Thirty Four(Bonus)

12.5K 805 81
                                    

"Daddy, kenapa sekarang daddy tidak menemui kim lagi? Daddy sudah lama tidak mendatangi kim, apakah daddy sudah melupakan kim karna sudah di gantikan oleh dede lice? Kim sedih dad. Daddy sudah melupakan kim. Kim kesepian"

"Kim..."

"Kim tau daddy sekarang sudah berbahagia dengan mama yg sudah berubah, bersama essy dan dede bayi. Kim sangat bahagia daddy. Tapi kim tidak ingin terlupakan oleh kalian..hikss.. kim sangat sedih dad...kim ingin daddy tidak berhenti untuk menyayangi kim meski kim sudah tidak ada di dunia daddy...hikss..."

"Kim...tidak sayang! Daddy tidak pernah melupakanmu apalagi berhenti untuk menyayangimu..tidak!"

"Kim sangat merindukan daddy...daddy sudah satu bulan tidak menemui kim.."

"Kim...sayang...maafkan daddy-"

"Lisa.."

"Kim.."

"Lisa, bangun, kau kenapa?"

"Kim...tidak...jangan pergi sayang"

"Lisa..!"

"KIIIMM...."

Nafas Lisa tak beraturan begitu kini sudah duduk. Wajahnya di penuhi oleh keringat dingin

"Sayang...kau memimpikan kim?" Jennie ikut bangun dan menutup dada polosnya dengan selimut. Di usapnya lengan sang suami yg kini tengah mengusap wajahnya dengan gusar

"I-iya sayang" jawab Lisa pelan sambil menoleh ke arah istrinya

"Daddy mau ke mana?" Tanya Jennie yg tau suaminya turun dari ranjang

"Aku harus menemui kim. Aku sudah melukai hatinya. Kita sudah lama tidak menjumpainya karna kesibukanku" Ujar Lisa fokus sembari mengenakan CD serta pakaiannya kembali

Jennie menatap jam dinding di sana jarum jam menunjukan pukul 01:30 dini hari

"Tapi ini masih pagi buta dad" Ucap Jennie lembut namun Lisa tidak peduli itu ia mengambil jacketnya dari lemarinya dan segera memakainya

"Aku ikut" Akhirnya Jennie pun tidak bisa melarang suaminya yg tau usahanya akan sia sia

"Tidak perlu. Nanti dede akan bangun. Biar aku sajah sendiri" Ucap Lisa sambil menatap Kim Lice yg lelap di ranjang khusus bayi di sisi ranjangnya

"Tapi aku tidak mungkin membiarkanmu pergi sendiri di pagi hari seperti ini. Aku juga merindukan kim" Jennie menatap suaminya yg kini duduk di sampingnya

"Aku tidak apa apa, lebih baik kau tidur kembali kita bisa pergi ke sana lagi siang" Lisa mengusap kepala Jennie

"Tapi-"

"Dede sendiri, bagai mana jika dia menangis?" Sela Lisa

Jennie pun diam dengan kebingungannya.

"Sudah..lain kali kita bisa pergi siang ke sana. Sekarang tidur ya?" Lisa mencoba membaringkan tubuh sang istri dengan lembut yg akhirnya di turuti oleh sang empunya

"Hati hati" Seru Jennie menatap Lisa sedikit khawatir

Lisa tersenyum sebagai respon kemudian mencium kening Jennie sebelum akhirnya berlalu dari sana.
Jennie pun berusaha menutup matanya kembali meski perasaannya gelisah.



.

Tiba di tempat kuburan. Lisa segera turun dari mobilnya sedikit tergesa gesa tujuan pertama ia mengarahkan matanya tentu sajah ke makam Kim namun seketika bulu kunduknya berdiri begitu melihat ada sesuatu berbentuk serba hitam tepat berjongkok di depan kuburan Kim. Cahaya remang remang dan hanya di sorot oleh cahaya rembulan malam tidak terlalu jelas bentuknya apalagi masih jarak lumayan jauh. Namun Lisa melihat pergerakannya di sana. Meski sedikit takut Lisa memberanikan diri untuk melangkah mendekat. Justru ia takut itu akan merusak makam Kim atau mengganggu ketenangan putranya di sana.
Melangkah dengan mengedap ngedap dengan tujuan matanya tidak lepas dari yg merupakan makhluk tidak jelas tersebut. Tujuan Lisa akan memboyong dan memukulnya hingga kini ia sudah membawa sebatang ranting lumayan besar. Begitu tinggal dua meteran Lisa terdiam saat mendengar isakan serta suara yg sangat familiar di indera pendengarannya. Lisa semakin mengintenskan pendengaranya untuk memperjelan suara tersebut.

-Tenggelam Dalam Dosa- (Jenlisa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang