"Apa maksudmu berpelukan dengannya?! Kau sungguh tidak menganggapku ada lisa! Hikzzz!""Sayang, aku hanya--"
"Hanya apa? Hanya ingin menyakitiku?? Iya?!" Jennie bicara dalam mode nge-gas, di bakar api cemburu membuatnya hilang kendali yg masih tandukan. Menatap sang suami yg berdiri tenang dalam kamar.
"Bahkan kau mencium keningnya, kau keterlaluan lisa!" Sambungnya dengan mata kucingnya yg sudah berkaca kaca.
"Dia adalah sahabatku, kau tau itu ma. Apalagi kami sangat jarang bertemu jadi aku rasa wajar jika kami saling berpelukan" pungkas lisa bicara lembut dengan tampang tenang. Tidak tau jika perasaan sang istri hancur berkeping keping, andai tanduknya bisa lisa lihat tanduk itu memanjang yg emosinya menambah. Bahkan wanita itu sudah meneteskan air mata merasa dirinya tidak di hargai.
"Iya sahabat. Sahabat cintamu kan?!" Kata jennie sekilas menepis air matanya yg jatuh.
Lisa menghela nafas kemudian ia menggapai tangan jennie, namun di tepis kilat oleh sang empu.
"Kau tau aku hanya mencintaimu ma! Chaeng adalah sahabatku yg tidak mungkin bisa putus seumur hidupku. Tapi percayalah, soal rasa tidak ada untuknya. Aku menyayanginya pasalnya dia sahabatku. Tidak lebih. Mama tenang ya?" Ujarnya lembut kian mengelus pipi basah milik jennie.
"Malam ini kau tidur di lantai!" Ketus jennie sebelum akhirnya melangkah keluar kamar, meninggalkan lisa yg menunduk dengan rasa bersalahnya.
.
"Sayang..." panggil jennie lembut yg melihat kim duduk termenung di balkon kamarnya.
Kim hanya menoleh beberapa detik kian kembali menatap lurus. Memandang kosong ke arah luar.
Pria itu sedang menggalau karna patah hati.Jennie turut serta mendudukan diri di samping kim yg diam membisu.
"Kau ini tampan, tidak perlu khawatir soal wanita. Di luar sana masih banyak wanita cantik yg menyukaimu, jadi tidak perlu seperti ini" tutur jennie lembut seraya mengusap bahu kim yg tidak bereaksi sama sekali.
"Jangan bersedih, jika kim seperti ini mama juga sedih sayang. Kembalilah menjadi kim yg selalu ceria dan heboh. Mama tidak suka melihatmu seperti ini kim"
"Bukankah kim adalah lelaki kuat? Tidak pantas lemah begini hanya karna patah hati. Apalagi kalian belum memiliki hubungan lebih kan? Dia juga tidak menyukai pria. Park shin menyukai sepupumu" ucap jennie berusaha sabar memberi keterangan pada putranya.
"Ayolah sayang, semangat ya? Jangan begini" katanya lagi mulai kesal sendiri begitu tidak mendapatkan respon dari kim. Lantaran kim seperti bisu dan tuli.
"Sabar jen! Sifat begini bukan menurun dariku! Ini pasti dari lisa. Menjengkelkan!" Gerutu jennie dalam hati.
"Nanti mama akan ke rumah kakek, mau ikut tidak?!" Jennie berusaha sabar meski rasanya kesal atas sikap kim yg tidak merespon setiap ucapannya.
"Biarkan dia sendiri. Susah sekali mendengarkan kata kata orang tuanya! Jangan di ajak bicara dulu ma. Sepertinya dia butuh waktu sendiri" celetuk lisa yg ternyata membututi istrinya saat keluar kamarnya tadi. Berdiri di belakang jennie yg kian menoleh dengan masih jutek. Jennie mendelik yg dirinya masih di selimuti api cemburu. Jennie berdiri lalu mendekati lisa.
"Tidak mungkin aku membiarkan putraku melamun sendiri di saat patah hati. Lihatlah! Dia bahkan seperti tidak mendengar ucapanku" keluh jennie setengah kesal. Suasana hatinya sedang buruk di tambah kim bersikap demikian padanya yg nambah kesal dan sang suamilah akhirnya yg menjadi pelampiasan rasa dongkolnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa)
FanfictionHaruskah ini kujadikan takdir? tidak!! aku juga manusia biasa yg ingin bahagia dan menikmati hidupku layaknya pada umumnya_LISA