32

1.2K 171 10
                                    

anin masih menggerutu tidak jelas saat ayahnya tidak mengindahkan permintaanya, alasannya belum menemukan asisten cowo yang bisa menemani zee di amerika selain gina asisten sekaligus sekertaris kepercayaannya itu.

"yah itu ga ngerti, gina itu suka sama zee. dia juga suka ngegodain zee" jawab anin kesal.

"masa papa ngebiarin gitu aja, pokok kalo asistennya masih gina. anin ikut gamau tau" jawaban itu mutlak sudah tidak bisa diganggu gugat jika anin sudah seperti itu.

"papa juga ngapain ngasih zee asisten yang seksi gitu kalo khilap gimana?"

"cari kek yang lebih sopan gitu, udah beruntung anin ngizinin zee ke amerika. ini malah ngotot ditemenin gina, emang diperusahan papah ga ada sekertaris yang lain apa?"

"nin, om billy belum pulang dari singapura jadi yang biasanya papa andelin dia.  dia yang bisa nemenin zee, yang free sekarang tuh cuman gina ga ada yang lain. papa janji bakalan ngasih kamar yang beda antara zee sama gina mereka ketemu juga pas kerja doang kok" bujuk keynal pada putrinya.

zee merasa pening dikepalanya, sangatlah sulit membujuk pacarnya. jika sudah seperti ini karna anin adalah tipe cewe yang jika keputusannya sudah A dia tidak akan mengubahnya menjadi B.

anin menghentangkan kakinya menaiki tangan itu dengan perasaan kesal, dia membanting pintu kamarnya dengan keras. hingga bunda ayah dan zee yang berada di ruang tamu terlonjar kaget.

"aduh..." ucap mereka serempak

"pah, zee ke atas ya" jawaban zee mendapat anggukan dari kedua orang tuanya.

tok..
tok..
tok..

"babe.. buka dulu dong aku mau ngomong sama kamu"

"ga.. zee jahat gamau nurut..." terdengar seenggukan dari suara kekasihnya itu, zee membuat anin menangis terkutuklah dia.

zee mendorong pintu itu dan menutupnya kembali saat sudah berada di dalam kamar anin, dia mengelus puncak kepala kekasihnya yang tengah duduk di kasur miliknya.

"aku janji ga akan deket sama ka gina, aku bakalan sering ngehubungin kamu babe..."

"seminggu lama zee, aku gamau jauh jauh." anin masih tetep dengan pendiriannya tetap tidak mengizinkan zee pergi.

"gimana setelah aku pulang dari amerika, kita spending time berdua terserah kamu mau bawa aku kemana?" tawar zee pada anin.

tawar zee cukup menarik bagi anin, dia mencoba menerima tawaran itu. tapi dengan syarat tentunya.

"kalo dia deket deket kamu atau ngajak kamu keluar dengan alasan yang ga jelas, gausah. kamu boleh keluar sama dia cuman waktu kerja."

zee mengganguk tanda mengerti, zee saat akan beranjak dari duduknya melihat tangan anin yang tidak melepas lengannya itu membuatnya bertanya.

"aku mau packing dulu abis itu temenin kamu bobo" ucap zee.

tanpa aba aba anin mencium bibir zee tidak lama hanya persekian detik dan itu hanya menempel, help... jantung zee berdetak lebih keras dari biasanya.

"heh.. kok ga bilang"

anin tersenyum genit kearah zee dan mengalungkan tangannya di leher zee, sumpah zee tengah meneguk ludahnya dengan kasar.

"biar kamu inget aku disini"

okeee zee mengaku kalah sekarang, bisa tidak dia disini saja tidak meninggalkan kekasihnya itu.

"aku bantuin ya." anin berlalu begitu saja meninggalkan zee yang termenung di kamarnya itu. anin hanya terkekeh melihat kekasihnya itu.

percayalah zee hanya berani memancing dirinya setelah di beri langsung lelaki itu akan mematung.

Dia Istimewa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang