Season 3.(5.)

2.4K 212 24
                                    

TAMAN.

Mawar menangis sejadi jadinya setelah menahannya sejak tadi, ia menangis menumpahkan semua kesedihannya, membasahi baju seseorang yg tengah mememluknya. Yhap! Mawar telah menemui seseorang di taman sini, dengan setia mendengarkan keluh kesahnya. Curahan isi hatinya telah ia beberkan kepada oranf tersebut, setidaknya mawar tidak terlalu menahan sesak sendiri setelah membagi sedihnya dan bercerita. Pikirannya sedikit tenang sekarang.
Mawar yg bukan tipikal orang terbuka tetapi kepada orang tersebut ia tidak menutupi masalahnya, ia selalu terbuka padanya, seseorang yg selalu ada untuknya entah itu bertemu atau lewat telpon...

"Hikss....hiks!"

Tubuh mawar berguncang seiring tangisan dengan wajah menyusup pada dada seseorang yg membiarkan mawar mengrluarkan kesedihannya agar gadis itu merasa lega.

30 menit...
Mawar berhenti dari tangisannya yg tinggal suara tarikan hidungnya sesekali, duduk menghadap lurus dengan sendu.

"Ibumu melakukan itu karna dia ingin menjaga hatimu agar tidak terluka, jadi jangan salah faham mengartikan kata katany" ucap orang di sampingnya tak jarang membelai rambut panjang mawar

"Rach orang baik, tidak mungkin menyakitiku! Aku tau betul dia seperti apa. Kami satu kelas jadi aku tau latar belakangnya seperti apa termasuk sikap sifatnya" jelas mawar serak

"Iya aku faham, tapi yg namanya orang tua waspada itu pasti terhadap anaknya. Lagipula sebaik apapun manusia kita tidak ada yg tau kan kapan hatinya berubah?"

"Aku hanya tidak mengerti dengan sikap mama. Aku sudah dewasa jadi sudah tau mana yg baik dan mana yg buruk, aku bisa menjaga diriku sendiri dan berjalan pada jalan yg positif"

"Terkadang orang tua memang suka berlebihan tapi mungkin dia hanya terlalu menyayangi anak anaknya dan tidak ingin anaknya terluka. Jadi turutilah semasih kau bisa, tidak ada salahnya menuruti keinginan orang tua...orang tua seseorang yg melahirkan kita dan mengurusnya sampai tumbuh besar, sedangkan kekasih? Dia hanya orang baru yg tidak begitu wajib untuk kita pilih apalagi statusnya masih berpacaran belum sah jadi milik kita"

"Kenapa kau malah ikut menyudutkanku?! Bukankah kau juga sudah pernah jatuh cinta? Pasti kau mengerti yg tidak perlu ku perjelas" mawar mendelik pada orang di sampingnya yg tersenyum hangat

"Sudahlah...sebaiknya kau fokus belajar! Tanpa kekasih bukan berarti hidupmu mati kan?!" Kata orang itu di campur candaan lengkap dengan senyum lembut lalu meluk mawar kembali

"Kenapa kau seolah olah menjadi ibukku?!" Seru mawar cemberut di dalam dekapan seseorang

"Jika kau mau, mari kita jadi ibu dan anak, tapi aku masih muda tak pantas jadi ibumu. Pantasnya jadi kekasihmu" katanya di susul cekikikan dan langsung mendapatkan pukulan pelan di bahunya

"Mana bisa!" Bantah mawar seraya mengeratkan pelukan yg nyaman.

"Kau kan tau aku menyayangimu, mari kita berpacaran!"

"Aku tau! Kau sendiri juga melarangku untuk berpacaran, bagaimana bisa?! Tapi Mari saling menyayangi... " kata mawar membalas candaan

"Mereka tidak akan curiga jika kita berpacaran!"

"Jangan mengada ngada! Aku tidak ingin mati muda di bunuh oleh orang tua kita"

"Kenapa? Apa karna kita satu gender?"

"Iya...tapi karna ikatan kita juga"

Lalu mereka tertawa bersama melupakan kesedihan mawar.

🍍





"Kenapa?"

Jennie yg tengah berdiri di depan jendela kamarnya menoleh untuk melihat seseorang yg memeluknya dari belakang, lalu jennie mengusap pipi yg nempel di bahu kirinya sementara tangan kiri mengusap tangan yg melingkar di perutnya.

-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang