Season 2 (05)

10.4K 742 115
                                    

Tak tega melihat orang yg amat di cintanya meringkuk di emperan kedinginan seperti anak jalanan bahkan badannya sudah terciprat air hujan yg terus berjatuhan. Ia sudah terisak hatinya ikut sakit melihat Lisa yg belum menyadari kehadirannya. Wanita tersebut mengusap air matanya ia lantas berjongkok sambil meletakan payungnya kemudian menatap Lisa lekat lekat. Tangannya terangkat untuk menyentuh wajah Lisa yg pucat. Di raba dengan hati hati kemudian rabaan menjadi usapan lembut. Sontak Lisa kaget dan menoleh. Merasa tidak percaya pada orang yg berada di hadapannya Lisa berulang kali menggesek matanya berharap itu hanya mimpi atau halusinasinya sajah. Tapi orang tersebut nyata dan jelas ada di depannya.

"Ma-mama!" Ucap Lisa spontan dan langsung bangkit ia lantas menatap wajah yg ternyata istrinya

Jennie hanya diam dengan genangan air mata yg menderas.

*bruk

Lisa terkejut begitu tubuhnya di tubruk oleh istrinya bersamaan suara tangisan yg pecah.
Akhirnya Lisapun diam sambil melingkarkan tangannya pada bahu istrinya. Lisa pun ikut menangis serasa tak percaya jika yg kini memeluknya adalah istrinya yg sudah mengusir dirinya.

"Maafkan aku" ucap Jennie serak dan semakin merapatkan tubuhnya hingga badan Lisa hampir kejengkang

"Kau tidak salah sayang. Aku yg minta maaf padamu sudah menyakiti hatimu! Maafkan aku!" Balas Lisa tak jarang mengusap ngusap kepala bagian belakang istrinya

Jennie diam di sela isakannya.

Cukup lama seperti itu...

"Kau harus pulang, hujannya semakin deras tidak baik untukmu, apalagi kau belum sembuh sepenuhnya. Ingat pesan dokter!" Ujar Lisa lembut mengingat istrinya baru keluar di rawat

"Kita pulang" ajak Jennie melepaskan pelukannya

"Tapi-" ucapan Lisa menggantung seolah masih takut pada istrinya

"Kita bahas nanti di rumah. Sekarang ayo pulang aku takut dede menangis karna essy sudah tidur"  seakan bebas dari jepitan batu Lisa merasa senang atas ucapan Jennie

"Ayo.." Lisa berdiri sambil membantu Jennie

Begitu keduanya berdiri Lisa menatap Jennie teduh

"Kenapa ke sini? Hujannya sangat deras, kondisimu belum stabil" Ujar Lisa

"Karna aku tidak ingin pagi pagi mendengar berita ada orang yg meninggal akibat kedinginan dan aku menjadi janda" datar Jennie seraya mengusap lengannya

Lisa menelan ludah sambil meringis pelan tapi ia merasa bahagia setidaknya istrinya masih peduli padanya hingga menyusulnya.

"Ayo!" Jennie merangkul lengan Lisa yg sempat bengong

"I-iya" Sahut Lisa gagap sambil mengikuti langkah istrinya menerobos derasnya hujan dan sepayung berdua.
Karna sering kali ada cahaya kilat Jennie terpaksa harus sering menyusupkan wajahnya pada dada suminya sambil berjalan di susul teriakan pelan karna takut. Lisa tersenyum setiap kali mendapatkan kelakuan istrinya yg kagetan.

Beledug

"Aaaa daddy..." spontan Jennie merangkak naik ke badan Lisa hingga kakinya melingkar di pinggang Lisa, kaget begitu ada petir dadakan. Beruntung payung tak lepas dari tangan Jennie hingga masih terlindungi dari derasnya hujan.

Lisa mendongak untuk menatap wajah istrinya kemudian di susul senyuman hangat seolah senang pada kebiasaan istrinya yg sudah ia hafali.

Jennie yg tadinya menutup mata perlahan ia membuka matanya karna tau suaminya hanya diam..begitu Jennie membuka mata wajahnya hampir beradu dengan suaminya

-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang