas dong kan gue mau jaga badan biar tetep sehat emang lu makan tidur mulu tuh perut buncit entar" ledek zee.
"Eh udah buncit ya"
"Halah badan doang bagus nyali ciut
deketin ka anin" aldo menyindiri balik abangnya itu."Dah ah debat sama lu ke depan sama bu kinal ga kelar kelar bye gue mau kelapangan dulu kalo mau nyusul nyusul aja" zee berlalu begitu saja meninggalkan adik serta kedua orang tuanya itu.
Zee mengambil skateboard yang sudah lama tidak ia pakai karna ada motor dan mobil.
"Udah lama ga skateboard nih coba aja masi jago ga ya?" Gumam zee pada diri sendiri.
Zee menyelempangkan tasnya ke bahu dia dan dia berdiri diatas skateboard walaupun pada awalnya sedikit kaku tapi zee bisa mengendalikan dirinya dan dia bisaa lancar dalam hitungan menit.
Tidak membutuhkan waktu lama dia telah sampai di lapangan basket yang biasa dia gunakan untuk latian bersama beberapa anggota anak basket lainnya serta coachnya juga ikut serta.
Tempat latihan zee berada di daerah komplek dirinya dan anin jika kalian ingin tau komplek rumah anin dan zee hanya berbeda blok saja anin berada di blok a sedangkan zee berada di blok d sangat dekat bukan ya mungkin itu sudah takdir kali ya dia dan anin memang di dukung oleh sekitar dan alam semesta.
Selain tempat latihannya zee dekat dengan rumah anin di tempat itu juga lebih luas dan nyaman jika di sekolah terus menurut mereka akan bosan jika selasa kamis serta jumat disana terus menerus sampai hari minggu tidak ada suasana baru akan cepat mengalami bosan jadi mereka sepakat jika minggu mereka akan berlatihan disana.
Kedua sahabat zee juga ikut serta dalam ekstrakulikuler basket ini siapa lagi kalo bukan gito dan cio terlihat mereka berdua telah pemanasan sepertinya mereka sudah datang dari tadi melihat mereka sudah berkeringat.
"Halo brader tumben rajin" zee menghampiri mereka sambil menaruh tas dan skateboardnya di pinggir lapangan.
"Gue sebenernya ngantuk cuman karna ga enak sama coach udah ga latian 2 kali ya gue dateng walaupun nih mata sayup" ucap gito dengan lemas.
"Gue sama lah kek gito cuman ga ngantuk tapi kurang disemangatin ayang" ujar gracio.
"Ayang ayang palalu orang punya orang juga" dagu zee seakan menunjuk kepada dua orang pasangan yang baru memasuki lapangan.
"Aduh jangan gitu zee kasian temen kita potek lagi hatinya gini ya brader gue jelasin resiko lu suka sama cishane gede pacarnya kapten basket saingan lu satu sekolah beda agama juga kan mending mundur cari yang seagama" tepuk gito pada bahu cio.
"Gue tau lu tulus sama dia tapi sayangin hati lu gue gamau temen gue galau karna cinta pertama ga akan semulus itu da-" ucapan gito terpotong karna coachnya itu telah memberikan perintah untuk segera berkumpul.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Istimewa [END]
Teen Fiction"setidaknya aku pernah hadir, dan dicintai olehnya sedalam itu" zee. "aku beruntung pernah dicintai oleh laki laki sehebat dirinya, selalu menjadikanku wanita yang tidak pernah merasa sendirian. dia zee lelaki terbaik yang pernah hadir dihidupku. te...