zee menghampiri anin dikelasnya itu melihat kekasihnya telah selesai piket untuk hari ini zee berjalan mendekati anin.
"ka" panggil zee.
"eh kok disini? ada apa?"
"ini kelas sepi banget. belum ada yang dateng kah penghuninya?"
"hm kenapa zee? ada yang pengen kamu omongin kok sampek nyamperin ke kelas?" karna zee tidak seperti biasanya jika ingin ada yang dia bicarakan bisa langsung chat kenapa harus jauh jauh menghampiri dirinya. apalagi dia sebentar lagi akan berlatih fisik untuk basketnya.
zee merasa gugup saat anin menatap dirinya walaupun tatapan anin terkesan biasa saja namun cukup membuat zee gugup "jangan dipotong saat aku ngomong, jangan menyimpulkan sesuatu sebelum aku cerita secara detail ke kamu. jangan ngira aku aneh aneh okey."
anin hanya mengganguk perasaanya seakan tidak enak sekarang membuat dirinya takut apa yang akan diucapkan zee pada dirinya.
"semalem...setelah aku pamit dari rumah kamu aku kerumah kalala, disitu bukan cuman kita berdua kok ada bibi mama kalala tapi aku disuruh nyamperin kalala diatas karna dia gamau makan sama minum obatnya. jelas jelas dia masih sakit kak jadi aku paksa dia buat minum obat setelah selesai aku udah mau balik di ga ngebiarin aku pergi" zee menjeda omongannya dia takut jika dia melukai perasaan anin ya walaupun dirinya tidak melakukan hal itu.
"kenapa zee?" anin sudah tidak sabar menunggu apa yang akan zee ucapakan tapi lelaki itu seakan mengantungkan ceritanya.
"hampir kiss tapi itu ga terjadi kak serius kita ga ngelakuin itu, setelah itu aku langsung pergi pulang kok" zee mengangkat dua jarinya dia tidak ingin anin mengira dirinya berbohong.
"aku ngomong kayak gini biar ga ada rumor yang ngebuat hubungan kita kedepannya jadi ada masalah kak, mending kamu ngedenger langsung dari aku bukan orang lain."
"banyak yang nunggu kita buat putus kak jadi sekecil apapun yang terjadi sama aku, aku bakalan cerita semuanya sama kamu. aku ngerasa kamu udah ngasi kepercayaan segitu besarnya ke aku jadi aku gamau ngecewain kamu."
"maaf kak" zee menudukan kepalanya dia merasa bersalah terhadap anin.
anin tersenyum zee dengan berani berbicara seperti itu pada dirinya walaupun dia cukup merasa marah terhadap lala tapi setelah mendengar zee bercerita seperti ini dia yakin zee akan selalu menjaga kepercayaan yang sudah anin berikan.
anin memeluk zee sebentar lalu dia melepaskan dia mengangkat kepala zee dan mengelus pipi zee "kamu gasalah aku yang makasi kamu udah berani cerita kayak gini ke aku, tetep kayak gini ya zee aku sayang banget sama kamu."
"ekhm..udah kali liat liatannya masi pagi juga" celetuk gracio yang entah dari mana tiba tiba muncul.
"entar setan lewat berabe untung kan gue sama gracio yang liat bang" sahut aldo.
wajah anin memerah karna ke gep oleh kedua teman zee dan salah satunya adiknya zee.
"ganggu aja" gumam zee.
"bang ayo lu udah dicari pak sofyan juga"
"kak aku duluan ya mau latihan" pamit zee.
"cio juga ikut?" tanya anin.
"engga deh kayaknya"
"semangat zee nanti kalo ada jam istirahat aku ke sana" memberikan semangat kepada zee.
"aku tunggu ya" zee berlalu meninggalkan anin dikelasnya menuju lapangan basket.
zee menuruni tangga mendapati seorang siswi memberikan coklat terhadap dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Istimewa [END]
Teen Fiction"setidaknya aku pernah hadir, dan dicintai olehnya sedalam itu" zee. "aku beruntung pernah dicintai oleh laki laki sehebat dirinya, selalu menjadikanku wanita yang tidak pernah merasa sendirian. dia zee lelaki terbaik yang pernah hadir dihidupku. te...